BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

OJK Tunggu Dokumen Standby Buyer Rights Issue GREN

16 Desember 2016
Tags:
OJK Tunggu Dokumen Standby Buyer Rights Issue GREN
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida (tengah) bersama Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio (kiri) dan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Hestu Yoga (kanan) memberikan paparan tentang tempat pendaftaran pengampunan pajak.

Aksi korporasi senilai Rp10,32 triliun menjadi jalan bagi penyelamatan AJB Bumiputera

Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih menunggu konfirmasi PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) terkait rencana aksi korporasi yang menjadi jalan bagi penyelamatan AJB Bumiputera, karena sejumlah persyaratan belum terpenuhi. Hal itu terkait kejelasan mengenai investor yang akan menjadi pembeli siaga atau standby buyer untuk penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana jumbo tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, ditemui di Jakarta, Kamis 15 Desember 2015 mengatakan masih menunggu konfirmasi lebih lanjut terkait dengan rencana Evergreen. Hingga saat ini, OJK pun belum memberikan pernyataan efektif terhadap rencana rights issue tersebut.

“Begini, jadi prosesnya sendiri masih di OJK, kita melakukan penelaahan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Nah, saat ini masih ada beberapa dokumen yang masih ditunggu atau harus dilengkapi dan itu belum dilengkapi sampai sekarang,” ujarnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Salah satu yang belum dilengkapi, menurut Nurhaida adalah informasi atau keterbukaan mengenai investor yang akan menjadi standby buyer. Informasi ini menurutnya sangat penting karena menentukan apakah akan ada perubahan saham pengendali atau tidak.

Nurhaida menyebut OJK sudah mengirimkan tanggapan kepada perseroan. Saat ini pihaknya tinggal menunggu balasan agar bisa memutuskan apakah transaksi ini bisa dilakukan ataupun tidak.

“Jadi seperti yang saya sampaikan, dalam suatu pernyataan dalam rangka rights issue atau IPO itu ada tiga yang diharuskan. Dokumen keterbukaan informasi, dokumen tentang legal, dokumen tentang akuntasi atau laporan keuangan,” katanya.

Permintaan right issue bisa saja otomatis menjadi efektif jika dalam kurun waktu 45 hari tidak diberi tanggapan oleh OJK. Namun, saat ini OJK telah memberikan tanggapan dan menunggu perseroan menyelesaikan kewajibannya lebih lanjut. Nurhaida juga tidak menginginkan aksi korporasi ini tertunda dan tidak jelas.

Mengenai alasan penurunan porsi, Nurhaida menilai hal tersebut adalah wewenang perusahaan. Pada 8 Desember 2016 lalu, GREN mempublikasikan revisi atas prospektus right issue tersebut. Target dana yang dihimpun turun menjadi hanya Rp10,32 triliun, dari sebelumnya Rp30 triliun. AJB Bumiputera tetap sebagai pembeli siaga dan berpotensi memegang 80 persen saham GREN jika tidak ada investor lain yang berpartisipasi dalam aksi korporasi ini.

“Mereka yang memutuskan, kami sih hanya menerima saja,” ujarnya.

Sebelumnya, rapat umum pemegang saham telah menyetujui rencana perseroan untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 93,88 miliar saham baru atau 95 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Evergreen sendiri belum menetapkan baik rasio maupun harga penetapan.

Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini utamanya untuk melunasi utang Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJBB) melalui entitas anak Evergreen, yakni PT Pasifik Mulia Industri. Aksi korporasi itu juga bertujuan untuk merambah lini bisnis baru yaitu peternakan. Sebelumnya Evergreen bergerak dalam bisnis tekstil. Namun bisnis tersebut telah diberhentikan sementara sejak April 2016. (selengkapnya baca: GREN Berencana Right Issue Rp 30 T, Ini Alasan OJK Masih Menunda Masa Efektif) (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua