MARKET FLASH: Sritex Lanjutkan Emisi Global Bond; TBIG Batal Akuisisi Mitratel
SSIA bidik ruas tol Batang-Semarang; PPRO siapkan dana Rp400 miliar untuk beli lahan
SSIA bidik ruas tol Batang-Semarang; PPRO siapkan dana Rp400 miliar untuk beli lahan
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
SSIA membidik kepemilikan ruas jalan tol Batang - Semarang menyusul rencana pemerintah melakukan tender ulang atas proyek sepanjang 75 km tersebut. Perseroan mengincar ruas Pandaan - Malang dan Batang - Semarang di proyek Trans Jawa. Untuk Pandaan - Malang, SSIA mengaku sudah masuk daftar pendek.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelum mengikuti prakualifikasi untuk ruas jalan tol Batang - Semarang, SSIA melalui PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) telah lebih dulu dinyatakan lolos tahap prakualifikasi jalan tol Pandaan - Malang pada Desember tahun lalu. Saat ini SSIA melalui NRCA adalah pengelola ruas jalan tol Cikopo - Palimanan (Cipali). Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan perusahaan berupaya melebarkan sayap di lini bisnis jalan tol, setelah berhasil membangun ruas Cipali.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex
SRIL kembali melanjutkan rencana untuk menerbitkan obligasi global senilai US$420 juta setara dengan Rp5,8 triliun yang sebagian besar digunakan untuk pembayaran utang (refinancing), setelah tertunda tahun lalu. Perseroan sudah mendapatkan restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk penerbitan obligasi itu tahun lalu.
Wakil Presiden Direktur Sritex Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan obligasi senilai US$420 juta itu paling lambat diterbitkan Agustus 2016. Rencana penerbitan akan dipertimbangkan dengan memperhatikan kondisi pasar global. Bila tidak kondusif, emiten tekstil ini akan membayar utang dengan kas internal. Porsi refinancing sekitar US$320 juta, sebesar US$270 juta di antaranya dipakai untuk menukar notes yang dimiliki anak usaha Golden Legacy Pte.Ltd.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
TBIG menegaskan kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan anak usahanya, Mitratel, resmi batal. Presiden Direktur TBIG Herman Setya Budi mengatakan saat ini TBIG fokus menambah jumlah penyewa menara, sembari membidik peluang akuisisi menara lain.
Kabar terbaru, TBIG telah mengutarakan minatnya untuk mengakuisisi menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL). TBIG mengincar 2.000 - 2.500 unit menara telekomunikasi milik EXCL melalui lelang terbuka pada bulan ini. Selain itu, TBIG mengincar penambahan jumlah penyewa menara sebanyak 1.500 - 2.000 tenant sepanjang 2016. Sampai akhir 2015, TBIG memiliki 19.416 penyewa dan 12.159 site telekomunikasi.
PT PP Properti Tbk (PPRO)
Pada 2016, PPRO menyiapkan dana Rp 400 miliar untuk mengakuisisi lahan di tiga lokasi. Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO, mengatakan, perusahaan ini akan mengakuisisi lahan di Surabaya, Jabodetabek dan Bandung. Akuisisi lahan di Bandung rencananya untuk kawasan mixed used.
Meski tidak bersedia menyebut luas lahan yang hendak dicaplok tahun ini, dia menyebutkan dana yang dialokasikan untuk akuisisi sekitar 35 persen dari belanja modal (capex) Rp1,12 triliun. Selain untuk akuisisi lahan, capex akan digunakan untuk pembangunan mal, pengembangan mal dan penyertaan modal pada perusahaan patungan.
Modal Ventura
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka lebar kesempatan kepada pemodal asing memiliki saham di perusahaan modal ventura Indonesia. Investor asing boleh memiliki saham sebanyak 85 persen di modal ventura. Lewat Peraturan OJK Nomor 34/POJK.05/2015 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura, OJK mempersilakan asing leluasa menggarap bisnis modal ventura. Termasuk penggunaan tenaga kerja asing di usaha ini.
Tenaga kerja asing di perusahaan modal ventura dapat mengisi posisi tenaga ahli dengan level jabatan atau satu tingkat di bawah direksi, juga bisa menjadi penasihat dan konsultan Salah satu syaratnya, modal ventura yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan tahunan kepada pegawai lokal. Modal ventura yang melebihi batasan kepemilikan saham oleh asing diminta mengubah komposisi pemegang saham lewat joint venture dengan perusahaan lokal.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.