Pendapatan Operasional Naik; Laba Bersih Kuartal I BBCA Naik 10,7%
Laba bersih BBCA naik menjadi Rp4,1 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp3,7 triliun
Laba bersih BBCA naik menjadi Rp4,1 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp3,7 triliun
Bareksa.com - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini naik 10,7 persen yang didorong kenaikan pendapatan operasional dan penurunan beban provisi. Laba bersih BBCA naik menjadi Rp4,1 triliun atau Rp165 per saham dibandingkan periode sama tahun lalu Rp3,7 triliun atau Rp149 per saham.
Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya naik 13,2 persen menjadi Rp11 triliun dari Rp9,7 triliun. Turunnya beban provisi kredit hingga 72,5 persen menjadi Rp94 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp342 miliar turut mendorong kenaikan pada laba bersih.
Pertumbuhan kredit BBCA pun melambat, yang ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan oleh BBCA hanya sebesar 5,8 persen menjadi Rp335,8 triliun. Kredit korporasi mengalami kenaikan sebesar 2,9 persen menjadi Rp109,2 triliun, kredit komersial dan UKM naik 8,3 persen menjadi Rp134,4 triliun, dan kredit konsumer meningkat 5,6 persen menjadi Rp92 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) masih terjaga di level 6,5 persen. Namun, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kotor BBCA pada Maret 2015 naik menjadi 0,7 persen dibandingkan akhir Desember 2014 lalu yang hanya 0,5 persen.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BBCA per akhir Maret tumbuh 9,4 persen menjadi Rp445,1 triliun yang didorong oleh kenaikan dana giro dan tabungan (cash account saving account/CASA) sebesar 5,9 persen menjadi Rp334,8 triliun. Sementara rasio dana pihak ketiga terhadap kredit (loan to deposit ratio/LDR) terjaga pada level 74,9 persen.
Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa keberhasilan BBCA mencatat kinerja yang solid di tengah tantangan kondisi makro ekonomi berkat keunggulannya dalam perbankan transaksi dan posisi likuiditas yang kuat.
"Meskipun pertumbuhan ekonomi melambat, BBCA tetap berkomitmen untuk terus melakukan investasi guna memperkuat franchise value bank. Dengan demikian, BBCA berada pada posisi yang kokoh untuk menangkap peluang dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi jangka panjang," tutup Jahja dalam press releasenya. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.