BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

BI Nilai Suku Bunga Kredit Masih Bisa Turun, Ini Alasannya

Bareksa19 Februari 2018
Tags:
BI Nilai Suku Bunga Kredit Masih Bisa Turun, Ini Alasannya
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kiri) bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kedua kanan), Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto (kanan) dan Perry Warjiyo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers akhir tahun Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (28/12). (ANTARA FOTO/Rivan Awal )

Sampai saat ini suku bunga kredit baru turun 150 bps

Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menilai suku bunga kredit masih berpotensi untuk turun. Hal ini seiring dengan adanya upaya dari BI dan regulator yang lain. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, menjelaskan sampai saat ini suku bunga kredit baru menurun 150 bps.

Dari penurunan suku bunga kredit tersebut, suku bunga kredit konsumsi tercatat di angka 12,54 persen, kredit investasi 10,51 persen, dan kredit modal kerja 10,75 persen. “Kelihatan tingkat suku bunga kredit pada Januari 2018, masih ada ruang untuk penurunan,” ujar Perry di Jakarta akhir pekan lalu.

Untuk menurunkan suku bunga kredit tersebut, menurut Perry perlu adanya koordinasi antara BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari sisi internal, bank juga perlu meningkatkan efisiensi dan menambah pendapatan dari sumber pendapatan bank yang lain.

Promo Terbaru di Bareksa

“Langkah koordinasi mulai menghasilkan penurunan biaya operasional dan juga pendapatan berbasis biaya juga mulai kelihatan,” jelas dia.

Adanya upaya koordinasi juga berpengaruh terhadap pendapatan bunga bank yang juga mulai terlihat penurunan. Perry menyebutkan, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank sudah menurun ke angka 4,85 persen.

Lebih lanjut, Gubernur BI Agus D.W Martowardojo menambahkan, transmisi kebijakan moneter dalam bentuk jalur suku bunga terus berlanjut. Sejak periode Januari-Desember 2017, suku bunga deposito dan kredit terus menurun masing-masing 65 bps dan 74 bps.

Kendati di sisi lain, transmisi ke penyaluran kredit belum tinggi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit pada Desember 2017 baru mencapai 8,2 persen (yoy), menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 7,9 persen (yoy).

Kompetisi

Di sisi lain, BI juga menilai, adanya kompetisi bisa mempengaruhi penurunan suku bunga kredit di perbankan. Kompetisi ini berasal dari persaingan antar bank ataupun bank dengan pasar modal.

Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto, menjelaskan dari sisi kompetisi bank terlihat adanya persaingan antara bank BUKU III dan BUKU IV. Hal ini terutama terkait pemberian suku bunga kredit untuk sektor infrastruktur.

“Bank BUKU III terlihat ingin masuk ke pasar BUKU IV, terutama pembiayaan infrastruktur. Mereka menawarkan suku bunga kredit yang lebih rendah,” ujar dia.

Ke depan, adanya kompetisi bisa menarik suku bunga kredit untuk turun. Kendati, adanya masa penyesuaian dari suku bunga acuan terhadap suku bunga kredit yang menyebabkan penurunan suku bunga kredit lebih lambat.

Sementara itu, bank juga menghadapi persaingan dengan pasar modal. Pasalnya, korporasi saat ini memiliki opsi lain untuk mendapatkan dana selain dari kredit. Hal ini sangat menguntungkan untuk korporasi yang memiliki rating baik.

“Seperti misalnya Jasa Marga, mereka bisa mendapatkan opsi lain untuk mendapatkan dana di samping kredit,” kata dia.

Adapun kupon obligasi yang bisa diperoleh oleh korporasi-korporasi tersebut adalah sekitar 7 persen. Setelah ditambah biaya lainnya, kuponnya hanya bertambah 0,5 persen. Sementara suku bunga kredit yang diberikan bank masih berada di atas 8 persen.

“Perbankan harus menurunakn suku bunga kredit, karena kompetisi di luar sangat besar sekali,” ujar dia.

Sejauh ini, pertumbuhan pembiayaan dari pasar modal bertumbuh luar biasa hingga 29,8 persen hingga Desember 2017. Jumlah terebut mencapai 3 persen dari total kredit perbankan. (K09/AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua