Jokowi Genjot Sektor Maritim, Saham Perikanan Bergejolak Setahun Terakhir
Harga saham IIKP berhasil naik empat kali lipat setahun meski tidak diiringi keuangan yang membaik
Harga saham IIKP berhasil naik empat kali lipat setahun meski tidak diiringi keuangan yang membaik
Bareksa.com - Investor rupanya gesit menangkap arah angin pembangunan pemerintahan Jokowi-JK yang mengedepankan sektor perikanan menjadi kiblat baru pembangunan ekonomi nasional. Minat investasi di area ini mulai bertiup kencang terlihat dari pergerakan saham-saham sektor perikanan sejak setahun terakhir.
Dorongan di sektor maritim terlihat setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuat sejumlah kebijakan khususnya yang terkait penenggelaman kapal ilegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, moratorium kapal asing dan larangan transhipment atau kegiatan bongkar muat antar kapal di laut.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pun bisa kembali menggerakkan saham-saham perikanan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada setidaknya empat emiten di bursa yang memiliki lini bisnis terkait dengan budidaya dan perkapalan perikanan.
Promo Terbaru di Bareksa
Salah satunya adalah PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP). Dalam satu tahun terakhir, harga saham IIKP naik hampir empat kali lipat persen. Pada penutupan perdagangan 11 Agustus 2016, IIKP ditutup pada harga Rp3790, naik 298,95 persen dibandingkan harga setahun sebelumnya Rp950.
Selanjutnya, harga saham PT Dharma Samudera Fishing Tbk (DSFI) naik 20 persen dalam jangka waktu setahun menjadi Rp214 dari sebelumnya Rp176. Kemudian, saham emiten budidaya dan pakan ikan PT Central Protein Prima Tbk (CPRO) naik 30 persen menjadi Rp66 dari sebelumnya Rp50.
Sementara itu, harga saham perikanan PT Dua Putera Utama Makmur Tbk (DPUM) naik 43 persen menjadi Rp1.185, dalam waktu tujuh bulan sejak pertama kali tercatat di bursa pada Desember 2015. Pada saat penawaran perdana, harga IPO saham DPUM hanya Rp825.
Grafik: Return Saham-Saham Perikanan Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Dari sisi keuangan, tampaknya tidak semua emiten ini bisa menampilkan kinerja cemerlang pada semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Hanya Dua Putra yang bisa mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 36 persen menjadi Rp378 miliar pada Januari-Juni 2016 dibandingkan dengan periode sama 2015. Padahal, emiten perikanan laut dan makanan olahan ini baru melantai di bursa sejak 8 Desember 2015, sehingga kinerja keuangan sebelumnya belum terekam.
Selebihnya, Central Proteina Prima membukukan peningkatan 4,2 persen dan Dharma Samudra hanya 2,5 persen. Bahkan, Inti Agri mencatat penurunan pendapatan 22 persen.
Bila ditarik dengan jangka yang lebih panjang, Dharma Samudra mencetak kinerja yang cukup baik. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan makanan laut, terutama perikanan ini mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 78 persen dalam periode empat tahun terakhir. Sepanjang Januari-Juni 2016, Dharma Samudra mencatat pendapatan Rp301,95 miliar, dibandingkan Rp151 miliar pada periode sama tahun 2012.
Sementara itu, CPRO yang bergerak di bidang tambak udang mencatat kinerja selama empat tahun terakhir ya ang jugcukup baik dengan peningkatan pendapatan 36,9 persen menjadi Rp4,8 triliun pada semester pertama 2016 dibandingkan Rp3,5 triliun pada semester pertama 2012.
Adapun kinerja keuangan IIKP sedang dalam tren yang kurang baik. Pasalnya, bila dilihat selama empat tahun terakhir, emiten yang bergerak di bidang agribisnis dengan fokus di industri ikan hias khususnya ikan Arwana jenis super red ini justru mencatat pendapatan yang turun 20,1 persen. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.