BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Aberdeen Lepas Sebagian Saham Holcim Indonesia, SMCB Terus Meroket dan Masuk UMA

Bareksa18 Oktober 2018
Tags:
Aberdeen Lepas Sebagian Saham Holcim Indonesia, SMCB Terus Meroket dan Masuk UMA
Gerai Solusi Rumah Holcim di Blitar (Company Website)

Saham SMCB selama sepekan terakhir meningkat 22,38 persen dan setahun terakhir terbang 101,8 persen

Bareksa.com - Standard Life Aberdeen Plc, perusahaan investasi asal Inggris ini telah melepas saham PT Holcim Indonesia Tbk (SCMB) sebanyak 394,23 juta unit saham dengan harga Rp1.059-Rp1.092 per sahamnya.

Berdasarkan dari keterangan yang diberikan Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi tersebut dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2018 dan 9 Oktober 2018. Nilai transaksi tersebut mencapai Rp417,49 miliar hingga Rp430,5 miliar.

Pada 5 Oktober 2018 lalu, diawali dengan transaksi kepemilikan saham perseroan sebelumnya, yakni 791,5 juta unit saham menjadi 755,7 juta saham. Kemudian, transaksi yang dilakukan pada 9 Oktober 2018 hingga jumlah kepemilikan saham Aberdeen di Holcim Indonesia berkurang menjadi 397,27 juta unit saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebelum transaksi tersebut, jumlah kepemilikan saham Aberdeen di SMCB adalah 791,5 juta saham atau 10,32 persen lalu setelah transaksi menyusut menjadi 397,27 juta saham atau 5,18 persen.

“Kami menulis keterangan ini untuk memberitahukan sejak 9 Oktober 2018, Standard Life Aberdeen Plc sekarang memegang 397,27 juta unit saham SMCB atau setara dengan 5,184 persen dari total saham yang dimiliki perusahaan,” ujar Wannaporn Sirijiwanont,Oprations Standard Life Aberdeen Plc dikutip dari CNBC Indonesia pada 18 Oktober 2018.

Keterangan tersebut menyusul dengan pemberitahuan BEI yang memasukkan SMCB sebagai pengawasan bursa karena pergerakan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) sejak 11 Oktober 2018.

Meskipun pergerakan harga saham dinilai tak wajar, saham SMCB selama sepekan terakhir meningkat 22,38 persen.

Lonjakan harga saham SMCB dalam beberapa waktu terakhir juga diduga akibat rumor divestasi saham. Pemegang saham pengendali SMCB, LafargeHolcim perusahaan asal Swiss yang menguasai 80,64 persen saham Holcim Indonesia melalui anak usahanya, Holderfin B.V. Lafarge dikabarkan akan melepas kepemilikan sahamnya. Kabar ini sudah santer sejak 2 bulan lalu.

Nama-nama perusahaan yang disebut-sebut tertarik melego saham SMCB di antaranya perusahaan semen China Anchui Conch, perusahaan semen Jepang Taiheiyo Cement Corp, hingga PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan HeidelbergCement AG, pemegang saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 Oktober 2018, pukul 15.49 saham SMCB melonjak 7,38 persen jadi Rp1.745 per saham dari penutupan kemarin.

Illustration
Sumber : Bareksa

Dalam setahun terakhir, saham SMCB terbang 101,8 persen dari sebelumnya di harga Rp805 per saham pada 18 Oktober 2017 menjadi Rp1.625 per saham pada penutupan perdagangan 17 Oktober 2018.
Illustration
Sumber : Bareksa

Catatkan Pendapatan Rp7,37 Triliun Hingga September 2018

Holcim Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan 12 persen menjadi Rp2,92 triliun pada periode Juli hingga September 2018. Kontribusi terbesar berasal dari volume penjualan sebanyak 3 juta ton dari kebutuhan sektor perumahan dan infrastruktur.

"Hingga akhir September 2018, penjualan meningkat 7 persen menjadi Rp7,37 triliun," kata Presiden Direktur SMCB Gary Schutz dalam keterbukaan informasi, Rabu (10/10).

Bahkan, kenaikan EBITDA perusahaan tersebut sudah mendekati 30 persen dibandingkan kuartal III 2017.

"Kami telah mencapai kinerja yang sangat baik dengan memanfaatkan tren di pasar sejak kuartal II 2018 dan ini jadi momentum yang baik bagi kami untuk meningkatkan harga jual rata-rata," jelas Gary.

Holcim menargetkan pertumbuhan penjualan di atas 6 persen pada akhir 2018. Peningkatan EBITDA juga akan terbantu oleh program program efisiensi, termasuk dengan mengoptimalkan saluran distribusi, produksi dan pemanfaatan bahan bakar alternatif.

Di sisi lain, SMCB juga sangat mendukung upaya pemerintah untuk terus berinvestasi dan mengedepankan pembangunan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih mengingat pasokan semen nasional yang tengah melonjak.

Holcim berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk penyerapan hasil produksi semen nasional. Apalagi, SMCB mengklaim adanya kelebihan pasokan yang berdampak pada tekanan harga.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua