Tiga Pilihan Investasi Aman Saat Pasar Bergejolak Akibat Sentimen Bank Silicon Valley
Runtuhnya SVB diperkirakan mampu memberikan dampak panjang serupa krisis keuangan global tahun 2008 silam.
Runtuhnya SVB diperkirakan mampu memberikan dampak panjang serupa krisis keuangan global tahun 2008 silam.
Bareksa.com - Krisis keuangan global seperti tahun 2008 silam disebut-sebut berisiko kembali terjadi setelah Silicon Valley Bank (SVB), salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, ambruk.
Dilansir Bisnis.com (12/3/2023) SVB kolaps setelah saham bank ini anjlok 66% dan gagal mendapatkan tambahan dana US$2,25 miliar dalam 48 jam. Kejadian ini juga membuat SVB ditutup oleh otoritas berwenang di California, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/3/2023).
Gejolak SVB dimulai sejak Rabu pekan lalu, saat bank ini mengumumkan kerugian besar dalam penjualan sekuritas. Akibatnya, kekhawatiran muncul di antara perusahaan modal ventura, yang sebelumnya menyarankan perusahaan untuk menarik seluruh uang dari SVB.
Promo Terbaru di Bareksa
“Penurunan ini disebabkan para deposan menarik uang mereka secara tiba-tiba dan cepat sehingga bank bangkrut dan penurunan interday tidak dapat dihindari akibat penarikan besar-besaran itu,” kata Chief Executive Officer (CEO) Better Markets Dennis M. Kelleher.
SVB memiliki total aset US$209 miliar atau sekitar Rp3.197,7 triliun (estimasi kurs Rp15.300 per dolar AS) dan total deposito sekitar US$175,4 miliar atau Rp2.683,62 triliun per 31 Desember 2022.
Dengan dana jumbo yang tersimpan dan status sebagai bank dengan penyalur pinjaman utama pada banyak perusahaan rintisan, runtuhnya SVB diperkirakan mampu memberikan dampak panjang serupa krisis keuangan global tahun 2008 silam.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Akibat sentimen ini pasar modal bergejolak. Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan pada sesi I perdagangan Selasa (14/3/23) ditutup keluar zona psikologis 6.700 tepatnya di level 6.682.18 atau turun tajam 1,54%.
Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street pada perdagangan Senin (13/3/2023) juga anjlok terseret koreksi saham-saham perbankan. Dua dari tiga indeks utama ditutup melemah karena investor khawatir penularan dari keruntuhan Silicon Valley Bank. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,28% jadi 31.819,14, indeks S&P 500 melemah 0,15% ke 3.855,76, namun Nasdaq Composite berhasil menguat 0,45% ke 11.188,84.
Senada bursa saham di Eropa juga merosot tajam terdampak kasus sejumlah bank yang ditutup di AS, sehingga berakhir pada zona merah. Harga minyak juga ditutup turun lebih dari 2% pada Senin. Harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 ditutup turun 2,4% jadi US$80,77 per barel, setelah sempat menyentuh US$78,34 per barel, harga terendah sejak awal Januari.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2023 juga anjlok 2,5% ke US$74,80 per barel, setelah sempat di US$72,3 per barel, harga terendah sejak Desember.
Namun harga emas justru cemerlang karena daya tarik aset safe-haven ini kinclong di tengah kekhawatiran investor soal dampak dari runtuhnya Silicon Valley Bank, yang juga memicu harapan Bank Sentral AS Federal Reserve harus mengerem kebijakan moneter agresifnya. Setelah pada Jumat harga emas berjangka ditutup di US$1.867, kemudian pada Senin melesat 2,66% tembus US$1.917 per ounce.
Investasi Emas Sekarang, Klik di Sini
Tiga Pilihan Investasi Aman Buat Investor
Gejolak di pasar modal membuat para investor berusaha mencari aset investasi yang dianggap aman (safe haven instrument) untuk melindungi kekayaannya dari penurunan nilai akibat risiko gejolak tersebut.
Tidak sedikit instrumen safe haven yang dapat diincar dan menjadi sarana diversifikasi serta lindung nilai (hedging) ketika harus menghadapi risiko yang membesar. Lantas, apa saja aset safe haven yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor?
1. Emas
Berdasarkan sejarahnya, emas memang merupakan alat hedging paling tradisional di dunia. Setiap kali ada risiko yang meningkat, keunggulan utama emas yaitu dari likuiditas akibat ketergantungan historis dan penerimaan publik yang luas pada produk tersebut.
Nilai aset tersebut juga diharapkan beriringan dengan inflasi untuk jangka waktu yang lama serta dipercaya sebagai alat penyimpan nilai atau "store of value". Selain itu, nilai emas juga tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang ditetapkan pemerintah.
Meskipun demikian, ada sejumlah risiko terhadap investasi emas fisik batangan, seperti risiko kehilangan dan pencurian. Karena itu, investasi emas dalam jumlah besar memerlukan biaya lebih bila ingin aman, seperti menyewa brankas.
Investasi Emas Sekarang, Klik di Sini
2. Surat Berharga Negara (SBN)
Surat Berharga Negara (SBN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
Sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, SUN terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI).
a. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah SUN yang berjangka waktu maksimal 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
b. Obligasi Negara
Obligasi Negara adalah SUN yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara diskonto.
Beli Sukuk Ritel SR018 Sekarang, Klik di Sini
c. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Negara Ritel (SR)
Obligasi Negara yang diperdagangkan secara ritel. Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara.
Jika ORI merupakan jenis konvensional, maka Sukuk Ritel (SR) merupakan jenis syariahnya. Untuk diketahui saat ini pemerintah sedang menawarkan Sukuk Ritel SR018 dengan masa penawaran pada 3-29 Maret 2023. Sukuk Ritel SR018 diterbitkan dalam 2 tenor (jangka waktu) investasi 3 tahun atau SR018T3 dan tenor 5 tahun atau SR018T5. Imbal hasil yang ditawarkan SR018T3 ialah 6,25% dan SR018T5 imbalannya 6,4%.
d. Savings Bond Retail (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST)
SBR merupakan turunan dari ORI, yang memiliki sifat mirip dengan tabungan (saving) atau deposito bank untuk masyarakat ritel sehingga dinamakan seperti produk perbankan itu. Biasanya, tenor dari SBR tidak terlalu panjang, seperti SBR009 memiliki tenor 2 tahun saja.
SUN dianggap sebagai safe haven karena memiliki risiko gagal bayar (default) yang sangat minim atau hampir tidak mungkin, sebab pemerintah menjamin pokok dan kupon SUN dalam APBN. Jenis syariah dari instrumen ini adalah Sukuk Tabungan.
Beli Sukuk Ritel SR018 Sekarang, Klik di Sini
3. Reksadana Pasar Uang
Instrumen lain yang bisa sebagai alternatif safe haven bagi investor adalah reksadana pasar uang. Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
Jenis reksadana ini memiliki risiko yang minim dan cocok bagi kamu yang merupakan investor pemula. Keuntungannya pun bisa setara bahkan lebih dari deposito dan dapat dicairkan kapan saja serta tanpa potongan pajak. Reksadana ini juga ada jenis syariahnya yakni reksadana pasar uang syariah.
Baik emas, SBN Ritel termasuk Sukuk Ritel seri SR018 dan reksadana pasar uang, ketiganya tersedia di super app investasi Bareksa.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun beruntun dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.