MARKET FLASH: BRI & Mandiri Terbitkan Obligasi di Atas Rp4T, PLN Perketat Lelang
2020, Indonesia Masuk 10 Besar Pasar Penerbangan Dunia; APLN hentikan proyek reklamasi
2020, Indonesia Masuk 10 Besar Pasar Penerbangan Dunia; APLN hentikan proyek reklamasi
Bareksa.com - Berikut ini sejumlah berita terkait pasar dan aksi korporasi yang diambil dari sejumlah surat kabar nasional dan keterbukaan informasi.
PT Pembangkit Listrik Negara (PLN)
PT PLN optimistis proyek 35.000 MW rampung pada akhir tahun 2009. 18.000 MW dari total 35.000 MW yang akan dibangun adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Adapun pencapaian proyek 35.000 MW per 13 April 2016 adalah sebagai berikut:
Promo Terbaru di Bareksa
- Tahap perencanaan: 12.226,8 MW (34,4%)
- Tahap pengadaan: 8.377,7 MW (23,6%)
- Tahap PPA dan proses Financial Close: 10.941,07 MW (30,8%)
- Tahap konstruksi dan komisioning
PT PLN juga memperketat lelang pembangunan pembangkit listrik agar pasokan listrik terjamin sesuai target. Project Development Account (uang jaminan pelaksanaan) diubah dari sebelumnya US$ 5 juta untuk seluruh nilai proyeknya, menjadi 10 persen dari total biaya proyek. Syarat performance bond juga naik menjadi 10 persen dari nilai proyek dari sebelumnya hanya 1 persen.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) & PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Dua bank pelat merah ini berencana menerbitkan obligasi. Adapun Bank Mandiri menargetkan perolehan dana sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun dalam mata uang rupiah pada semester II tahun ini. Sementara Bank BRI akan segera menerbitkan obligasi senilai Rp 4,4 triliun di semester I tahun ini.
Penerbitan obligasi dilakukan untuk menggenjot likuiditas, pasalnya Bank Mandiri mengerem pertumbuhan dana pihak ketiga yang berasal dari deposito untuk menggenjot cost of fund. Sementara obligasi yang akan diterbitkan BRI merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yakni Obligasi Berkelanjutan I BRI dengan target dana Rp12 triliun.
2020, Indonesia Masuk 10 Besar Pasar Penerbangan Dunia
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan berdasarkan laporan International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang udara nasional akan melonjak 300 persen menjadi 270 juta penumpang pada tahun 2034 dibanding pada tahun 2014 sebanyak 90 juta penumpang.
Saleh Husin melihat adanya potensi industri perawatan dan perbaikan pesawat atau disebut maintenance, repair, and overhaul (MRO) dalam empat tahun ke depan bisa naik menjadi USD2 miliar dari saat ini USD920 juta.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
PT Muara Wisesa Samudra (MSW), anak usaha Agung Podomoro belum menerima pemberitahuan resmi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Menteri Koordinator Maritim & Sumber Daya Rizal Ramli serta Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan Siti Nurbaya untuk melakukan penghentian sementara pekerjaan reklamasi pembuatan pulau G.
Sementara menunggu pemberitahuan resmi, MSW memang sedang melakukan proses penghentian pekerjaan di lapangan. Tetapi proses tersebut memerlukan waktu terutama untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pengamanan untuk menjaga stabilitas lingkungan.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
WSKT membukukan pendapatan Rp3,5 triliun sepanjang kuartal pertama 2016, naik 114 persen dibandingkan kinerja periode sama tahun lalu. Laba bersih perusahaan konstruksi tersebut juga melonjak sembilan kali lipat menjadi Rp100 miliar pada periode yang sama.
Pendapatan terbanyak berasal dari konstruksi jalan tol dengan kontribusi 40-50 persen, diikuti penjualan beton dengan kontriusi 20-25 persen. Pendapatan lainnya berasal dari lini usaha properti dan energi. Laba bersih tahun ini ditargetkan RP2 triliun, dua kali lipat tahun lalu dengan pendapatan yang juga melonjak dobel menjadi Rp27 triliun.
PT PP Properti Tbk (PPRO)
PPRO mencatat peningkatan pendapatan prapenjualan (marketing sales) 23 persen menjadi Rp550 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Laba bersih emiten properti ini naik 13 persen menjadi Rp90 miliar. Angka tersebut seiring dengan target penuh tahun ini untuk marketing sales Rp2,1 triliun dan laba bersih Rp360 miliar.
PPRO akan meluncurkan sejumlah proyek tahun ini, termasuk sebuah mixed used di Bandung yang merupakan joint venture. Selain itu, proyek yang mulai berjalan termasuk Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
WIKA sedang mengincar dua proyek strategis senilai total Rp850 miliar. Kedua proyek itu adalah renovasi gelanggang olahraga balap sepeda Velodrome Rawamangun, Jakarta senilai Rp450 miliar dan proyek Auto Moving People System (AMPS) di Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp400 miliar.
Kedua proyek itu diharapkan bisa menopang kontrak baru di kuartal kedua tahun ini. Sepanjang kuartal pertama, WIKA meraih kontrak baru RP5,32 triliun, atau 10,2 persen target setahun. Realisasi tersebut naik 29,7 persen dengan periolehan periode sama tahun lalu Rp4,1 triliun.
Konsolidasi BUMN
Pemerintah merancang skema akuisisi atas lembaga keuangan BUMN yang memiliki kemiripan bisnis, seiring dengan rencana konsolidasi sektor keuangan. BBRI akan ditugaskan mengambil alih anak usaha Grup Bahana, PT Bahan Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan menjelaskan BPUI memiliki visi yang kurang lebih sama dengan BRI, yaitu mengembangkan sektor riil lewat pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasiPenempatan BPUI dalam kendali BBRI ditargetkan selesai tahun ini. Kehadiran BPUI akan memperkuat penyaluran kredit usaha rakyat di BBRI.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.