BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: TELE Jajaki Obligasi Rp1 T; LPKR Anggarkan Capex Rp5 T

Bareksa01 Maret 2016
Tags:
MARKET FLASH: TELE Jajaki Obligasi Rp1 T; LPKR Anggarkan Capex Rp5 T
Chairman Lippo Group Mochtar Riady (di monitor), menyampaikan sambutan pada Halal bi Halal Karyawan Lippo Group di Karawaci, Tangerang, Banten, Selasa (4/8/2015). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Garuda dapat pinjaman lagi US$50 juta; KIJA Target marketing sales RP1,4 triliun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE)

TELE sedang menjajaki penerbitan surat utang senilai Rp1 triliun yang rencananya keluar pada kuartal kedua 2016. Peritel voucher isi ulang pulsa telepon seluler itu masih memiliki sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp1,5 triliun dari total Rp2 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Perseroan sedang berdiskusi dengan kreditor perbankan untuk melonggarkan covenant pinjaman sindikasi Rp2,5 triliun dari lima bank. TELE berharap dapat menjaga rasio debt to equity (DER) di level 1,5 kali.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

LPKR mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 5 triliun untuk ekspansi perseroan dan anak usaha. Sumber pendanaan dari kas internal dan utang bank meski membatalkan rencana obligasi.

Perseroan berpeluang meminjam Rp1,5 - 2 triliun dari bank. Jika utang bank ditambah kas internal belum cukup mendanai capex, LPKR masih bisa mengandalkan penjualan aset melalui dana investasi real estate (DIRE).

PT Sentul City TBk (BKSL)

BKSL menggandeng Group 70 International Inc. untuk mendirikan perusahaan patungan di bidang jasa arsitektur, interior design, teknik sipil, konsultasi dan perencanaan induk. Pembentukan tersebut terlaksana pada 26 Februari 2016.

Nilai transaksi untuk modal dasar perusahaan patungan sebesar Rp30 miliar dan modal ditempatkan Rp11,3 miliar. Sentul City menyetor dana Rp5 miliar dan mitranya sebesar Rp6,2 miliar. Sebelumnya, BKSL juga bekerja sama dengan PT PP Properti untuk menjalankan usaha di bidang jasa pembangunan dan perdagangan.

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

GIAA mendapatkan pinjaman valuta asing senilai US$50 juta dari PT Bank Panin Tbk (PNBN). Dana itu akan menambah kredit untuk keperluan modal kerja perseroan menjadi Rp5,4 triliun. Kredit modal kerja itu memiliki tenor setahun dengan bunga LIBOR plus 3 persen.

Pekan lalu maskapai ini mendapat pinjaman dari tiga bank BUMN senilai total Rp4,74 triliun. Rinciannya dari Bank Mandiri Rp1 triliun, BRI Rp2 triliun dan US$30 juta, dan dari BNI US$100 juta.

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)

KIJA menargetkan pra penjualan (marketing sales) senilai Rp1,4 triliun pada tahun ini, tumbuh 40 persen dibanding realisasi tahun lalu Rp1 triliun. Kawasan industri Cikarang masih menjadi penyumbang penjualan terbesar sekitar Rp1,15 triliun.

Selain itu, pembangunan kawasan industri di Kendal, Jawa Tengah ditargetkan bisa menyumbang marketing sales Rp250 miliar. Adapun tahun lalu, separuh dari pencapaian marketing sales disumbang oleh proyek industrial dan sisanya dari residensial.

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

WTON menganggarkan belanja modal Rp425 miliar tahun ini. Sebagian besar anggaran itu untuk menambah kapasitas pabrik sebesar 200.000 ton dari total kapasitas saat ini 2,5 juta ton per tahun.

Manajemen mengalokasikan 40 persen belanja modal untuk menambah kapasitas produksi selain itu untuk perawatan pabrik, pengadaan cetakan serta pengembangan anak usaha. Seluruh dana berasal dari kas internal dan sisa penawaran umum perdana (IPO).

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten TBk (BJBR)

BJBR memasang target pertumbuhan laba 12 persen tahun ini. Padahal tahun lalu laba bersih perseroan tumbuh 24,7 persen. Target kredit juga diperkirakan dalam kisaran 13-15 persen.

Target tahun ini lebih realistis karena antisipasi pembiayaan kredit turun dan prioritas bank ingin melakukan efisiensi seperti anjuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Net Interest Margin (NIM) akan dijaga di level 6,3 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua