51 Persen Saham Freeport akan Jadi Milik Inalum, Saham ANTM Meroket
Pada hari ini, Kamis, pukul 14.23 WIB, harga saham ANTM meroket 4,35 persen menjadi Rp835
Pada hari ini, Kamis, pukul 14.23 WIB, harga saham ANTM meroket 4,35 persen menjadi Rp835
Bareksa.com- Jika tidak ada aral melintang, pukul 16:00 hari ini, 27 September 2018 di Ruang Sarulla, Gedung Sekjen, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), akan dilakukan finalisasi Divestasi Saham Freeport.
Di mana akhirnya Pemerintah Indonesia, melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan memiliki saham mayoritas di PT Freeport Indonesia sejumlah 51 persen setelah selama ini hanya memiliki 9 persen.
Sejak Kontrak Karya I di tahun 1967, melewati berbagai kasus dan isu serta 6 presiden, baru sekarang di tahun ke 51, Freeport kembali menjadi milik indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam perjanjian yang ditandatangani, 40 persen participating interest (PI) Rio Tinto sudah dikonversi menjadi saham PTFI. Inalum juga membeli saham milik Freeport McMoRan Inc untuk mendapat tambahan 5,4 persen saham. Ditambah saham milik pemerintah, maka Inalum menguasai 51 persen saham PTFI.
Kerja sama ini menjadi sentimen positif bagi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan posisi Freeport ketika mayoritas sahamnya telah dimiliki Inalum akan menjadi sejajar dengan ANTM.
Hingga perdagangan hari ini, Kamis, pukul 14.23 WIB harga saham ANTM meroket 4,35 persen menjadi Rp835 dari sebelumnya hanya Rp805.
Harga Saham ANTM Intraday
Sumber: Bareksa.com
"Penanganan Freeport itu ditangani kebanyakan oleh tenaga Freeport. Memang ada kemungkinan beberapa produk, katakanlah diharapkan nanti subject to feasibility study-nya, misal anode slime, ada potensi disinergikan dengan ANTM, untuk bisa dimurnikan menjadi emas dengan precious metal refinery-nya," ujarnya.
Anode slime atau lumpur anoda merupakan hasil tambang yang dapat diolah menjadi emas. Potensi atas produksi lumpur anoda itu di Freeport disebut memiliki kapasitas 6.000 ton per tahun yang bila dialihkan menjadi emas, dan akan menjadi 60 ton emas.
Akan tetapi, Arie tidak bisa memastikan berapa banyak dari kapasitas itu yang akan disinergikan dengan ANTM. Sebab, dengan adanya sinergi tersebut kedua belah pihak masih harus tetap mengejar keuntungan masing-masing.
"Walau sister company atau sesama BUMN, tidak bisa penunjukan langsung. Tetap saja kan," ujar Arie.
Arie menilai sinergi tersebut belum bisa dipastikan karena akan ada hitungan lebih lanjut. Semua akan tergantung pada bagaimana studi kelayakan terkait sejauh mana realisasi potensi sinergi tersebut.
Penjualan Emas ANTM Meroket di Semester I 2018
Sepanjang semester I 2018, Aneka Tambang mencatatkan kenaikan penjualan emas hingga 385 persen. Pada periode tersebut penjualan emas ANTM mencapai 13,1 ton. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama pada tahun lalu 2,7 ton.
"Kalau tahun lalu semester I jual emas 2,7 ton, tahun ini 13,1 ton. Jauh, lompat. Akhir tahun target kami mencapai 24 ton," tutur Arie.
Peningkatan itu memang disebut sebagai hasil dari strategi pengembangan pasar oleh perseroan, yang turut menunjang kinerja perusahaan menjadi positif di tengah harga emas yang tengah rendah.
Selain itu, produksi feronikel ANTM pada periode yang sama juga melonjak 33 persen menjadi 12.400 kilogram (kg). Namun jumlah tersebut belum mencapai separuh dari target perusahaan sepanjang tahun ini.
"Bila dibandingkan dengan periode semester pertama tahun lalu jauh meningkat, karena kalau kita bicara tahun lalu sepanjang tahun memang hanya produksi 21.700 kg. Target tahun ini naik menjadi 26.000, semester I sudah tercapai mendekati 50 persen," jelas Arie.
Untuk semester II 2018, Arie yakin produksi ANTM akan menunjukkan hasil yang lebih baik dari semester pertama. Dia berharap harga emas yang tengah turun bisa segera membaik.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.