Berita Hari Ini: Alibaba Suntik Tokopedia; Volume Penjualan SMRG Naik 9 Persen
Pemesanan properti Meikarta capai 100.000 unit; Kontrak baru ADHI jadi Ro26,8 T; SMMA lepas Simas MSIG
Pemesanan properti Meikarta capai 100.000 unit; Kontrak baru ADHI jadi Ro26,8 T; SMMA lepas Simas MSIG
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Alibaba – Tokopedia
Ekspansi bisnis Alibaba Group ke Indonesia terus berlanjut. Kini, perusahaan milik taipan Jack Ma itu memimpin konsorsium investasi dengan nilai US$1,1 miiar atau setara dengan Rp14 triliun untuk Tokopedia. Suntikan modal ini pun sekaligus menepis kabar akuisisi Tokopedia selama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Mendapat dana segar, manajemen Tokopedia sudah punya rencana penggunaan dana. Rencananya, dana investasi dari Alibaba akan digunakan Tokopedia untuk membangun pusat riset terbesar di Indonesia dan terbaik di Asia Tenggara.
Meikarta
Hanya dalam waktu kurang lebih tiga bulan sejak dilepas ke pasarani, penjualan hunian vertikal megaproyek Meikarta milik Lippo Group hampir menembus 100.000 unit. Sementara itu, pembangunan tahap I kota baru yang meliputi 225.000 unit apartemen, mal, sekolah, rumah sakit, dan ruang perkantoran, telah memasuki tahap pemancangan tiang perdana.
Serah terima kunci untuk tahap ini akan dilakukan pada akhir 2018. Pada perkembangan lain, Lippo Group gencar menggandeng sejumlah perusahaan yang akan beroperasi di kawasan kota baru itu.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Proyek milik pemerintah mengatrol penjualan semen milik emiten dengan kode saham SMGR ini. Dalam periode Januari – Juli 2017, perseroan membukukan volume penjualan semen 15,26 juta ton pada atau naik 9,2 persen dibandingkan dengan 13,98 juta ton pada Januari – Juli 2016.
Pada bulan-bulan sebelumnya tahun ini, pertumbuhan penjualan oleh Semen Indonesia secara tahun berjalan selalu di bawah 9 persen yaitu Januari (-0,3 persen), Januari-Februari (4,3 persen), Januari–Maret (6,7 persen), Januari-April (7,9 persen), Januari-Mei (8,2 persen), dan Januari-Juni (3,5 persen).
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Emiten dengan kode saham ADHI mengantongi kontrak baru Rp26,8 triliun dalam periode Januari—Juli 2017. Angka ini bertambah Rp1,4 triliun dibandingkan dengan realisasi sepanjang Januari—Juni 2017 senilai Rp25,4 triliun. Realisasi kontrak baru ini terdiri dari pemerintah dengan porsi 82,5%, BUMN sebesar 8,2 persen, sementara swasta atau lainnya sebanyak 9,3 persen.
Kontrak baru itu termasuk perolehan kontrak dari proyek kereta ringan (light rail transit/ LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) fase I. Realisasi perolehan kontrak baru pada Juli 2017 antara lain pembangunan Kampus Sam Ratulangi Manado (Rp218,5 miliar), Groundsill Bojonegoro (Rp178,9 miliar), dan pembangunan CY dan Reklamasi Terminal Peti Kemas Kendari New Port (Paket 2) (Rp134,3 miliar).
PT Sinarmas Multiartha Tbk
Perseroan berencana melepas seluruh kepemilikannya di perusahaan asuransi jiwa patungan atau joint venture, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Langkah ini dilakukan emiten dengan kode saham SMMA untuk memenuhi ketentuan kepemilikan tunggal atau single presence policy dengan tenggat waktu tahun ini.
Pilihan tersebut, menurut manajemen perseroan, lebih baik ketimbang bergabung atau merger dengan anak usaha di bidang asuransi jiwa, yakni PT Asuransi Simas Jiwa. Saat ini, induk usaha sektor finansial Grup Sinarmas ini memiliki saham sebesar 50 persen Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, sedangkan selebihnya dimiliki oleh Mitsui Sumitomo Insurance Co.
PT Bank Victoria International Tbk
Bank dengan kode saham BVIC akan melanjutkan emisi obligasi sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Rp1 triliun sebagai bagian dari upaya menjaga likuiditas perseroan. Namun rencana itu baru akan dilakukan pada tahun depan.
Pada Juli lalu, perseroan telah menerbitkan sebagian dari PUB sebesar Rp1 triliun, tepatnya senilai Rp350 miliar untuk tahap pertama, yang terdiri dari obligasi senior Rp300 miliar dan obligasi subordinasi senilai Rp50 miliar. Surat utang itu untuk membayar obligasi sebelumnya yang jatuh tempo pada 2017 (refinancing) senilai Rp200 miliar serta untuk memperkuat struktur pendanaan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.