BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham INDY Melonjak 12,02 Persen, Ini Analisis Teknikal dan Fundamentalnya

Bareksa03 Mei 2018
Tags:
Saham INDY Melonjak 12,02 Persen, Ini Analisis Teknikal dan Fundamentalnya
Pertambangan Sejumlah kapal yang membawa batu bara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar 477 juta ton akan melampaui target produksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Saham INDY pada perdagangan Rabu, 2 Mei 2018, ditutup melonjak 12,02 persen ke Rp3.820

Bareksa.com - Harga Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada perdagangan Rabu, 2 Mei 2018 ditutup melonjak 12,02 persen ke Rp3.820 per saham. INDY ditransaksikan sebanyak 9.286 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp165,24 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak membeli saham INDY antara lain RHB Sekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp22,20 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp15,74 miliar, dan Danareksa Sekuritas (OD) Rp13,07 miliar.

Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham INDY secara keseluruhan yakni 13,44 persen, 9,53 persen, dan 7,91 persen di Bursa Efek Indonesia kemarin.

Promo Terbaru di Bareksa

Analisis Fundamental

Secara fundamental, emiten yang bergerak dalam bidang pertambangan ini mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari lonjakan pendapatan dan laba bersihnya sepanjang tiga bulan tahun ini seiring dengan memanasnya harga batu bara dan konsolidasi peningkatan kepemilikan INDY di PT Kideco Jaya Agung.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, INDY berhasil membukukan nilai pendapatan yang melonjak 263,56 persen year on year (yoy) menjadi US$809,02 juta dari sebelumnya US$222,52 juta. Hal tersebut juga berdampak pada kenaikan beban pokok kontrak dan penjualan sebesar 198,70 persen menjadi US$580,23 juta pada kuartal pertama 2018 dari sebelumnya US$194,25 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, laba kotor perusahan juga meningkat signifikan hingga lebih dari 10 kali lipat menjadi US$228,79 pada kuartal pertama 2018 dari sebelumnya US$28,28 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Alhasil laba bersih INDY pun melonjak menjadi US$58,37 juta pada periode Januari hingga Maret tahun ini, atau naik sebesar 164,51 persen yoy dari sebelumnya US$22,07 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba per saham dasar dan dilusian meroket menuju US$0,0112 dari sebelumnya US$0,0042.

Tren memanasnya harga batu bara sudah dirasakan INDY pada kuartal pertama 2018. Rata-rata harga jual produk Kideco dalam tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$56,4 per ton, tumbuh 13,7 persen yoy.

Selain itu, volume penjualan batu hitam dari Kideco pada kuartal pertama 2018 pun tercatat naik 9,8 persen yoy menjadi 9,4 juta ton dari sebelumnya 8,5 juta ton. Adapun volume produksi meningkat 3,8 persen yoy menuju 8,2 juta ton dari kuartal pertama 2017 sebesar 7,9 juta ton.

Dari sisi nilai, pendapatan perusahaan melonjak karena sudah mengonsolidasi kepemilikan 91 persen terhadap Kideco sejak Desember 2017 lalu. Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki 46 persen saham Kideco, sehingga belum berkontribusi signifikan pada 2017.

Analisis Teknikal

Illustration

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle INDY pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar menandakan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar serta hampir berakhir pada level tertingginya.

Volume terlihat mengalami peningkatan menandakan kenaikan saham ini disokong oleh aksi beli yang cukup kuat. Kemudian investor asing juga terpantau mulai mengoleksi saham ini dengan mencatatkan net buy senilai Rp7,80 miliar.

Selain itu, MA 5 terlihat akan terjadi golden cross dengan MA 20 menandakan adanya potensi uptrend. Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terpantau mulai bergerak positif mengindikasikan adanya sinyal kenaikan cukup kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp 3.970. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua