BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Harga Saham Grup Lippo Ini Tergolong Premium, Apakah Sesuai Dengan Kinerjanya?

Bareksa01 September 2016
Tags:
Harga Saham Grup Lippo Ini Tergolong Premium, Apakah Sesuai Dengan Kinerjanya?
Chairman Lippo Group Mochtar Riady (di monitor), menyampaikan sambutan pada Halal bi Halal Karyawan Lippo Group di Karawaci, Tangerang, Banten, Selasa (4/8/2015). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

SILO emiten yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan masyarakat memiliki PER sebesar 165 kali

Bareksa.com- Harga saham empat emiten berkapitalisasi pasar terbesar dari Grup Lippo sejak awal tahun naik cukup signifikan. Bahkan, ada beberapa yang bisa dibilang terlalu mahal dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Lantas, bagaimana kinerja keuangan perusahaan-perusahaan dalam konglomerasi yang dikendalikan oleh keluarga Riyadi ini?

Bareksa memantau empat saham Grup Lippo dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Siloam International Tbk (SILO). Dari keempat saham tersebut, emiten operator rumah sakit SILO mencatat peningkatan harga saham terbesar sejak awal tahun hingga 31 Agustus 2016, yakni 15,31 persen. Kinerja saham SILO diikuti oleh LPPF yang naik 13,64 persen, LINK dengan return 11 persen, dan LPKR yang menanjak 6,28 persen.

Grafik: Pergerakan Harga Saham Grup Lippo

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Untuk menilai valuasinya mahal atau murah, Bareksa menggunakan metode PER. PER atau price to earning ratio adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham yang mampu diraih perusahaan selama satu tahun. Semakin tinggi nilai PER maka semakin mahal harga saham, demikian sebaliknya. Lalu, PER masing-masing saham dibandingkan dengan PER rata-rata sektornya sehingga bisa diketahui apakah harga sahamnya wajar atau tidak.

SILO, yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat ini, memiliki PER sebesar 165 kali, berarti perusahaan ini diperdagangkan pada harga 165 kali lipat dari laba per saham yang dihasilkan. Angka tersebut jauh diatas PER rata-rata perusahaan dari sektor jasa kesehatan dengan PER 102,3 kali.

Sementara itu, perusahaan properti LPKR saat ini diperdagangkan dengan PER 98,8 kali. Nilai tersebut juga jauh diatas PER rata-rata sektor properti yang hanya 54 kali.

Adapun dua perusahaan lainnya, LPPF dan LINK yang masuk ke dalam sektor perdagangan memiliki PER masing-masing sebesar 25 kali dan 21 kali. Secara umum, nilai tersebut di bawah PER rata-rata sektor perdagangan yaitu sebesar 44,73 kali tetapi sektor ini mencakup bidang usaha yang terlalu luas.

LPPF yang memiliki bisnis ritel dan mengoperasikan gerai Matahari Department Store sedikit lebih mahal dibandingkan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan PER 16 kali, tetapi lebih murah dibandingkan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES) dengan PER 29 kali dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan PER 160 kali. Adapun LINK yang bergerak di bidang jasa internet broadband bisa dibilang relatif murah dibandingkan dengan saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dengan PER 34 kali.

Grafik: Perbandingan PER saham Grup Lippo dengan PER Rata-rata Sektor

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Yang menarik, dua perusahaan Grup Lippo yang memiliki PER premium terhadap sektornya justru memiliki kinerja kurang menggembirakan jika dibandingkan perusahaan lainnya.

LPKR pada tengah tahun pertama 2016 justru mengalami penurunan pendapatan sebesar 7 persen, sementara labanya harus jeblok hingga 36 persen dibandingkan periode sama tahun 2015. Sementara laba SILO -- yang baru mengeluarkan laporan keuangan hingga kuartal pertama 2016 -- hanya naik 17 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

LPPF dan LINK yang memiliki PER di bawah PER rata-rata sektornya justru membukukan laba yang tinggi. Pada periode enam bulan pertama tahun ini keduanya mencatat peningkatan laba bersih masing-masing 80,5 dan 25,6 persen.

Grafik: Pertumbuhan Kinerja Emiten Grup Lippo

Illustration

*Kinerja SILO masih menggunakan laporan keuangan kuartal I, sedangkan yang lainnya menggunakan laporan kuartal II

Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua