BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Tambah Free Float Saham, ADMF Kaji Rights Issue

Bareksa25 September 2015
Tags:
Tambah Free Float Saham, ADMF Kaji Rights Issue
Karyawan Adira Finance sedang menawarkan beberapa opsi pembiayaan kepada nasabahnya - (Company)

Adira punya opsi pendanaan dari obligasi, utang bank hingga rights issue

Bareksa.com - Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) sedang mempertimbangkan penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek (rights issue) untuk menambah porsi saham yang beredar di publik. Hal itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengharuskan jumlah saham beredar di publik (free float) sebesar 7,5 persen dari modal disetor.

Direktur Utama ADMF Willy Suwandi Dharma mengatakan setidaknya ada dua opsi untuk menambah porsi saham yang beredar di masyarakat, yaitu dengan menerbitkan saham baru melalui rights issue atau divestasi dari pemegang saham mayoritas perseroan. Sekitar 95 persen saham ADMF dimiliki oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

"Kami lagi berhitung-hitung caranya seperti apa yang harus kami lakukan. Minimum (free float) 7,5 persen, tapi kami masih bicarakan secara internal mudah-mudahan bisa. Opsi kan bisa right issue atau divestasi, tapi belum bisa diungkapkan," ujarnya di sela-sela acara Annual Reports Award di Jakarta Selasa (22/9/2015) malam.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, dia juga mengatakan opsi divestasi, rights issue atau pun private placement bergantung pada pemegang saham pengendali perseroan, yaitu Bank Danamon. Namun, dari sisi jumlah pemegang saham ADMF mencatat sudah melebihi 300 pihak.

Rencana perseroan untuk menambah jumlah saham yang beredar di publik adalah upaya untuk memenuhi ketentuan BEI yang tertuang dalam Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Peraturan ini dikeluarkan pada 20 Januari 2014. Perubahan peraturan ini bertujuan meningkatkan kualitas Perusahaan Tercatat, serta meningkatkan likuiditas saham Emiten di pasar modal.

Perubahan Peraturan Nomor I-A tersebut memuat beberapa ketentuan baru (continuous obligation) bagi Perusahaan Tercatat untuk tetap tercatat antara lain free float minimal 50 juta saham dan minimal 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal disetor, dan jumlah pemegang saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek. Emiten diberikan waktu dua tahun hingga Januari 2016 untuk dapat memenuhi ketentuan itu.

Selama setahun terakhir (25 September 2014 hingga 23 September 2015), rata-rata volume transaksi harian saham ADMF hanya sebanyak 540 lot atau 54.000 lembar saham saja. Sementara kapitalisasi pasar perseroan per hari ini (25 September 2015) adalah senilai Rp3,85 triliun.

Kebutuhan Dana

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan ADMF I Made Dewa Susila juga mengatakan rights issue merupakan salah satu cara untuk meraih dana dari pasar. Akan tetapi, manajemen perseroan memiliki opsi pendanaan lain, yaitu dengan cara penerbitan obligasi.

ADMF memiliki sisa plafon Rp5 triliun dalam penawaran umum berkelanjutan (PUB) III senilai total Rp8 triliun dalam waktu dua tahun. PUB III tahap I sudah diterbitkan pada Juni 2015 dan tahap II sudah diterbitkan pada September 2015.

"Kami sudah menerbitkan Rp3 triliun hingga saat ini, dari plafon PUB Obligasi kami yang total Rp8 triliun, itu sisanya kami akan eksekusi lagi bergantung kebutuhan," ujar Made.

Made menjelaskan rencana tersebut akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi terbaik. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan funding Adira selalu memiliki dua opsi, yaitu pinjaman perbankan dan obligasi. Setiap tahun, Adira akan mencari pendanaan sekitar Rp10 - 12 triliun, untuk membiayai pembiayaan dan juga membayar kewajiban dari utang yang jatuh tempo.

Menurut dia, kebutuhan dana tahun ini akan sama dan perseroan akan mengombinasikan sesuai kebutuhan, seiring dengan pasar pembiayaan yang tengah mengalami penurunan. "Jumlah penjualan motor dan mobil juga menurun, jadi bisnis pembiayaan kami pun akan terpengaruh. Kami masih sangat potensial untuk mendapatkan pinjaman bank dan juga obligasi, karena leverage kami masih di bawah 6 kali.

Adapun perkiraan pembiayaan perseroan untuk tahun ini adalah Rp30 triliun, revisi sedikit dari target awal Rp33 triliun. Made mengatakan hingga akhir Agustus realisasi pembiayaan sudah mencapai Rp20,3 triliun.

"Kami harap target akan tercapai, meskipun kalau dibanding 2014 akan ada penurunan sekitar 10 persen, karena turunnya penjualan motor dan mobil sekitar 20 persen. Kami cukup diuntungkan dengan diversifikasi pembiayaan yang telah kami lakukan," katanya.

Diversifikasi tidak membatasi pembiayaan hanya untuk kendaraan baru saja. Sebagai catatan, saat ini 60 persen pembiayaan baru Adira untuk kendaraan baru, sedangkan sisanya untuk pembiayaan kendaraan bekas. "Di pembiayaan kendaraan bekas ini terjadi pertumbuhan cukup signifikan sehingga penurunan pembiayaan kami tidak sebesar penurunan penjualan kendaraan bermotor dan mobil, secara total pembiaayan kami estimasi hanya turun sekitar 10 persen," ujar Made.

Perseroan pun melakukan inovasi dengan tidak hanya menyalurkan pembiayaan kendaraaan saja, tetapi juga menawarkan pembiayaan multiguna, termasuk untuk pendidikan, traveling, dan umroh. Willy menjelaskan perseroan akan masuk ke kredit multiguna pada tahun ini atau tahun depan. "Rencana awalnya itu cukup baik menyeimbangkan bisnis. Target awal bisa membiayai Rp500 miliar sampai Rp1 triliun."

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,76

Up0,49%
Up3,72%
Up0,04%
Up4,75%
Up18,40%
-

Capital Fixed Income Fund

1.793,05

Up0,56%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,95%
Up16,60%
Up40,13%

I-Hajj Syariah Fund

4.872,25

Up0,59%
Up3,20%
Up0,03%
Up6,16%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,87

Up0,53%
Up3,64%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147,05

Up0,31%
Up2,63%
Up0,03%
Up4,97%
Up14,27%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua