Bareksa.com - Harga saham PT Indocement Tunggal PrakarsaTbk (INTP) pada perdagangan Rabu 13 Desember 2017 ditutup menguat 2,21persen ke level Rp19.625 per saham. Saham INTP ditransaksikan sebanyak 2.914 kali dengan nilai transaksi Rp40,22 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham INTP antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp10,29 miliar, kemudian Merrill Lynch Sekuritas (ML) Rp5,98 miliar, dan J.P. Morgan Sekuritas (BK) Rp4,96 miliar.

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi INTP secara keseluruhan masing-masing 25,66 persen, 14,87 persen, dan 12,28 persen. (Baca : INTP Melemah 3,34 Persen, Ini Prospek Harga Saham Indocement)

Analisis Teknikal INTP

Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan saham INTP terlihat mulai kembali uptrend dalam jangka pendek setelah sebelumnya turun cukup dalam dari level Rp23.950 ke level Rp18.375. (Lihat : Saham Indocement Bawa IHSG Sentuh 6.000, Apa Katalis Positifnya?)

Pada perdagangan kemarin INTP membentuk pola bullish engulfing dengan white marubozu yang menggambarkan rentang pergerakan saham ini lebih besar dibandingkan hari sebelumnya dan mampu di tutup di level tertingginya.(Baca : Industri Semen Nasional Membuka Peta Persaingan Baru)

Indikator volume terlihat terus mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir mengindikasikan adanya aksi pembelian yang meningkat dari para pelaku pasar. Kemudian secara foreign flow, investor asing tercatat melakukan net buy senilai Rp9,18 miliar.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 50 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan sinyal kenaikan saham ini masih cukup kuat. Level support saham INTP berada di Rp18.375 dan resisten di level Rp20.375 per saham. (Lihat : Menguat 8-11 Persen Sebulan Terakhir, Saham SMGR dan INTP Cenderung Spekulatif)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.