2018, Bank Kaji Pendanaan Non DPK
Opsi pendanaan mulai dari obligasi, NCD, hingga pinjaman bilateral
Opsi pendanaan mulai dari obligasi, NCD, hingga pinjaman bilateral
Bareksa.com - Sejumlah bank mengkaji opsi pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) pada 2018. Opsi pendanaan tersebut beragam mulai dari obligasi, sertifikat deposito yang bisa diperjualbelikan (negotiable certificate of deposits/NCD) dan pinjaman bilateral.
Bank pertama yang mengkaji kemungkinkan tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang akan mencari pendanaan di luar penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun pada 2018.
Direktur Treasury and International BNI Panji Irawan mengungkapkan, untuk NCD, nilai yang akan diterbitkan di bawah Rp2 triliun. “NCD nanti akan fleksibel disesuaikan dengan suku bunga dan kebutuhan,” kata dia di Jakarta, Selasa (2 Januari 2018).
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk obligasi berkelanjutan, perseroan masih memiliki sisa obligasi belum diterbitkan. Sebelumnya, perseroan sudah menerbitkan obligasi tahap pertama senilai Rp3 triliun dari nilai penawaran berkelanjutan total Rp10 triliun.
Sementara sisanya, perseroan akan menggunakan pinjaman bilateral. "Pinjaman bilateral bisa melalui club deal atau sindikasi luar negeri, tergantung likuiditas,” jelasnya.
Kemudian, ada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mengkaji opsi pendanaan baru yang menyerupai Komodo Bond, yakni obligasi global berdenominasi rupiah. Adanya opsi pendanaan baru ini untuk mendapatkan kupon obligasi yang lebih rendah.
Direktur BTN Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, pihaknya masih menghitung-hitung nilai obligasi jenis Komodo Bond yang akan diterbitkan. Dia mengungkapkan, ada komponen pajak yang perlu diperhatikan sebelum perseroan memutuskan untuk menerbitkan obligasi tersebut.
(Baca juga TLKM, WIKA, dan PLN Terbitkan Komodo Bond Tahun Depan Susul JSMR)
Pada tahun ini, Iman mengungkapkan, perseroan berencana mencari pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18 triliun. Selain melalui obligasi, perseroan juga berencana menggunakan NCD dan pinjaman luar negeri.
“Semua instrumen pendanaan terbuka, baik berupa pinjaman luar negeri, maupun dana dari pasar modal,” ucap dia.
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto juga mengkaji opsi pendanaan yang hampir serupa dengan Komodo Bond. Namun, jenis pendanaan ini sedikit berbeda dengan jenis Komodo Bond yang sudah dirilis oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
"Di Indonesia belum ada, mudah-mudahan bisa diterbitkan,” terang dia.
Mengenai nilai obligasi yang akan diterbitkan, Suprajarto mengungkapkan nilainya tidak terlalu banyak, hanya menggantikan obligasi yang akan jatuh tempo. Adapun alasan perseroan menerbitkan opsi pendanaan ini adalah untuk mencari sumber pendanaan yang tidak membebani perusahaan.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pada kuartal I-2018, perseroan berencana menerbitkan obligasi kurang lebih Rp2 triliun. Obligasi ini adalah bagian dari obligasi berkelanjutan dengan nilai total Rp8 triliun. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.