Divestasi Freeport Indonesia Segera Rampung, Saham ANTM Meroket Diborong Asing
Investor asing sudah memborong saham ANTM sejak awal September meski harganya turun
Investor asing sudah memborong saham ANTM sejak awal September meski harganya turun
Bareksa.com - Harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) melesat pada perdagangan hari ini Kamis, 27 September 2018, seiring dengan sentimen peningkatan kinerja dan proses divestasi saham Freeport Indonesia yang akan rampung sore ini.
Di Bursa Efek Indonesia, investor asing terpantau mengincar saham emiten tambang milik negara ini.
Saham ANTM hingga pukul 14.11 WIB hari ini menguat 4,35 persen ke Rp840 dan sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp845. Telah terjadi transaksi senilai Rp72,3 miliar terhadap saham ANTM di Bursa Efek Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Investor asing juga terpantau memborong saham ANTM dengan nilai beli bersih hingga saat ini senilai Rp9 miliar. Saham ANTM menjadi salah satu dari 10 besar saham yang paling banyak dibeli asing pada hari ini.
Dalam perdagangan hari ini, broker Merril Lynch Sekuritas Indonesia (ML) menjadi pembeli terbesar saham ANTM dengan nilai beli bersih (net buy) Rp6,2 miliar.
Selain itu, UBS Sekuritas Indonesia (AK) juga membeli bersih saham ANTM senilai Rp2,3 miliar dan Morgan Stanley Sekuritas Indonesia membeli Rp1,1 miliar.
Keterlibatan investor asing sudah terlihat sejak awal bulan ini, yang terus memborong saham ANTM senilai Rp54,6 miliar sejak 3 September 2018.
Namun, secara month to date, harga saham ANTM justru melemah 7,4 persen dibandingkan Rp870 pada akhir Agustus 2018.
Salah satu sentimen positif bagi pergerakan saham ANTM adalah rampungnya proses divestasi saham Freeport Indonesia, yang menjadikan Republik Indonesia menguasai 51 persen saham produsen emas di Papua tersebut.
Pengambilalihan saham Freeport Indonesia dilakukan melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang juga merupakan induk dari ANTM, dan akan diselesaikan melalui sales & purchase agreement (SPA) pada sore ini.
Penandatanganan SPA ini merupakan tindak lanjut dari Head of Agreement (HoA) yang sudah ditandatangani pada 12 Juli 2018.
Sebelumnya, diberitakan Inalum akan mengeluarkan dana US$3,85 miliar atau sekitar Rp53 triliun untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di Freeport Indonesia dan 100 persen saham PT Indocopper Investama milik FCX. Indocopper merupakan pemilik 9,36 persen saham Freeport Indonesia.
Potensi Sinergi
Dengan adanya divestasi Freeport Indonesia dari tangan Freeport-McMoRan Inc yang berbasis di Amerika Serikat, Antam memiliki potensi sinergi yang menguntungkan bagi operasi bisnisnya.
Bila Freeport Indonesia bersinergi dengan Antam, pasokan anoda slime Antam akan lebih aman karena selama ini Freeport banyak mengekspor bahan baku emas tersebut.
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, sebelumnya mengatakan posisi Freeport ketika mayoritas sahamnya telah dimiliki Inalum akan menjadi sejajar dengan Antam dan ada kemungkinan untuk bersinergi.
"Memang ada kemungkinan beberapa produk, katakanlah diharapkan nanti subject to feasibility study-nya, misal anode slime, ada potensi disinergikan dengan Antam, untuk bisa dimurnikan menjadi emas dengan precious metal refinery-nya," ujarnya.
Anode slime atau lumpur anoda merupakan hasil tambang yang dapat diolah menjadi emas. Potensi atas produksi lumpur anoda itu di Freeport disebut memiliki kapasitas 6.000 ton per tahun yang bila dialihkan menjadi emas, dan akan menjadi 60 ton emas.
Akan tetapi, Arie tidak bisa memastikan berapa banyak dari kapasitas itu yang akan disinergikan dengan Antam. Sebab, dengan adanya sinergi tersebut kedua belah pihak masih harus tetap mengejar keuntungan masing-masing.
Kinerja Kinclong
Berdasarkan keterangan resmi Antam, total penjualan bersih unaudited Perseroan pada Semester I tahun 2018 tercatat sebesar Rp11,85 triliun, tumbuh sebesar 293 persen dibandingkan periode Semester I tahun 2017.
Hal ini ditopang oleh komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perseroan, menyumbang Rp8,2 triliun atau 69 persen dari total penjualan bersih unaudited semester I 2018.
Volume penjualan emas ANTAM tercatat 13.760 kg atau tumbuh 317 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan penjualan tersebut seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia ANTAM.
Penjualan feronikel pada semester pertama tahun ini tercatat sebesar 12.879 TNi atau naik sebesar 94 persen dibandingkan periode pertama tahun lalu.
Penjualan feronikel di Januari-Juni 2018 merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih unaudited ANTAM, menyumbang Rp2,53 triliun atau 21 persen dari total penjualan bersih unaudited semester I 2018.
Kenaikan harga nikel dunia juga mendukung kinerja ANTM. Harga nikel sudah naik 55 persen sepanjang tahun ini.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.