Pemegang Saham Chandra Asri Restui Stock Split 1:5
Nilai nominal saham perseroan berubah menjadi Rp200 per saham dari sebelumnya Rp1.000 per saham
Nilai nominal saham perseroan berubah menjadi Rp200 per saham dari sebelumnya Rp1.000 per saham
Bareksa.com - Pemegang saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menyetujui aksi pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Pemegang saham Chandra Asri menyepakati aksi tersebut dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Senin, 6 November 2017.
Dengan demikian, maka nilai nominal saham perseroan akan berubah menjadi Rp200 per saham dari sebelumnya Rp1.000 per saham.
Presiden Direktur Chanra Asri Petrochemical, Erwin Ciputra menuturkan, latar belakang perseroan melakukan stock split adalah setelah memperhatikan harga saham Chandra Asri sepanjang 2017 diperdagangkan pada harga di atas Rp20.000 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga tersebut relatif mahal jika dibandingkan saham-saham lainnya atau kelompok saham berkapitalisasi besar, sehingga investor yang memperdagangkan saham TPIA cenderung hanya terbatas pada pemodal besar. Konsekuensinya, perdagangan saham TPIA memiliki jumlah frekuensi dan volume transaksi yang lebih sedikit.
Erwin mengatakan, melalui stock split Perseroan bermaksud memperbesar basis pemegang saham Perseroan sekaligus meningkatkan likuiditas dengan naiknya jumlah frekuensi dan volume perdagangan saham TPIA.
”Stock split dengan rasio 1:5 akan membentuk harga saham TPIA ke tingkat yang lebih terjangkau sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor perorangan/institusi untuk memiliki saham TPIA”, terang dia di Jakarta, Senin, 6 November 2017.
Perseroan akan menyampaikan jadwal pelaksanaan stock split saham TPIA dalam waktu dekat. Adapun perdagangan saham TPIA dengan nominal baru dijadwalkan dimulai pada akhir bulan November ini.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, harga saham TPIA berada di Rp27.825, naik 0,72 persen dibandingkan dengan level penutupan akhir pekan lalu. Dengan menggunakan asumsi harga hari ini, harga saham TPIA setelah dipecah bisa menjadi di kisaran Rp5.500.
Peningkatan Kapasitas Produksi
Tahun ini Chandra Asri tengah memulai tiga ekspansi peningkatan kapasitas produksi. Pertama persroan bakal meningkatkan kapasitas pabrik butadiene dari 100 kilo ton per tahun (kilo tons per annum/ KTA) menjadi 137 KTA.
Chandra Asri telah menunjuk Toyo Engineering Korea sebagai kontraktor EPC pada Januari 2017. Ekspansi tersebut bakal menelan biaya sebesar US$42 juta dan akan beroperasi pada kuartal II 2018.
Perseroan mempertimbangkan ekspansi tersebut untuk memberikan tambahan nilai pada kelebihan volume C4 setelah ekspansi cracker pada 2015. Perseroan juga ingin menghindari hilangnya kesempatan untuk mengekspor kelebihan produksi C4 dan memperoleh harga premium domestik butadiene dan memenuhi kebutuhan butadiene untuk Synthetic Rubber Indonesia (SRI).
Kemudian, perseroan bakal melakukan ekspansi fasilitas baru pabrik polyethylene dengan total kapasitas 400 KTA. Estimasi biaya pembangunan pabrik tersebut mencapai US$350 juta.
Perseroan telah menunjuk Toyo Engineering Korea untuk pekerjaan FEED. Struktur pembiayaan proyek tersebut berasal dari ekuitas dan utang.
Ekspansi ketiga perseroan adalah meningkatkan kapasitas cracker dengan memodifikasi panas internal untuk menambah kapasitas ethylene dari 860 KTA menjadi 900 KTA dan kapasitas propylene dari 470 KTA menjadi 490 KTA.
Estimasi kebutuhan biaya ekspansi tersebut mencapai US$45 juta yang akan dipenuhi oleh kas internal. Pekerjaan pembangunan kapasitas cracker telah dimulai Maret tahun ini dan rencana beroperasi pada kuartal I-2020.
Untuk memenuhi kebutuhan ekspansinya, Chandra Asri menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar US$253 juta tahun ini. Sementara tahun depan, perseroan akan mengalokasikan dana sebesar US$398 juta untuk memenuhi kebutuhan ekspansi. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.