Berita Hari Ini: BNP Paribas Target Kenaikan AUM 10 Persen, Laba RIMO Rp178 M
Kerugian BCIC membesar; CPRO restrukturisasi utang jadi saham; JMSR dapat izin terbitkan KIK EBA;
Kerugian BCIC membesar; CPRO restrukturisasi utang jadi saham; JMSR dapat izin terbitkan KIK EBA;
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Rimo Internasional Lestari Tbk
Perusahaan properti milik Benny Tjokrosaputro ini melanjutkan tren baik dalam catatan keuangannya. Kali ini dengan perolehan laba bersih Rp178,83 miliar per 30 Juni 2017, dari periode sama tahun lalu rugi Rp11,5 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Perolehan laba bersih RIMO sejalan dengan naiknya penjualan neto perseroan yang menjadi Rp241,65 miliar. Angka ini naik 2.687,19 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp8,67 miliar. Dengan begitu, laba per saham yang dapat diatribusikan kepada entitas induk menjadi positif Rp4,37 dari sebelumnya minus Rp33,59.
PT Gajah Tunggal Tbk
Seiring dengan penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS sebesar US$250 juta, produsen ban berkode saham GJTL telah menetapkan kuponnya. Obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura ini memiliki kupon 8,375 persen.
Obligasi ini akan jatuh tempo pada 2022 dan pembayarannya akan dilakukan setiap enam bulan. Melalui penerbitan obligasi, GJTL akan membayar kembali alias refinancing senior secure note tahun 2013 yang bernilai US$500 juta. Utang ini akan jatuh tempo pada 2018 mendatang.
PT Bank JTrust Indonesia Tbk
Eks Bank Century yang beberapa kali berganti nama hingga menjadi Bank JTrust Indonesia, masih menderita kerugian hingga semester pertama tahun ini. Angka kerugian bank dengan kode saham BCIC ini mencapai Rp718,72 miliar.
Jika menilik laporan keuangan perseroan, sebenarnya bisnis Bank JTrust terlihat mulus dan bertumbuh jika dilihat dari catatan pendapatan bunga bersihnya yang naik menjadi Rp385,64 miliar sepanjang Januari-Juni 2017 dari dari Rp148,86 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Sayang, besarnya penyisihan kerugian penurunan nilai yang mencapai Rp425 miliar tak mampu membuat Bank JTrust mencatat laba.
PT Central Proteina Prima Tbk
Perseroan tengah berusaha menyelesaikan proses restrukturisasi utang obligasi milik entitas anaknya yakni Blue Ocean Resources Pte. Ltd. Rencananya, emiten dengan kode saham CPRO ini berharap bisa mendapatkan persetujuan dari 75 persen pemegang obligasi agar proses restrukturisasi tersebut bisa terealisasi.
September 2017 menjadi target perseroan untuk mendapat persetujuan dari 75 persen pemegang obligasi tersebut. Setelah itu terealisasi, maka pada Oktober akan dilakukan scheme of arrangement ke pengadilan Singapura. Adapun proses restrukturisasi ini dilakukan dengan penyelesaian sebagian utang menjadi saham CPRO.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
Perusahaan jalan tol milik pemerintah berencana menerbitkan kontrak investasi kolektif (KIK) efek beragun aset (EBA) dengan target dana Rp2 triliun. Emiten dengan kode saham JSMR akan akan menggunakan ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) sebagai asetnya.
Bahkan rencana tersebut sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun belum diketahui persis kapan dan detail pelaksanaan KIK EBA tersebut. Selain itu, JSMR juga memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang global dengan target perolehan dana hingga US$300 juta.
BNP Paribas Investment Partners
BNP Paribas berharap bisa menumbuhkan dana kelolaannya hingga 10 persen pada tahun ini. Hingga Juli lalu, dana kelolaan BNP Paribas telah mencapai Rp30,07 triliun. Dari jumlah itu, sebagian besar portofolio investasi BNP Paribas atau setara dengan 60 persen didominasi instrumen saham.
Hingga saat ini, BNP Paribas mengelola sektar 16 produk reksa dana open end dengan spektrum risiko konservatif hingga sangat agresif. Salah satu produk dengan dana kelolaan paling besar adalah BNP Paribas Infrastruktur Plus dengan nilai Rp3 triliun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.