SSMS Bakal Rilis Global Bond US$300 Juta pada Februari 2018
Global bond itu akan memiliki tenor lima tahun
Global bond itu akan memiliki tenor lima tahun
Bareksa.com – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) bakal menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$300 juta pada Februari 2018. Sebelumnya perseroan menunda rencananya menerbitkan global bond tahun ini.
Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana, Nicholas Justin Whittle, mengatakan perseroan akan menerbitkan obligasi pada dua bulan mendatang, antara Januari dan Februari. Namun, prseroan masih akan tetap memperhatikan pasar obligasi global sebelum menerbitkan global bond.
“Secara umum saya bisa konfirmasi Sawit Sumbemas akan tetap menerbitkan global bond,” terangnya di Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017. (Baca : Indeks Agri Melonjak 1,23% Saat IHSG Merah, Saham Ini Pendorongnya)
Promo Terbaru di Bareksa
Dia mengatakan struktur global bond perseroan tidak akan berubah dari rencana sebelumnya. Perseroan berencana menerbitkan global bond senilai US$300 juta dengan tenor lima tahun.
Nicholas menilai perseroan perlu menerbitkan global bond karena dapat membuat keuangan perseroan lebih fleksibel. Nantinya sekitar 80-90 persen dana hasil penerbitan global bond akan digunakan untuk membayar utang jangka panjangnya kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Meski bakal membiayai kembali (refinancing) utangnya kepada BNI, dia memastikan bahwa tetap akan menggunakan fasilitas perbankan untuk kebutuhan dana jangka pendek, seperti modal kerja (working capital). (Lihat : Harga CPO Anjlok 9,66 Persen Sebulan, Indonesia Bilang Eropa Diskriminatif)
Nicholas menuturkan investor global telah memberikan respons positif terhadap global bond perseroan. Selama ini investor lebih banyak memiliki global bond sejumlah perusahaan properti Indonesia.
“Mereka sangat berminat karena bisa mendiversifikasi portofolionya,” kata Nicholas. (Baca : Valuasi Saham CPO Terendah 8 Tahun, Bagaimana Potensinya?)
Dengan peringkat layak investasi (investment grade) yang disandang Indonesia, maka dia menilai sangat positif bagi perseroan apabila jadi menerbitkan global bond tahun depan. Dia meyakinkan bahwa rencana menerbitkan global bond merupakan inisiatif perseoran untuk memulihkan struktur keuangan perseroan.
Proyeksi Pendapatan
Sawit Sumbermas memproyeksikan pendapatan tahun depan bakal naik 15-16 persen. Nicholas mengatakan peningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) tahun depan akan mendorong kinerja keuangan. Dia memperkirakan cuaca tahun depan bakal cukup baik bagi produksi perseroan, seperti tahun ini. (Lihat : Sektor Perkebunan Naik, Reksa Dana Saham Cetak Return 66-97 Persen dalam 5 Tahun)
“Kita sudah melalui cuaca buruk pada 2015-2016. Sementara cuaca pada 2017 cenderung stabil dan positif, khususnya di daerah Kalimantan Timur,” katanya.
Dia melanjutkan, perseroan memproyeksikan produksi TBS dan CPO tahun depan naik 15-16 persen dari target tahun ini. Target tersebut merupakan target konservatif perseroan.
Nicholas memperkirakan laba operasional dan laba bersih tahun depan tumbuh 15-16 persen dari target tahun ini. Dia tidak melihat akan ada perbedaan signifikan tahun depan. (Baca : Bea Masuk CPO ke India Naik Jadi 15 Persen, Saham Agriculture Tertekan di 2017)
Hingga kuartal III 2017, Sawit Sumbermas membukukan pendapatan Rp2,3 triliun, meningkat 36,9 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp1,73 triliun. Perseroan juga membukukan margin kotor, operasi dan bersih masing-masing 54,2 persen, 36,9 presen dan 26,5 persen sepanjang kuartal III tahun ini.
Nicholas memperkirakan pertumbuhan kinerja keuangan Sawit Sumbermas hingga akhir tahun ini, secara persentase akan mirip dengan kinerja hingga kuartal III 2017. (Lihat : Tunas Baru Lampung Tunda Penerbitan SDB Senilai Sin$ 200 Juta, Apa Alasannya?)
Pertumbuhan kinerja keuangan perseroan didorong oleh profil perkebunan yang sebagian besar terdiri atas pohon kelapa sawit mdua dengan rata-rata pertumbuhan yang tinggi. Pada September 2017, perseroan memiliki rata-rata hasil TBS 14,6 metrik ton per hektare (Ha). Jumlah itu berada di atas rata-rata industri 13,5 metrik ton per hektare.
Dari total 97.335 hektare lahan yang dikelola, perseroan baru menanam seluas 70.840 hektare yang tersebar di Kalimantan Tengah. Kondisi tersebut mencerminkan masih besarnya potensi produksi persroan pada tahun mendatang. (AM) (Baca : Sektor Pertambangan & Agrikultur Pimpin Pertumbuhan Laba Emiten Q1-2017)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.