Soal Daya Beli Masyarakat, Ini Harapan Astra dan Indofood di Semester II 2017
Dua grup konglomerasi ini berharap banyak pada kestabilan harga komoditas
Dua grup konglomerasi ini berharap banyak pada kestabilan harga komoditas
Bareksa.com – Sebagai perusahaan yang berkaitan erat dengan daya beli masyarakat, Grup Astra dan Grup Indofood punya pendapat berbeda dengan kondisi bisnis masing-masing di semester II tahun ini. Jika Astra memprediksi kondisi bisnisnya tak berbeda jauh dengan semester satu, Indofood lebih optimistis.
Pandangan Astra terhadap kinerja bisnis pada semester II terkait dengan beberapa variabel. Salah satu variabel yang dicermati Astra adalah pergerakan harga komoditi. Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Prijono Sugiarto, menilai tidak ada yang bisa menjamin kestabilan harga komoditas, terutama batu bara dan minyak sawit mentah.
“Jadi agak susah memprediksi pertumbuhan pendapatan atau laba. Semua itu tergantung dengan variabel-variabel yang ada tadi. Tapi saya perkirakan tidak akan jauh berbeda dengan semester I lalu,” terang Prijono di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Werianty Setiawan, menilai kinerja bisnis pada semester dua akan lebih baik seiring dengan harapan ekonomi yang lebih baik. Selain hari kerja yang lebih panjang, Werianty juga mencermati pertumbuhan harga komoditas.
“Kami akan fokus ke daerah yang memiliki commodity based, karena spendingnya lebih baik,” ujar Werianty.
Werianty pun bilang, Indofood akan terus ekspansi. Khususnya dengan menambah kapasitas di beberapa unit bisnisnya. Hal ini mengacu pada anggaran belanja modal (capex) perseroan yang mencapai Rp 9,1 triliun.
Portofolio Bisnis Indofood Semester I 2017
Sumber : materi paparan publik INDF
Hingga semester I 2017, realisasi penggunaan belanja modal (capex) Indofood telah mencapai Rp 2,1 triliun. “Tapi, kemungkinan ada penundaan realisasi capex. Dan biasanya juga kami tidak pernah pakai habis capex yang disiapkan,” imbuh dia.
Sementara Grup Astra cukup berharap pada perbaikan kinerja bisnis keuangan dan alat berat. Prijono menyebut PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang pada semester I berhasil membukukan laba dari rugi pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, kontribusi PT United Tractor Tbk (UNTR) yang sangat terdorong peningkatan harga batu bara. “Ini memotivasi para pelaku industri batu bara untuk kembali melakukan produksi karena ada demand juga. Kami perkirakan penjualan alat berat Komatsu bisa mencapai 3.000 – 3.500 unit tahun ini,” katanya.
Segmen Pendapatan dan Laba Bersih Astra (Rp miliar)
Sumber : materi paparan publik ASII
Sementara untuk industri otomotif yang dalam beberapa tahun ke belakang stagnan pada kisaran 1 juta unit per tahun, Prijono berpendapat, masih ada potensi untuk tumbuh jika melihat jumlah masyarakat di Indonesia. Dengan catatan, lanjutnya, harga komoditas stabil sehingga memberikan multiplier effect ke industri lainnya.
Sebagai informasi, kinerja Astra hingga semester I tahun ini tumbuh baik dengan perolehan laba Rp 9,4 triliun atau naik 31 persen dari Rp 7,1 triliun. Dari jumlah itu, laba lini bisnis properti tumbuh paling tinggi sebesar 94 persen. Sementara, lini bisnis otomotif masih menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp 4,2 triliun.
Di Indofood, laba bersih pada semester I naik 1,8 persen dari Rp 2,23 triliun menjadi Rp 2,27 triliun. Catatan laba ini dikontribusikan penjualan yang naik 4,6 persen dan paling banyak berasal dari kelompok usaha konumen bermerek dengan porsi 50 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.