BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berencana Private Placement Sejak 2015, Ini Valuasi Saham DNET

Bareksa09 Juni 2016
Tags:
Berencana Private Placement Sejak 2015, Ini Valuasi Saham DNET
Presiden Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk Harjono Wreksoremboko (kanan) bersama Direktur Evensius Go (kiri) dan Direktur Haliman Kustedjo berbincang - (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Tower Bridge Ventures Ltd tak kunjung mengeksekusi pembelian saham DNET.

Bareksa.com - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) masih dalam tahap negosiasi dengan perusahaan asal Inggris yakni Tower Bridge Ventures Ltd, terkait rencana penjualan 1,1 miliar saham baru--sekitar 7,1 persen dari seluruh saham senilai Rp1,01 triliun--yang akan dilakukan melalui skema penawaran umum tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD). Padahal, persetujuan pemegang saham untuk aksi ini telah diperoleh sejak tahun 2015 lalu.

“Komitmen Tower Bridge sebagai pembeli masih ada dan in-progress. Mudah-mudahan bisa dilakukan tahun ini,” kata Kiki Yanto, Direktur DNET, seperti dikutip Investor Daily Selasa, 7 Juni 2016. Persetujuan pemegang saham sudah diperoleh sejak Juni 2015 dan memiliki masa berlaku hingga dua tahun.

Dalam prospektus penawaran umum non-HMETD yang terbit 18 Mei 2015, DNET telah mengumumkan harga eksekusi yakni Rp925,00 per saham. Tower Bridge sebagai pembeli tunggal disebut akan membeli 1,1 miliar lembar saham DNET, sehingga total transaksi mencapai Rp1,01 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara per hari ini, 8 Juni 2016, DNET diperdagangkan pada harga Rp1.110 per saham. Artinya, harga yang harus dibayarkan Tower Bridge untuk mengeksekusi saham DNET saat ini 16 persen di bawah harga pasar.

Lantas apakah harga yang ditawarkan DNET terlalu murah? Bareksa mencoba melakukan analisis dari segi valuasi harga sahamnya.

Pertumbuhan pendapatan DNET cukup atraktif dalam beberapa tahun terakhir. Di kuartal I 2016, total pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp61 miliar, naik 64 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp37 miliar.

Salah satu fokus bisnis DNET sepanjang Januari-Maret 2016 berasal dari bisnis kabel optik yang mulai menyumbang pendapatan Rp2,6 miliar. Pendapatan perangkat lunak pun meningkat 71,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, menjadi Rp1,6 miliar. Sementara itu bagian laba anak usaha yang berasal dari PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), PT Indomarco Primatama (Indomaret), dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) juga melonjak 56,2 persen menjadi Rp57,4 miliar.

Sayangnya, peningkatan drastis pendapatan itu tidak diiringi peningkatan kenaikan laba bersih. Di kuartal I 2016, laba hanya naik 12,5 persen ke Rp45 miliar dari sebelumnya Rp40 miliar.

Sementara di pasar saham, harga saham DNET ternyata sudah bergerak lebih kencang ketimbang pertumbuhan labanya. Berdasarkan data BEI, harga DNET pada 30 Desember 2015 Rp1.145 per saham, naik 25 persen dari Rp915 per saham di 2 Januari 2015. Lonjakan harga saham ini membuat rasio harga per laba (price to earning ratio, PER) tahun 2015 melonjak jadi 38 kali dari sebelumnya 33 kali.

Grafik: Pergerakan Harga Saham DNET

Illustration
Sumber: Bareksa

PER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar harga saham jika dibandingkan dengan laba per saham yang bisa dihasilkan perusahaan. Artinya, harga saham DNET di akhir 2015 diperdagangkan 38 kali lipat dari laba per saham yang dihasilkan.

Grafik: Perbandingan PER DNET dengan Perusahaan Konsumsi

Illustration
Sumber: Bloomberg.com, diolah Bareksa

Sementara per hari ini, berdasarkan data Bloomberg.com, harga saham DNET diperdagangkan dengan nilai PER 37,35 kali. Ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor konsumer seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) 27,46 kali, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 14,49 kali, dan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) 25,11 kali. Berdasarkan pengamatan Bareksa, rata-rata PER 10 perusahaan konsumsi besar tercatat hanya 29,32 kali. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua