BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Dapen Kanada dan AS Bakal Masuk Proyek Tol dan Pembangkit Listrik Tahun Depan

Bareksa06 Desember 2017
Tags:
Dapen Kanada dan AS Bakal Masuk Proyek Tol dan Pembangkit Listrik Tahun Depan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tengah), Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk Ramdani Basri (kiri), President & CEO Metro Pacific Investments Corporation Rodrigo E Franco (kanan) saat peresmian Investment Partnership i Jakarta, Rabu (8/11) (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Tahun ini ada investor dari Jepang, Korea dan Cina yang sudah masuk ke sejumlah proyek

Bareksa.com – Dana pensiun (Dapen) Kanada dan Amerika Serikat berencana berinvestasi di jalan tol dan pembangkit listrik Indonesia tahun depan. Masuknya dua investor itu merupakan bagian dari program pembiayaan investasi non anggaran pemerintah (PINA).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan tahun ini ada investor dari Jepang, Korea dan Cina yang sudah masuk ke sejumlah proyek. Sementara Dapen dari negara-negara barat kebanyakan memilih untuk memulai investasinya di Indonesia pada 2018.

“Kanada dan AS mungkin paling utama masuk jalan tol dan listrik. Kalau bandara ini lebih spesifik karena bandara proyeknya cuma dua, di Kertajati dan Kulonprogo,” katanya di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2017. (Baca : BUMN Pemilik Lahan di Lintasan Proyek LRT akan Dilibatkan dalam Konsorsium)

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, investor asal Jepang dan Cina sebagian besar masuk ke proyek-proyek pembangkit listrik, jalan tol dan bandar udara (Bandara), terutama Bandara Kertajati.

Untuk proyek pembangkit listrik, investor Jepang dan Cina sebagian besar masuk ke proyek-proyek PT Perusahan Listrik Negara (PLN). Saat ini pemerintah sedang mendorong upaya untuk mencari partner bagi perusahaan-perusahaan tersebut.

Sedangkan untuk proyek jalan tol, investor asing lebih banyak masuk ke proyek tol Trans Jawa, termasuk ruas tol milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Pemerintah akan mendorong investor asing tersebut untuk masuk ke ruas-ruas tol lainnya di Indonesia. (Lihat : Jumlah Investor Diprediksi Melonjak Tahun Depan, KSEI Siapkan Infrastruktur)

Investasi Menjelang Pemilu

Realisasi investasi di Indonesia tahun depan diperkirakan bakal turun dibandingkan 2017. Secara historis menjelang pemilihan umum (Pemilu), tingkat investasi di Indonesia lebih rendah.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan tahun politik tahun depan akan memberikan dampak positif untuk konsumsi lembaga non pemerintah dan rumah tangga. Tetapi, di sisi lain dampaknya kepada investasi kurang baik.

“Karena mungkin ada investasi yang sifatnya masih wait and see sehingga pertumbuhan investasi sedikit menurun dibandingkan kuartal III kemarin,” terang dia. (Baca : Edward Soeryadjaya Tersangkut Kasus Dapen Pertamina Atas Transaksi Saham SUGI)

Bambang berharap, wait and see pelaku usaha untuk berinvestasi paling tidak akan seperti tahun 2014. Malah, lebih bagus lagi apabila penurunan tingkat investasi dampaknya lebih kecil dibandingkan 2014.

Untuk mengantisipasi kemungkinan turunnya investasi, pemerintah akan menjaga rezim peraturan dengan memastikan semua peraturan dapat menjaga semua kepentingan investor. Saat ini pemerintah juga tengah menyusun peraturan tersebut sehingga seharusnya kerguan investor bisa lebih kecil.

Bambang menilai masyarakat Indonesia saat ini sudah lebih matang berdemokrasi dan ekonomi juga semakin terbuka. Sekarang sudah saatnya masyarakat melihat bahwa sebenarnya pertumbuhan ekonomi dapat berjalan tanpa terganggu oleh politik.

Terkati potensi meningkatnya konsumsi tahun depan, Bambang mengatakan bahwa apabila harga komoditas membaik maka pertumbuhan ekspor akan tinggi. Dengan pertumbuhan ekspor yang tinggi maka hal tersebut bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Lihat : Diminati Investor, KIK EBA PLN Senilai Rp 4 Triliun Oversubscribed 2,4 Kali)

Ekspor dan investasi adalah sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Tetapi sumber pertumbuhan lebih besar tetap dikontribusikan dari sektor konsumsi.

“Maka, apabila harga komoditas membaik, ekspor meningkat maka akan ada dampak terhadap perbaikan konsumsi,” kata Bambang. Pertumbuhan konsumsi diharapkan dapat kembali ke 5 persen.

Harga komoditas tahun depan paling tidak saya berpatokan harga minyak sekarang sudah 60 persen, harga batubara dan sawit masih akan membaik, paling tidak masih berada pada level yang menguntungkan bagi pengusaha. (AM) (Baca : Menunggu Investasi Dana Pensiun dan Asuransi Banjiri Bursa Saham)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua