Ada Mantan Kapolri & Kepala Intelejen Di Jajaran Komisaris SHIP, Saham Naik 70%
Pencatatan saham SHIP dihadiri tiga menteri sekaligus
Pencatatan saham SHIP dihadiri tiga menteri sekaligus
Bareksa.com - Harga saham yang langsung melonjak 70 persen di hari pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) menarik perhatian investor.
Terlebih lagi, pencatatan saham SHIP dihadiri tiga menteri sekaligus. Berdasarkan pantauan Bareksa, acara ini dihadiri Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Selain itu, mantan kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI (purn) AM Hendropriyono turut hadir di acara pencatatan saham perdana perusahaan perkapalan migas ini.
Terlepas dari tokoh-tokoh penting yang datang, beberapa sosok menarik juga masuk ke dalam jajaran komisaris maupun jajaran direksi perusahaan. Sebut saja Jenderal Polisi (purn) Drs. Sutanto, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (2005-2008) sekaligus mantan Kepala Badan Intelejen Negara (2009-2011) menjabat sebagai Komisaris Utama perseroan. Pada Januari 2009 sampai 21 Oktober 2009, Sutanto juga sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, ada juga Djunggu Sitorus yang menjabat sebagai Komisaris Independen. Djunggu dikenal telah melanglang buana di dunia pasar modal Indonesia. Sejak tahun 1997 beliau sudah menjabat sebagai Kepala Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Transaksi dan Lembaga Efek - Bapepam. Terakhir di Bapepam, beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Penilaian Perusahaan Non Pabrikan di 2006-2008.
Di jajaran direksi, ada nama Edi Yosfi yang menjabat sebagai Direktur Utama perseroan. Dalam prospektus, diketahui beliau juga menjabat sebagai direktur di PT Adiperkasa Citra Esemka (ACE) yang saat ini sedang berupaya memproduksi mobil nasional. ACE merupakan gabungan antra PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).
Ini mengingatkan kembali pada pemberitaan di Febuari 2016 lalu, yakni saat AM Hendropriyono sebagai Direktur Utama ACL menandatangani nota kesepahaman dengan Proton yang merupakan perusahaan otomotif asal Malaysia. Penandatanganan tersebut bahkan dihadiri dua kepala negara yakni Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Najib Razak.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham SHIP naik hingga 70 persen ke level Rp238 per saham, jauh diatas harga penawaran perdana di Rp140 per saham. Kenaikan harga disertai tingginya volume perdagangan menunjukan besarnya minat akan saham perusahaan ini. (Baca juga: Harga Saham Perdana SHIP Lompat 65%, 3 Broker Ini Jadi Pembeli Terbesar)
Pertanyaannya, seberapa menarik Sillo Maritime jika dilihat dari segi kinerja keuangannya?
Sebagaimana perusahaan di industri perkapalan migas lainnya, di tahun 2015 SHIP juga mengalami penurunan kinerja. Pendapatan tercatat merosot menjadi US$15,6 juta atau turun 23 persen dari tahun sebelumnya US$20,29 juta.
Pendapatan terbesar SHIP diperoleh dari korporasi perminyakan asing. Dari prospektus diketahui SHIP merupakan langganan dari China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Pada tahun 2013-2015, kontribusi pendapatan dari CNOOC mencapai 50 persen lebih dari total pendapatan perusahaan.
Grafik: Pendapatan SHIP 2013-2015
sumber: Prospektus SHIP
Sayangnya, pendapatan dari CNOOC turun 22 persen menjadi hanya US$8,8 juta di tahun 2015, turun drastis dari tahun sebelumnya US$11,3 juta. Kontribusi CNOOC yang begitu besar mengakibatkan total pendapatan SHIP ikut merosot hingga 23 persen di 2015.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pesaingnya yakni PT Soechi Lines Tbk (SOCI) yang mengandalkan perusahaan minyak lokal. Berdasarkan laporan keuangan 2015, Pertamina merupakan pelanggan utama SOCI dengan porsi 50 persen dari total pendapatan. Di tahun 2015, SOCI memperoleh pendapatan sebesar US$70 juta dari Pertamina, naik 6 persen dari tahun sebelumnya US$66 juta.
Sementara jika dilihat dari kemampuan mendulang laba, SHIP dapat dikatakan setara dengan SOCI. Hal ini terlihat dari marjin laba bersih yang setara masing-masing 29 persen. Namun, marjin laba yang dihasilkan SHIP masih jauh lebih baik dibanding PT Humpus Intermoda Tbk (HITS) yang juga menjalankan bisnis serupa dengan marjin hanya 6 persen di 2015.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.