Penguasaan Pasar Semen Indonesia Berubah, Siapa Juaranya?
Semen Indonesia yang baru saja ditinggal Dwi Soetjipto kehilangan 1,1 persen dari rata rata pangsa pasar tahun 2013.
Semen Indonesia yang baru saja ditinggal Dwi Soetjipto kehilangan 1,1 persen dari rata rata pangsa pasar tahun 2013.
Bareksa.com - Penjualan semen bulan November naik 5,8 juta ton atau meningkat 3,9 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut sejalan dengan perkiraan CIMB research meskipun peningkatan harga BBM pada 17 November ikut mengerek harga semen eceran.
JP Morgan dalam riset kepada nasabah menilai pertumbuhan pada November 2013 terjadi karena realisasi belanja modal terkonsentrasi pada kuartal ke empat. Pertumbuhan penjualan hingga November ini didukung dengan naiknya penjualan di pulau jawa sebesar 3,8 persen, dan di luar jawa sebesar 2,9 persen. Tiga produsen terbesar yaitu SMCB, SMGR dan INTP melaporkan pertumbuhan volume masing-masing 6,4 persen, 2,0 persen dan 6,4 persen.
CIMB dalam riset yang dilaporkan pada selasa 9 Desember 2014 optimis pertumbuhan permintaan semen akan terjadi hingga akhir tahun 2015 didukung oleh pertumbuhan sektor properti, akselerasi pembangunan yang dilakukan pemerintah hingga akhir tahun, dan prospek peningkatan belanja infrastruktur oleh pemerintah Joko Widodo.
Promo Terbaru di Bareksa
Dari segi pangsa pasar, telah terjadi pergeseran diantara tiga produsen terbesar. SMCB mengalami peningkatan 0,5 persen ketika SMGR kehilangan 1,1 persen dari rata rata pangsa pasar tahun 2013, sementara INTP mampu menjaga pangsa pasarnya.
Bagaimana perbandingan kinerja dan valuasi ketiga emiten semen tersebut?
Menurut data bareksa, INTP memiliki nilai marjin laba bersih paling tinggi yaitu 26,23 persen di atas SMGR sebesar 21,13 persen dan SMCB 7,59 persen.
Grafik Marjin Laba
sumber:bareksa.com
Namun demikian, pertumbuhan pendapatan INTP diantara ketiga emiten tersebut paling rendah yaitu 6,10 persen sementara kedua emiten lainnya lebih dari 9 persen.
Tabel Pertumbuhan Pendapatan & Laba
sumber:bareksa.com
Dari valuasi sahamnya, harga saham INTP masih lebih mahal dengan price to earning ratio sebesar 18,57 kali dibandingkan dengan SMGR yang sebesar 17,93 kali. Sementara price to earning ratio SMCB jauh melebihi kedua pesaingnya yaitu 22,19 kali.
Grafik Rasio PE & PBV
sumber:bareksa.com
Return saham INTP hingga 9 desember 2014 tertinggi yaitu 31,58 persen disusul SMGR 28,71 persen. Sementara SMCB justru masih mengalami penurunan harga saham sejak awal tahun 2014 sebesar 9,28 persen.(al)
Grafik Return Saham
sumber:bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.