Ada Akumulasi Beli Saham PTBA, Ini Analisis Teknikal Fundamentalnya
Pada perdagangan Rabu, 20 Juni 2018 terpantau menguat 4,17 persen dan ditutup di Rp4.240
Pada perdagangan Rabu, 20 Juni 2018 terpantau menguat 4,17 persen dan ditutup di Rp4.240
Bareksa.com - Di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam 1,83 persen, harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Rabu, 20 Juni 2018 justru terpantau menguat 4,17 persen dan ditutup di Rp4.240 per saham. PTBA ditransaksikan sebanyak 8.828 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp244,45 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp76,09 miliar, kemudian Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp38,09 miliar, dan Macquarie Sekuritas (RX) Rp23,95 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi PTBA secara keseluruhan yaitu sebesar 31,13 persen, 15,58 persen, dan 9,80 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Analisis Fundamental PTBA
Secara fundamental, emiten batu bara yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal pertama 2018.
PTBA berhasil mengantongi laba bersih kuartal pertama 2018 sebesar Rp1,45 triliun. Bottom line tersebut tumbuh 66,64 persen bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp870,83 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut disokong oleh kenaikan pendapatannya. Sepanjang periode Januari hingga Maret tahun ini, PTBA berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp5,75 triliun. Capaian tersebut naik 26,43 persen bila dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,55 triliun.
Seiring dengan kenaikan produksi, PTBA di sisi lain juga berhasil melakukan efisiensi. Hal tersebut tercermin dari laba kotor perusahaan yang naik 52,52 persen dari sebelumnya Rp1,69 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp2,58 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Tercatat beban pokok pendapatan kuartal pertama 2017 sebesar Rp2,85 triliun dan beban pokok pendapatan kuartal pertama 2018 naik menjadi sebesar Rp3,17 triliun.
Selain itu, jumlah kas perusahaan per akhir Maret 2018 tercatat sebesar Rp7,93 triliun, naik signifikan dari sebelumnya Rp4 triliun per akhir Maret tahun lalu. Kondisi tersebut tentunya akan semakin memperkokoh tingkat likuiditas perusahaan.
Sementara itu, liabilitas PTBA pada kuartal pertama 2018 naik menjadi Rp8,49 triliun dari sebelumnya Rp8,18 triliun. Liabilitas jangka pendek meningkat menuju Rp4,85 triliun dari kuartal pertama 2017 sebesar Rp4,51 triliun.
Ekuitas anak usaha PT Inalum (Persero) yang kini menjadi holding BUMN tambang ini naik menjadi Rp15,13 triliun dari sebelumnya Rp13,80 triliun. Alhasil total aset PTBA per Maret 2018 pun tumbuh menuju Rp23,62 triliun dari kuartal pertama 2017 sebesar Rp21,98 triliun.
Analisis Teknikal PTBA
Secara teknikal, candle PTBA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle yang dengan short lower shadow yang menggambarkan pergerakan positif pada saham ini karena mampu berakhir di level tertingginya setelah sempat bergerak turun empat tick di bawah penutupan hari sebelumnya.
Volume pada perdagangan kemarin terlihat mengalami peningkatan menandakan adanya akumulasi beli pada saham PTBA. Selain itu, investor asing tampak terus memborong saham ini dengan mencatatkan net but senilai Rp139,74 miliar.
Kemudian bila dilihat secara tren, PTBA terlihat masih dalam strong uptrend yang ditandai dengan posisi bollinger band yang terus bergerak naik.
Selain itu indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak positif mengindikasikan sinyal kenaikan yang masih cukup kuat dengan target berikutnya di resisten pada level psikologis Rp 4.500. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.