Gagal Dapat PMN, Bank Mandiri Kaji Terbitkan Global Bond $850 Juta
“Skema pengurangan rasio dividen menjadi salah satu yang paling bisa digunakan," kata Direktur Utama BMRI, Budi Sadikin
“Skema pengurangan rasio dividen menjadi salah satu yang paling bisa digunakan," kata Direktur Utama BMRI, Budi Sadikin
Bareksa.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berencana menerbitkan surat utang global (global bond) senilai $850 juta untuk menambah modal perseroan. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan ekspansi kredit setelah tidak mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN).
Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan pihaknya saat ini tengah menjajaki opsi lain guna memperoleh kucuran dana, setelah skema PMN ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Kemungkinan kami akan menerbitkan global bond. Nilainya sekitar US$ 850 juta. Rencananya di sekitar semester II tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu 11 Februari 2015.
Promo Terbaru di Bareksa
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Bank Mandiri direncanakan akan menerima suntikan dari pemerintah sebesar Rp 5,6 triliun melalui rights issue dengan total Rp9 triliun pada pertengahan tahun ini. Rencananya, hasil rights issue tersebut untuk menambah kapasitas pembiayaan bank, namun ditolak oleh DPR pada Selasa (10/2) malam.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri, Budi G. Sadikin mengatakan, setelah skema PMN ditolak oleh parlemen, pihaknya masih memiliki banyak opsi untuk mendapatkan suntikan modal, salah satunya juga pengurangan rasio dividen.
“Skema pengurangan rasio dividen menjadi salah satu yang paling bisa digunakan. Jika rasio dividen dikurangi menjadi 20 persen dan laba kamibsaat ini Rp20 triliun, maka kami dapat menyimpan Rp2 triliun lebih banyak untuk ekspansi kredit,” jelas Budi.
Lebih lanjut Budi menyatakan meskipun PMN ditolak DPR, Bank Mandiri tetap optimistis memasang target pertumbuhan pembiayaan sebesar 15 hingga 17 persen tahun ini.
"Rencana kita tidak ada yang direvisi kok. Tetap sama pertumbuhan kredit sebesar 15 hingga 17 persen tahun ini. Karena ekspansi kredit angkanya kita telah masukkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena itu sifatnya tahun lalu ya. Dan angka itu belum memasukkan unsur PMN," katanya.
Jaga Likuiditas
Bank Mandiri membukukan pertumbuhan kredit 12,2 persen menjadi Rp530 triliun sepanjang tahun 2014. Angka tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan 17 persen pada tahun 2013 karena kondisi industri perbankan yang mengalami pengetatan likuiditas.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut mendorong peningkatan aset menjadi Rp855 triliun per Desember 2014, naik dari Rp733 triliun setahun sebelumnya.
Sementara itu, laba bersih 2014 tercatat tumbuh 9,2 persen menjadi Rp19,9 triliun dibandingkan Rp18,2 triliun.
"2014 merupakan tahun yang berat bagi industri perbankan Indonesia. Isu likuiditas yang ketat membuat kita mengurangi laju pertumbuhan kredit kita," jelas Budi.
BMRI berhasil menjaga rasio likuiditas terhadap pinjaman (LDR) lebih longgar ke 82,86 persen dari sebelumnya 84,46 persen. Sementara itu, rasio kredit macet (NPL) berada di 0,81 persen, lebih tinggi daripada 0,58 persen pada tahun sebelumnya.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.