Putus Rantai Beban Sandwich Generation, Begini Caranya
Sandwich generation merujuk pada orang dewasa yang menanggung hidup anak-anak sekaligus orang tua mereka
Sandwich generation merujuk pada orang dewasa yang menanggung hidup anak-anak sekaligus orang tua mereka
Bareksa.com - Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar istilah sandwich generation? Ini bukan istilah terkait kuliner, bukan juga mewakilkan kaum muda yang suka makan roti lapis.
Sandwich generation merujuk pada orang dewasa yang tidak hanya menanggung hidup anak-anak mereka, tetapi juga menanggung hidup orang tua mereka. Istilah ini menjelaskan posisi mereka yang terjepit antara beban dua generasi, maka orang dewasa yang berusia 30-50 tahun ini disebut sandwich.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller pada tahun 1981 dalam jurnal berjudul "The Sandwich Generation: Adult Children of the Aging." Dorothy adalah seorang profesor di Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu, penelitan yang dilansir dari Pew Research Center 2013 menyebutkan, sekitar 47 persen orang dewasa di usia 40 hingga 50 tahun memiliki orang tua dengan usia 65 tahun ke atas, dan memiliki anak dengan usia sekitar 18 tahun. Kedua kelompok usia ini masih butuh dukungan finansial dari generasi sandwich ini.
Dari sisi finansial, generasi sandwich dituntut untuk memiliki karir dan penghasilan yang bagus sehingga bisa menopang kebutuhan orangtua sekaligus anak-anak mereka. Akan tetapi, tanpa disadari mereka tidak memperhatikan diri sendiri, termasuk untuk menyiapkan dana pensiun.
Buat orang yang merasa termasuk dalam kalangan ini, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan. Berikut sejumlah tips finansial untuk para sandwich generation dari theasianparent.com.
♦ Manajemen keuangan baik
Atur pos-pos keuangan mulai dari dana untuk kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan anak, dan biaya merawat orang tua
♦ Mengajarkan mandiri
Bila punya anak yang sudah dewasa tapi masih bergantung secara finansial, Anda harus membantu dia mandiri dengan bekerja. Ajarkan dia mengurus keuangannya sendiri agar bisa mandiri dan tidak lagi menjadi beban bagi orangtuanya.
♦ Diskusi terbuka
Anda perlu berdiskusi bagaimana membagi tanggung jawab keuangan ini dengan anggota keluarga yang lainnya. Sebisa mungkin, beban finansial ini dibagi dengan anggota lain dalam keluarga.
♦ Mulai investasi
Anda harus mulai menyiapkan dana pensiun agar di hari tua nanti tidak menjadi beban bagi anak-anak. Salah satu cara yang bisa dipilih adalah dengan berinvestasi agar mata rantai generasi sandwich bisa diputus.
Investasi di reksadana bisa menjadi satu alternatif. Reksadana adalah kumpulan dana masyarakat pemodal (investor) yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan dalam aset-aset keuangan.
Reksadana mendapatkan keuntungan (return) dari pertumbuhan aset-aset yang ada dalam portofolionya. Tidak perlu khawatir soal keamanannya, reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Simulasi Reksadana
Dari berbagai jenis reksadana yang ada, reksadana campuran bisa digunakan untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Menurut data marketplace Bareksa, top 10 reksadana campuran di Bareksa dalam 10 tahun terakhir (per 3 Februari 2020), bisa memberikan return 94,63 persen hingga 226,96 persen.
Tabel Top 10 Reksadana Bareksa
Sumber: Bareksa.com, 3 Februari 2020
Artinya, rata-rata reksadana ini mencatat return 123,75 persen dalam 10 tahun terakhir, atau sekitar 12,37 persen per tahun. Kita bisa gunakan asumsi rata-rata return ini untuk menghitung perkiraaan investasi kita dengan Kalkulator Investasi Bareksa.
Bila usia Anda saat ini 30 tahun, maka masa pensiun akan datang dalam 25 tahun lagi (usia 55). Misalkan Anda punya modal Rp3 juta, lalu bisa menyisihkan Rp3 juta per bulan atau setara Rp100.000 per hari untuk dibelikan reksadana.
Dalam jangka waktu 25 tahun (300 bulan) dan return sekitar 12,37 persen per tahun, pada Maret 2045 Anda bisa memiliki Rp6,08 miliar. Angka itu didapat dari modal investasi hanya Rp903 juta dalam waktu 25 tahun.
Grafik Hasil Investasi Reksadana
Sumber: Bareksa.com
Karena hanya asumsi, angka ini tidak mutlak, tetapi bisa naik atau turun pada kenyataannya. Bila Anda mampu untuk menyisihkan dana per bulan lebih besar, tentu modal dan potensi hasil yang didapat bisa lebih besar lagi.
Ayo persiapkan dana untuk hari tua dan segera putuskan rantai beban finansial generasi sandwich ini.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.