Agar Ekonomi Bisa Tumbuh 7 Persen, BI Tekankan Pentingnya Pemanfaatan Big Data
Pemanfaatan big data yang disertai kolaborasi lintas institusi dapat mendorong ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7 persen
Pemanfaatan big data yang disertai kolaborasi lintas institusi dapat mendorong ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7 persen
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya peran big data dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Bahkan, pemanfaatan big data yang disertai kolaborasi lintas institusi, baik pemerintah, lembaga negara, akademisi maupun industri, dapat menghasilkan informasi yang berharga dalam pengambilan keputusan.
Gubernur BI, Agus DW Martowardojo, mengungkapkan hal tersebut, dalam seminar bertajuk 'Globalisasi Digital: Optimalisasi Pemanfaatan Big data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi'. Menurut dia, saat ini, dunia berada pada era revolusi digital dengan aktivitas dan layanan digital yang telah menyentuh seluruh sendi kehidupan.
"Big data analytics mulai digunakan secara rutin sebagai bagian dari asesmen framework pengawasan sistem pembayaran. Untuk mendukung itu semua maka terus dibangun kapabilitas baru guna mengolah dan menganalisis big data," ungkap Agus, di Jakarta, Rabu 9 Agustus 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Agus, meluasnya berbagai aktivitas berbasis digital telah menciptakan data yang berjumlah sangat besar, bervariasi, dan dihasilkan secara sangat cepat, atau yang dikenal sebagai big data. Data yang sangat besar tersebut menyimpan begitu banyak informasi dan pengetahuan yang apabila dapat diolah dengan baik maka dapat memberikan manfaat yang luar biasa.
"Pemanfaatan big data antara lain dilakukan oleh otoritas atau lembaga negara," ujar Agus.
BI Intensif Manfaatkan Big Data Sejak 2014
Sejak 2014, lanjut Agus, BI telah mulai mengintensifkan pemanfaatan big data sebagai salah satu informasi pendukung dalam memperkuat proses pengambilan keputusan. Di jajaran pemerintah pun big data telah digunakan dalam membantu pengambilan kebijakan.
Oleh beberapa pemerintah daerah, kata Agus, pemanfaatan big data telah diwujudkan dalam bentuk penerapan kota cerdas (smart city), yang bertujuan mengelola dan mengendalikan sumber daya secara lebih efektif dan efisien guna memaksimalkan pelayanan publik.
Selain lembaga publik, ungkap mantan Menteri Keuangan ini, big data pun menjadi salah satu acuan di berbagai sektor industri. Di sektor lembaga keuangan, pemanfaatan big data telah digunakan secara aktif dalam peningkatan layanan terhadap nasabah serta mendeteksi maupun mencegah penipuan.
"Di sektor perdagangan dan transportasi, khususnya yang berbasis digital, big data juga telah dimanfaatkan secara intensif untuk meningkatkan transaksi dan memperluas target pelanggan baru," tegas pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri ini.
Target Pertumbuhan 7 Ekonomi Persen
Di sisi lain, Agus menilai, pemanfaatan big data yang disertai kolaborasi lintas institusi dapat mendorong ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7 persen. "Apabila big data dapat dimanfaatkan dengan baik maka nantinya mampu membawa Indonesia pada lintasan pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen per tahun," tutur Agus.
Adapun seminar ini merupakan inisiatif BI untuk menggagas suatu forum yang dapat menjadi ajang berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam hal pemanfaatan big data antar otoritas pemangku kebijakan, akademisi, dan industri.
Hal ini diharapkan dapat menjadi embrio terciptanya kolaborasi yang erat antarberbagai elemen institusi di masyarakat dalam pemanfaatan big data. Pemanfaatan big data yang baik diharapkan dapat mengoptimalkan potensi digital Indonesia yang sangat besar dan turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. (K03)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.