Menghadapi rintangan sementara ala GEMA
GEMA diperkirakan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% tahun ini
GEMA diperkirakan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% tahun ini
Bareksa.com - Prospek ekonomi Indonesia tetap cerah didukung oleh besarnya populasi penduduk dan didominasi oleh usia muda (sekitar 70% di bawah usia 45 tahun), besarnya populasi pekerja (>50% antara usia 20-55 tahun), dan populasi kelas menengah yang tumbuh cepat.
Berdasarkan riset Nielsen, populasi kelas menengah Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 174% antara 2012-2020, dan akan menjadi penyumbang terbesar bagi kawasan Asia Tenggara.
Belanja konsumen Indonesia juga akan terus meningkat, tumbuh CAGR 11% untuk tahun 2009-2012, dan diperkirakan akan tumbuh pada tingkat yang lebih cepat menjadi CAGR 12% pada 2012-2015.
Promo Terbaru di Bareksa
Analis Pefindo Madjid Abdillah berpendapat PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) memiliki prospek yang menarik di masa depan, melihat pertumbuhan sewa kantor di Jakarta termasuk yang tertinggi di Asia Pasifik dan masih dipandang berpotensi untuk investasi.
Pasokan ruang kantor diperkirakan mencapai 500 ribu m2 tahun ini dibandingkan dengan 370 ribu m2 pada 2013. Selain itu, Jakarta dan sekitarnya memiliki tingkat hunian perkantoran yang tinggi yaitu lebih dari 90%.
"Mempertimbangkan pernyataan di atas, kami memperkirakan GEMA mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% tahun ini dan 26% YoY pada lini bawah tahun ini," tutur Madjid dalam risetnya edisi Mei 2014.
Pefindo percaya ekonomi domestik akan tetap solid di tengah pemilihan umum nasional tahun ini, atau masih tumbuh di atas 5%. Hal ini pada gilirannya akan mempengaruhi pasokan ruang kantor, yang diperkirakan bertambah 500 ribu m2.
Meskipun pertumbuhan lebih lambat dari industri properti secara keseluruhan, nilai pembangunan perkantoran diperkirakan naik minimal 20% YoY.
"Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan asing pada properti di Indonesia, kami yakin pasokan ruang kantor akan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang," paparnya.
Pefindo percaya penyerapan ruang perkantoran tetap tinggi mengingat banyaknya perusahaan multinasional yang membuka cabangnya di Indonesia. Diperkirakan akan ada pasokan ruang kantor baru sekitar 1,5 juta m2 hingga 2016, di mana pasokan dari luar Jakarta CBD akan terus mendominasi.
Tahun lalu, penyerapan ruang kantor hanya 200 ribu m2 dari target 350 ribu m2. Namun tahun ini, Pefindo memperkirakan sekitar 260 ribu m2 ruang kantor akan terserap.
"Menjelang pemilihan umum, kami percaya sektor ini tidak akan terpengaruh secara signifikan seperti yang terlihat pada penyelenggaraan sebelumnya pada tahun 2004 dan 2009," ungkapnya.
Meskipun dibayangi oleh melambatnya pertumbuhan di sektor properti tahun ini menjadi 10% dibandingkan 15% tahun lalu, nilai konstruksi perkantoran diperkirakan akan naik setidaknya 20% tahun ini.
Pada 2013, GEMA membukukan pertumbuhan pendapatan 10% menjadi Rp657 miliar dari hasil peningkatan proyek. Jasa konstruksi Interior, sebagai penyumbang utama pendapatan, tumbuh sebesar 4% menjadi Rp495 miliar, sedangkan produk-produk laminasi untuk furnitur naik 39%.
Sebaliknya, laba turun karena kenaikan upah di Jakarta serta depresiasi Rupiah, sehingga menyeret marjin laba operasdan laba bersih menjadi 6,8% dan 2,8% dibandingkan dengan 9,8% dan 4,8% pada 2012.
"Kami percaya kinerja tahun lalu adalah penurunan sementara disebabkan beberapa indikator ekonomi yang tidak menguntungkan. Tahun ini, kami memperkirakan kinerja GEMA akan pulih dengan pendapatan sebesar Rp724 miliar," ujarnya. (Sumber : Antaranews.com)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.