BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Untung-buntung investor usai PGAS diakuisisi Pertamina

Bareksa16 Januari 2014
Tags:
Untung-buntung investor usai PGAS diakuisisi Pertamina
Pekerja mengerjakan penyambungan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) (FOTO ANTARA/Joko Sulistyo)

Skala operasi PGAS menjadi lebih besar dan mendapat akses ke ladang gas Pertamina.

Bareksa.com - Seperti telah ramai diberitakan, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama Dewan Direksi dan Komisaris Pertamina dalam rapat pemegang saham pada hari Minggu, 12 Januari 2014, menyetujui PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN, kode saham: PGAS) dan meminta secepatnya dibuat kajian atas aksi korporasi tersebut.

Diberitakan Republika.co.id, tertera dalam risalah rapat, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto mengatakan PT Pertamina Gas (Pertagas) selama ini menguasai pasokan gas. Karenanya, langkah ini diyakini tidak akan memicu keberatan dari pemegang saham minoritas PGN yakni publik karena justru bakal menjamin keberlangsungan PGN. Sementara itu, Komisaris Pertamina M. Yasin memaparkan proses akuisisi diperkirakan memakan waktu delapan bulan, termasuk periode eksekusi 3,5 bulan. Skenario yang diinginkan Pertamina adalah melebur (merger) Pertagas dengan PGN menjadi satu entitas anak perusahaan Pertamina.

Di perusahaan hasil merjer Pertagas-PGN ini, Pertamina akan menguasai 30-38 persen saham sebagai hasil konversi 100 persen saham Pertamina di Pertagas. Pemerintah Indonesia selaku pemegang 57 persen saham mayoritas PGN, bakal memiliki 36-40 persen. Adapun publik yang kini menguasai 43 persen saham PGN, akan memiliki 26-30 persen saham di perusahaan baru tersebut. Jika hak kepemilikan saham pemerintah dikuasakan ke Pertamina, maka Pertamina akan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali perusahaan hasil merjer dengan porsi 70-74 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Analis PT Credit Suisse Securities Indonesia, Ami Tantri, berpandangan sentimen yang muncul dari akuisisi PGAS telah tercermin pada harga saham saat ini. Volume distribusi PGAS kemungkinan akan tetap flat atau bahkan sedikit menurun karena tidak ada lagi tambahan pasokan gas berskala besar. Ami menetapkan harga target PGAS sebesar Rp6.200 berdasarkan DCF (discounted cashflow) dengan WACC (weighted average cost of capital) sebesar 11,2 persen dan kurs Rupiah Rp11.000.

Meski prospek pertumbuhannya dinilai tidak terlampau menarik, Ami percaya PGAS adalah saham defensif dengan arus kas USD, dan dalam posisi net cash. Karena itulah Credit Suisse mempertahankan peringkat outperform PGAS. Analisis sensitivitas mereka menunjukkan bahwa setiap penurunan 10 persen dalam volume distribusi akan mengurangi estimasi pendapatan PGAS FY14 sebesar 11,7 persen dan target price sebesar 3,2 persen. Jika marjin distribusi merosot USD0,1/mmbtu (juta British Thermal Unit), perkiraan laba bersih (FY14) 2014 PGAS akan turun 2,9 persen dan valuasnyai sebesar 3,2 persen.

Ami memaparkan beberapa poin positif dari aksi korporasi ini. Di antaranya, skala operasi akan menjadi lebih besar dan PGAS akan mendapatkan akses ke ladang gas Pertamina yang memproduksi sekitar 199mboed (ribu barel setara minyak per hari) atau 1,2bcfd (miliar kaki kubik per hari) gas. Selain itu merjer ini akan mencegah keluarnya pernyataan-pernyataan bernada negatif pada PGAS oleh Pertagas/Pertamina. Juga, perusahaan baru hasil merjer akan memiliki manajemen yang memiliki pemahaman lebih mendalam tentang transmisi/distribusi gas.

Di sisi lain, dampak negatifnya juga ada. Menurut Ami, pertumbuhan perusahaan hasil merjer PGN-Pertagas akan dipaksa menyesuaikan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), mengingat Pertamina memiliki hutang sebesar USD15 miliar dan akan lebih berfokus pada operasi minyak/gas di hulu. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua