Bareksa.com - Menjelang masa libur akhir tahun, saatnya Smart Investor melihat pos dana liburan dan melakukan beberapa penyesuaian jika diperlukan. Misalnya memperbanyak porsi persiapan dananya atau mengubah destinasi liburannya. Harga tiket pesawat dan hotel yang sudah berangsur naik dapat mendorong diperlukannya penyesuaian-penyesuaian.

Untuk menciptakan liburan nyaman dan berkesan, tentunya diperlukan persiapan dana liburan yang baik. Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memberikan tips yang aman dan cuan dalam menyiapkan dana liburan. “Kita bisa menggunakan alternatif sarana investasi dan keuangan yang pas,” kata dia dalam keterangannya (20/9/2022).

Strategi Siapkan Dana Liburan untuk Akhir Tahun Ini

Menurut Dimas, jika pos dana liburan untuk akhir tahun ini belum disiapkan, maka dalam waktu tiga bulan ini sebaiknya Smart Investor segera menyiapkannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang lain. Karena waktunya sangat pendek, tinggal beberapa bulan sebelum liburan, pos dana liburan dapat ditempatkan di tabungan.

Alternatif lainnya adalah ditempatkan di reksadana pasar uang. Selain bebas biaya transaksi dan likuid, potensi imbal hasil reksadana pasar uang lebih optimal dibandingkan tabungan, sementara tingkat risikonya sangat rendah.

“Sebagai gambaran, dalam setahun terakhir, reksadana pasar uang Manulife Dana Kas II (MDK II) memberikan return lebih tinggi daripada return tabungan,” dia mengatakan.

Strategi Siapkan Dana Liburan untuk Pertengahan Tahun Depan

Sedangkan bagi Smart Investor yang berencana untuk pergi berlibur di bulan Juni/Juli tahun depan, kata Dimas, masih ada waktu sekitar sembilan bulan untuk mempersiapkan dana liburan. Semakin panjang jangka waktu persiapannya, semakin banyak alternatif sarana investasi yang dapat digunakan.

“Selain bisa memanfaatkan reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran juga bisa digunakan untuk menyiapkan dana liburan,” ungkap Dimas.

Dengan potensi imbal hasil yang lebih menarik, menurut Dimas, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran juga memiliki risiko lebih tinggi dari reksadana pasar uang. “Selalu ingat prinsip yang berlaku dalam investasi, yaitu high risk high return dan low risk low return,” Dimas menjelaskan.

Menurut Dimas, dengan mengombinasikan reksadana pasar uang dengan sejumlah reksadana pendapatan tetap dan atau reksadana campuran dalam portofolio investasi dana liburan, maka akan memberikan potensi imbal hasil yang lebih optimal.

Sebagai gambaran, dalam setahun terakhir, dari akhir Agustus 2021 hingga akhir Agustus 2022, reksadana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan memberikan imbal hasil 3,35%.

Dalam periode yang sama, reksadana campuran Manulife Dana Tumbuh Berimbang (MDTB) memiliki imbal hasil 6,62%. “Kita dapat menggabungkan reksadana tersebut dan reksadana pasar uang Manulife Dana Kas II (MDK II) dalam portofolio kita sebagai persiapan dana liburan,” dia memaparkan.

Persiapan Matang untuk Liburan Berkesan

Liburan ke luar kota atau luar negeri tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk pergi berlibur dengan nyaman dan bebas utang, kata Dimas, sebaiknya dana liburan disiapkan dari jauh-jauh hari.

“Namun, jika kita hanya memiliki waktu persiapan yang sangat singkat dan dengan dana yang sangat terbatas, kita tetap bisa menikmati waktu liburan dengan nyaman dan bebas utang,” ujarnya.

Caranya antara lain dengan mencari destinasi wisata yang terdekat dan dapat dijangkau dengan moda transportasi yang murah namun tetap nyaman. Sebab esensi liburan adalah untuk menyegarkan pikiran, dimana pun lokasinya.

(AM)​

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

​