Jaga Inflasi dan Kendalikan Defisit, Bank Indonesia Tahan BI Rate 7,5%
Hal tersebut sejalan dengan prediksi para ekonom
Hal tersebut sejalan dengan prediksi para ekonom
Bareksa.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen untuk menjaga inflasi berada dalam kisaran 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016 serta mendukung pengendalian defisit transaksi berjalan.
Hal tersebut sejalan dengan prediksi beberapa ekonom yang memperkirakan BI Rate akan tetap di level 7,5 persen. Tingkat suku bunga yang tetap dinilai dapat mengurangi tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar, dibandingkan jika suku bunga harus diturunkan.
"Saat ini rupiah sudah melemah 3,5 persen semenjak pemangkasan BI rate terakhir dan ini akhirnya bisa mendorong inflasi kembali naik. Jadi mungkin BI tidak akan terlalu agresif untuk menurunkan BI rate terutama ketika dolar Amerika Serikat menguat di pasar global saat ini," kata Rangga Cipta, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia kepada Bareksa.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurutnya, dengan mempertahankan BI rate memang tidak akan serta merta membuat rupiah menguat, tapi paling tidak dapat mengurangi tekanan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika. Hari ini nilai tukar rupiah berada pada 13.192 per dolar AS, sudah menguat 52 poin dibandingkan kemarin akibat efek pengumuman paket kebijakan oleh Presiden Jokowi. .
Aldian Taloputra, Chief Economist PT Mandiri Sekuritas, mengatakan hal yang serupa. "BI tidak akan terburu-buru memotong suku bunga acuan dalam waktu dekat karena inflasi masih bisa dikendalikan dan terus membaiknya neraca perdagangan."
Grafik: Neraca Perdagangan Sejak Maret 2000-Februari 2015 (dalam juta dolar Amerika)
Sumber : Bareksa.com
Neraca perdagangan telah mencatatkan surplus sejak bulan Desember tahun lalu. Neraca perdagangan bulan Februari mencatatkan surplus sekitar $738,3 juta yang didorong oleh surplus sektor non-migas yang mencapai $570 juta. (Baca juga: Neraca Perdagangan Februari 2015 Surplus $740 Juta; BI rate Diperkirakan Tetap)
Namun neraca perdagangan masih perlu diperhatikan, tambah Aldian dalam riset yang dibagikan kepada nasabahnya. Biasanya tingkat impor cenderung rendah di awal tahun karena belum banyaknya kegiatan investasi.
"Selain itu, hal yang membuat BI mempertahankan suku bunga acuan adalah masih melemahnya nilai tukar rupiah dan menunggu kejelasan normalisasi The Fed," kata Aldian.
Menurut Rangga, jika saat ini BI menurunkan BI rate maka akan makin mendorong pelemahan pada rupiah, meskipun dengan memangkasnya BI rate dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. "Melemahnya rupiah dapat membantu ekspor kita dan juga beban bunga juga bisa turun," tambah Rangga.
Sementara itu, Aldian memperkirakan waktu yang tepat untuk memangkas suku bunga acuan adalah pada kuartal II-2015. "Kami memprediksikan BI akan menurunkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,25 persen sepanjang kuartal II-2015 dan tidak akan berubah hingga akhir tahun." (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.