BeritaArrow iconBelajar InvestasiArrow iconArtikel

Kapan Waktu Terbaik untuk Evaluasi Investasi di Reksadana?

Abdul Malik30 Maret 2022
Tags:
Kapan Waktu Terbaik untuk Evaluasi Investasi di Reksadana?
Ilustrasi investor wanita sedang berencana melakukan evaluasi pada investasi reksadana yang dilakukannya. (shutterstock)

Kinerja investasi di reksadana sebaiknya dipantau secara berkala

Bareksa.com - Bulan Maret 2022 tersisa satu hari lagi dan itu berarti tiga bulan pertama tahun ini sudah berjalan. Lalu kapan sebaiknya melakukan evaluasi investasi reksadana yang sudah Anda lakukan?

Head of Investment Avrist Asset Management, Ika Pratiwi Rahayu menyampaikan kinerja investasi di reksadana sebaiknya dipantau secara berkala.

"Misalnya untuk tujuan finansial satu tahun ke depan, maka memantau kinerja investasi sebaiknya secara periodik setiap bulan," kata Ika kepada Bareksa, Selasa sore (29/3/2022).

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara untuk rencana finansial tiga tahun ke depan, ia melajutkan evaluasi bisa dilakukan per enam bulan sekali.

"Sedangkan jika tujuan finansial jangka panjang yakni di atas 3 tahun, bisa melakukan evaluasi satu tahun sekali," kata Ika.

Reksadana yang Paling Menguntungkan

Di sisi lain soal jenis reksadana, apa yang paling menguntungkan untuk berinvestasi? Jawabannya tentu tergantung dari tujuan finansial masing-masing investor.

Beda tujuan dan beda jangka waktu berinvestasi, tentu akan berbeda pula reksadana yang sebaiknya dipilih. Namun, jika mengacu pada prinsip high return high risk, reksadana mana yang menawarkan keuntungan paling tinggi?

1. Reksadana Saham

Jenis reksadana apa yang paling berpotensi menguntungkan dari sisi imbal hasil (return)? Reksadana saham adalah jawabannya.

Sesuai namanya, jika kita berinvestasi di reksadana saham, maka sebagian besar uang kita akan dialokasikan pada instrumen saham. Tapi, jangan karena tergiur keuntungan yang paling tinggi, kita langsung menyetorkan semua uang kita untuk reksadana saham.

Hal yang lain perlu diketahui, dari seluruh jenis reksadana yang ada, reksadana saham memiliki tingkat risiko tertinggi sehingga kurang cocok bagi investor yang punya profil risiko konservatif (takut menghadapi penurunan nilai investasi).Alasannya tidak terlepas dari tingkat fluktuasi harga saham yang bergerak sangat dinamis.

Dengan alasan yang sama pula, reksadana saham kurang cocok untuk tujuan finansial jangka pendek. Sebaiknya reksadana saham untuk tujuan finansial jangka panjang, minimal lima tahun.

2. Reksadana Campuran

Sementara jika Anda masih belum terlalu berani menghadapi fluktuasi reksadana saham, masih ada reksadana campuran yang bisa dijadikan alternatif berinvestasi dengan keuntungan yang masih tergolong tinggi, namun secara umum masih di bawah reksadana saham.

Seperti namanya campuran, maka uang investasi Anda akan dialokasikan pada campuran instrumen antara saham, obligasi dan pasar uang. Tak pelak, komposisi portofolio reksadana Anda bisa lebih fleksibel dan lebih rendah risikonya dibandingkan dengan reksadana saham.

Jangka waktu investasi reksadana campuran disarankan 3-5 tahun.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana berikutnya yang menawarkan keuntungan tertinggi adalah reksadana pendapatan tetap. Sesuai namanya, jika berinvestasi reksadana pendapatan tetap, maka sebagian besar uang Anda akan dialokasikan pada instrumen yang menghasilkan pendapatan tetap yakni surat utang atau obligasi.

Reksadana jenis ini menawarkan kinerja yang relatif stabil dengan risiko yang lebih rendah, berbeda dengan dua reksadana sebelumnya yang memiliki fluktuasi tinggi karena adanya alokasi pada saham. Reksadana pendapatan tetap cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat dan untuk tujuan jangka menengah sekitar 1-3 tahun.

4. Reksadana Pasar Uang

Selanjutnya dan merupakan pilihan terakhir adalah reksadana pasar uang. Sesuai namanya, jika Anda berinvestasi reksadana pasar uang, maka seluruh uang Anda akan dialokasikan pada instrumen pasar uang berupa deposito dan juga surat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

Reksadana pasar uang memang menawarkan return yang paling rendah, namun setara dengan risiko yang juga paling rendah. Tapi, potensi return yang didapat dari reksadana jenis ini masih bisa lebih besar dibandingkan deposito, mengingat adanya alokasi lain pada surat utang yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun.

Pada dasarnya, reksadana pasar uang bertujuan untuk menjaga likuditas investor yang jika sewaktu-waktu membutuhkan pencairan dana dalam waktu dekat. Makanya reksadana pasar uang cocok untuk tujuan jangka pendek sekitar 1 tahun dan untuk investor yang memiliki profil risiko konservatif (tidak menyukai risiko sama sekali).

Apapun jenis reksadana yang dipilih, pastikan sesuai dengan profil risiko Anda.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua