Berita Hari Ini : Dua Standby Buyers Rights Issue BBKP, Empat Paket Direksi BEI
AKRA finalisasi divestasi anak usaha, Cucu KREN akan IPO, HRTA perbesar penjualan ritel
AKRA finalisasi divestasi anak usaha, Cucu KREN akan IPO, HRTA perbesar penjualan ritel
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 04 Mei 2018 :
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP)
Dua konsorsium lembaga keuangan papan atas serius untuk membeli saham perusahaan dengan kode BBKP ini dengan melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap kondisi fundamental bank yang dikendalikan Bosowa Group itu.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Utama Bank Bukopin Eko R. Gindo mengatakan dua konsorsium itu adalah KB Kookmin Bank dan Internasional Finance Corporation (IFC) serta konsorsium Deutsche Investitions und Enwicklungs Gesellschaft (DEG) dan CVC Capital Partners.
“Dua ini [konsorsium] yang hingga kini menunjukkan keseriusannya. Mereka telah melakukan non-disclosure agreement dan preliminary due diligence untuk menjadi standby buyers rights issue Bukopin mendatang,” ujarnya.
Calon Direksi BEI
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen, mengatakan terdapat empat paket calon direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2018 - 2021. Dia berharap, calon-calon yang terpilih nanti merupakan yang terbaik dan berkompeten di bidangnya.
“Nanti akan ada fit and proper test dan kami harapkan dapat terpilih direksi bursa yang terbaik dari yang ada,” ujarnya.
Keempat paket calon tersebut adalah paket Laksono Widodo, Inarno Djajadi, Boyke Mukijat, dan Tito Sulistio yang saat ini menduduki posisi sebagai Direktur Utama BEI.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Emiten dengan kode saham AKRA menargetkan perolehan dana sekitar Rp2 triliun pada 2018 dari divestasi empat aset perusahaan.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menyampaikan perusahaan dalam proses melakukan divestasi terhadap lima aset dengan total perolehan dana Rp3,3 - 3,5 triliun.
Salah satu transaksi divestasi yang telah rampung, yakni divestasi Pelabuhan Guigang di Cina senilai Rp1,57 triliun atau 778 juta yuan pada 22 September 2017.
Dengan demikian, emiten berkode saham AKRA ini berpotensi meraih dana dari divestasi empat aset lainnya sekitar Rp1,7 - 2 triliun pada 2018.
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
Cucu usaha PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), PT NFC Indonesia segera melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan target dana Rp300 miliar.
NFC merupakan perusahaan penyedia platform pertukaran digital. Secara struktural, NFC berada di bawah PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang merupakan anak usaha Kresna Graha Investama.
Rencananya, saham yang akan dilepas dalam penawaran umum tersebut sebesar 25 persen, dengan dana yang diincar Rp300 miliar.
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
Emiten dengan kode saham HRTA menargetkan tahun ini penjualan perhiasan di segmen ritel bisa meningkat. Pada tahun lalu, sebesar 90 persen penjualan perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini didominasi segmen grosir.
Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto mengatakan saat ini pihaknya memiliki 33 toko yang tersebar di Pulau Jawa dan beberapa wilayah lain, seperti Medan, Batam, Palembang, Pontianak, Bali, dan Makassar.
“Targetnya, tahun ini toko kita bisa sampai 100,” kata Sandra.
Untuk mengejar target penambahan toko tersebut, artinya tahun ini HRTA harus membangun sebanyak 77 unit toko lagi. Jaringan ritel toko emas milik Hartadinata tersebut bernama Aurum Collection Centre (ACC). (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.