Indeks Tambang Terus Menurun Seiring DMO Batu Bara, Apa Dampak ke Saham Tambang?
Hari ini indeks saham pertambangan kembali melemah 0,27 persen ke level 1.872 pada pukul 10.19 WIB
Hari ini indeks saham pertambangan kembali melemah 0,27 persen ke level 1.872 pada pukul 10.19 WIB
Bareksa.com - Pada penutupan perdagangan Kamis, 8 Maret 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,17 persen atau naik 74,75 poin menjadi 6.443. Penguatan itu setelah pada Rabu, 7 Maret IHSG mencatat penurunan cukup dalam sebesar 2 persen, ke level Rp 6.368.
Penurunan IHSG pada Rabu akibat semua sektor indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia tertekan. Pada Kamis, ketika IHSG rebound dan hampir semua sektor menguat, namun sektor pertambangan masih mencatat penurunan. Indeks pertambangan kemarin melemah 0,34 persen menjadi 1.877.
Indeks Saham Tambang 8 Maret 2018
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Bareksa
Pada perdagangan Kamis kemarin, investor asing mencatatkan net sell Rp170,4 miliar dan secara year to date di 2018, investor asing melakukan penjualan bersih Rp13,5 triliun.
Sentimen Pasar
Pelaku pasar saat ini masih diselimuti oleh beberapa sentimen negatif baik dari global maupun domestik. Kekhawatiran pelaku pasar akan potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, di mana Ketua The Fed, Jerome Powell telah memberikan sinyal soal kenaikan suku bunga pada pertemuan The Fed pada 21 Maret 2018 mendatang. Kewaspadaan lain adalah tarif pajak impor baja dan alumunium oleh Presiden AS Donald J Trump juga menjadi perhatian pelaku pasar global.
Dari dalam negeri, kehawatiran soal membengkaknya subsidi energi yang akan berdampak melebarnya defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN,) mengingat asumsi APBN untuk Indonesia crude price ada di US$48 per barel, sedangkan harga minyak global ada di US$61,6 per barel.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terus mencatatkan pelemahan. Pada hari ini Jumat, 9 Maret 2018, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan melemah jadi Rp13.774 per dolar AS dibandingkan kemarin Rp17.763 per dolar AS.
Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan juga masih mendapatkan sentimen negatif, yakni penentuan harga jual batu bara domestik atau domestic market obligation (DMO) yang sudah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan akan segera diumumkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang rencananya dilakukan hari ini.
Harga batu bara untuk DMO tersebut diperkirakan akan ada di US$70 per ton, di mana harga tersebut dibawah harga batu bara acuan (HBA) yang sebesar US$ 101, 86 per ton.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, produksi batu bara domestik terus bertambah dan di 2018 ditargetkan mencapai 485 juta ton. Dari total produksi 2018 tersebut, sebesar 121 juta ton di antaranya di jual ke pasar domestik dan selebihnya ke pasar ekspor.
Diperkirakan penetuan harga jual ke pasar domestik yang akan dtentukan tersebut akan menjadi pemberat performa perusahaan batu bara nasional, terutama bagi perusahaan yang banyak menjual batu baranya ke pasar domestic.
Sebab besar kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut tidak akan menikmati kenaikan harga batu bara global ataupun harga batu bara acuan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat, 9 Maret 2018, indeks saham pertambangan kembali melemah 0,27 persen ke level 1.872 pada pukul 10.19 WIB.
Saham-saham sektor tambang di antaranya saham ADRO yang pagi ini masih melemah 0,9 persen menjadi Rp2.170 per saham. Adapun saham-saham lainnya yakni INDY meroket 5 persen pada menjadi Rp3.760 per sahan, PTBA menguat 0,36 persen jadi Rp2.810 per saham, serta ITMG naik 0,9 persen jadi Rp27.150 per saham.
Sebelumnya pada perdagangan saham sejak 6-8 Maret 2018, saham dua emiten batu bara, yakni PT Adaro Energi Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menurun cukup tajam.
Saham Adaro turun 6 persen. Pada 6 Maret saham perseroan dibuka pada harga Rp2.330 per saham sedangkan pada penutupan perdagangan saham 8 Maret 2018, saham ADRO ditutup sebesar Rp2.190 per saham.
Tidak berbeda, harga saham PTBA pada 6 Maret 2018 dibuka Rp3.110 per saham dan ditutup pada harga Rp2.800 per saham pada Maret 2018. Pada periode tersebut, harga saham PTBA anjlok sebesar 9,96 persen. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.390,52 | 0,45% | 4,03% | 0,19% | 8,14% | 20,14% | 38,13% |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.088,58 | 0,52% | 4,00% | 0,17% | 7,78% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.860,19 | 0,55% | 3,88% | 0,18% | 7,35% | 18,09% | 40,11% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.098,79 | 0,38% | 3,83% | 0,17% | 7,45% | 6,40% | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.295,37 | 0,64% | 4,09% | 0,17% | 7,48% | 19,68% | 35,68% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.