Berita Hari Ini : BUMI Bayar Tranche A US$48,52 Juta, S&P Naikkan Rating ANTM
PLN butuh Rp80 triliun, WSKT incar divestasi tol Rp3 T, PII jamin risiko proyek tol Rp124 T, investor ELTY datangi OJK
PLN butuh Rp80 triliun, WSKT incar divestasi tol Rp3 T, PII jamin risiko proyek tol Rp124 T, investor ELTY datangi OJK
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 11 Juli 2018 :
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Perusahaan tambang milik Grup Bakrie ini terus menjalankan agenda bersih-bersih utang. Emiten yang sekarang punya tagline perusahaan batu bara terbesar dengan valuasi price earning ratio (PER) termurah ini baru saja kembali menebus sejumlah dana untuk membayar salah satu instrumen pelunasan utang.
Promo Terbaru di Bareksa
Mengutip Kontan, Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengatakan perusahaan baru saja membayar US$48,52 juta untuk pembayaran tranche A senilai US$600 juta. Jumlah tersebut terdiri dari nilai pokok US$37,67 juta beserta bunga US$10,85 juta. "Pembayaran ini merupakan pembayaran kedua yang kami lakukan," ujar Dileep.
Sekadar informasi, berdasarkan perjanjian perdamaian yang dibuat bersama kreditur beberapa waktu yang lalu, BUMI diwajibkan menerbitkan saham baru US$$1,99 miliar.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
S&P Global Ratings menaikkan outlook PT Aneka Tambang Tbk dari stabil menjadi positif. Lembaga pemeringkat internasional itu juga mengafirmasi peringkat kredit jangka panjang perusahaan di level B-.
Dalam laporan yang dipublikasikan kemarin, S&P memaparkan kenaikan outlook terhadap Aneka Tambang menggambarkan prospek perluasan operasi perusahaan dan rencana ekspansi ke industri hilir mineral logam. Hal itu dinilai positif karena dapat mengurangi tingkat leverage emiten berkode saham ANTM itu.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perseroan masih membutuhkan dana besar untuk menyelesaikan berbagai proyek pembangkit listrik, transmisi, dan gardu induk. Dana yang diperlukan sekitar Rp80 triliun per tahun untuk menyiapkan infrastruktur tersebut guna menyelesaikan megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).
Kemarin, dijadwalkan akan digelar rapat Panitia Kerja Penyertaan Modal Negara (Panja PMN) 2019 dengan tiga BUMN, yaitu PT Hutama Karya (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero). Namun, rapat kemudian diundur dan dijadwalkan digelar pada hari ini.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
WSKT melalui anak usaha, PT Waskita Toll Road, membidik dana segar Rp3 triliun melalui divestasi dua ruas tol. Mengutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama Waskita Toll Road (WTR), Herwidiakto, menjelaskan perseroan tengah memproses divestasi saham di ruas tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu) dan Kayu Agung - Palembang - Betung (Kapal Betung).
Rencana aksi korporasi tersebut ditargetkan rampung pada 2018. “Dari dua ruas itu diharapkan total dana Rp3 triliun,” ujarnya.
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia
Perseroan menyatakan siap menjamin risiko dalam enam proyek ruas tol yang siap ditawarkan ke pasar dengan nilai investasi Rp124 triliun. Mengutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), Armand Hermawan, menyatakan sejumlah risiko yang bisa dijamin yakni risiko politik, keterlambatan pengadaan tanah, keterlambatan pengembalian dana talangan tanah serta penyesuaian tarif.
“Dengan penjaminan membuat investor merasa lebih nyaman. Namun kami harus melihat dulu bagaimana proyeknya untuk di-appraisal dan syaratnya proyek tersebut harus KPBU [kerja sama pemerintah dengan badan usaha,” katanya.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
Rencana ELTY untuk melakukan penggabungan nilai saham (reverse stock) tidak berjalan dengan mulus. Alih-alih bisa segera menyelesaikan utangnya, aksi korporasi ELTY tersebut justru mendapat penolakan keras dari sejumlah investor. Investor saham yang tergabung dalam forum investor ELTY (Forty) menyambangi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengutip Kontan, mereka mengajukan sembilan poin yang menurut Forty merupakan poin permasalahan aksi korporasi ELTY. "Ada beberapa poin yang kami sampaikan kepada OJK. Sebanyak empat poin merupakan temuan investor terkait rencana reverse stock, sedangkan lima poin menjabarkan kejanggalan-kejanggalan dalam kegiatan operasional," jelas Anggota Forty Hidayat.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.