Likuiditas Melimpah, Bank Tempatkan Dana di Instrumen BI dan Surat Berharga
Melambatnya pertumbuhan kredit dan meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) membuat bank memiliki likuiditas yang melimpah
Melambatnya pertumbuhan kredit dan meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) membuat bank memiliki likuiditas yang melimpah
Bareksa.com - Melambatnya pertumbuhan kredit dan meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) membuat bank memiliki likuiditas yang melimpah. Hal ini memicu bank untuk menempatkan di surat berharga negara dan instrumen di Bank Indonesia.
Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia yang dirilis oleh BI, penempatan dana bank di BI mencapai Rp655,02 triliun pada Agustus 2017, meningkat dibandingkan Agustus 2016 yang sebesar Rp574,66 triliun. Dari segi komposisi, penempatan dana di BI meningkat menjadi 9,56 persen pada Agustus 2017, dari 9,22 persen pada Agustus 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Peningkatan juga terjadi di penempatan pada bank lain. Di periode yang sama, penempatan pada instrumen tersebut mencapai Rp237,4 triliun, meningkat dibandingkan Agustus 2016 yang mencapai Rp208,22 triliun. Komposisinya juga meningkat menjadi 3,46 persen dari 3,34 persen.
Begitu juga dengan penempatan pada surat berharga yang meningkat dari Rp883,78 triliun pada Agustus 2016 menjadi Rp942,83 triliun pada Agustus 2017.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menjelaskan, pada September 2017, likuiditas perbankan yang ditandai dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) menurun ke 89,06 persen dari 89,74 persen pada periode sebelumnya.
Penurunan LDR ini terjadi karena perlambatan pertumbuhan kredit dari 8,36 persen pada Agustus 2017 menjadi 7,96 persen pada September 2017.
"Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK), justru meningkat menjadi 11,7 persen dari 9,74 persen," jelasnya di Jakarta, Kamis (2 November 2017).
Hal tersebut membuat bantalan likuiditas perbankan menjadi tebal. Akibatnya, bank banyak menempatkan dananya di instrumen surat berharga negara dan surat berharga Bank Indonesia (BI).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengungkapkan, likuiditas saat ini relatif terjaga. Namun memang apabila pertumbuhan kredit melambat dan DPK bertumbuh, maka bank akan mencari beberapa alternatif penempatan.
"Penempatan ke bank sentral juga salah satu pilihan namun biasanya bukan pilihan yang utama karena ada alternatif lain yang lebih menguntungkan seperti beli surat berharga atau nanam ke bank lain," katanya.
Direktur Tresuri dan International PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Pandji Irawan menjelaskan, secondary reserves BNI memang cukup besar, yakni mencapai Rp26 triliun sampai saat ini, bertumbuh 35 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
"Dana ini kami tempatkan beragam di obligasi, pasar uang dan instrumen BI," ujarnya.
Dari penempatan dana tersebut, BNI masih mendapatkan yield positif. Pandji mengungkapkan, saat ini biaya dana BNI berada di 3 persen, sedangkan penempatan dana di surat berharga negara dihargai yield 6 persen dan obligasi korporasi sebesar 8 persen.
Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk (MAYA) Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan, pihaknya biasa menempatkan kelebihan likuiditas di instrumen BI dan surat berharga. Namun penempatan dana tersebut harus diatur dengan baik supaya bisa menghasilkan laba yang optimal.
Adapun saat ini, total secondary dan primary reserves mencapai Rp11-12 triliun. Nilai tersebut meningkat 15-18 persen. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.