Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich, Investasi Sekarang demi Anak Cucu!
Seseorang yang merasa sebagai generasi sandwich harus mulai menata persiapan pensiun
Seseorang yang merasa sebagai generasi sandwich harus mulai menata persiapan pensiun
Bareksa.com - Sandwich generation atau generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller (1981) yang merupakan seorang profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS). Ia memperkenalkan istilah generasi sandwich dalam jurnal berjudul The 'Sandwich' Generation: Adult Children of the Aging.
Di dalam jurnal tersebut seperti dikutip Tirto.id, Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung tidak hanya hidupnya sendiri tapi juga orang tua dan anak-anak mereka.
Ia menilai, generasi sandwich rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka.
Promo Terbaru di Bareksa
Ilustrasi generasi sandwich. (Shutterstock)
Kamu merasa bagian dari generasi sandwich? Jika iya, mari ikut memutus rantai generasi sandwich. Perencana Keuangan Independen, Pandji Harsanto mengatakan keinginan untuk memutus rantai generasi sandwich harus dijadikan komitmen bahkan resolusi bagi siapapun yang merasa jadi bagian generasi sandwich.
"Membantu orang tua memang harus tapi kita juga harus bisa mengubah mindset, yakni memikirkan masa depan. Pelan-pelan memulainya tidak apa-apa," kata Pandji ketika dihubungi Bareksa.
Ia melanjutkan yang mesti diingat seseorang yang menjadi generasi sandwich, apakah akan melanjutkan title generasi sandwich yang dipikulnya kepada anak-anaknya juga? Jika tidak, maka harus segera mulai berinvestasi.
Bekal Usia Tua
"Tidak masalah jika ternyata baru mulai menata keuangan untuk masa tuanya di usia 35 tahunan. Misalnya bisa dimulai dari uang bonus tahunan yang diterima dari kantor, khusus untuk dirinya sendiri yakni khusus untuk diinvestasikan," papar Pandji.
Langkah lainnya, ia melanjutkan, seseorang yang menyadari kalau dirinya merupakan bagian dari generasi sandwich, maka harus bisa menurunkan gengsi. Makanya, perlu cermat dalam mengelola keuangan.
"Generasi sandwich mesti mikir kalau mereka tidak bisa bergantung dengan anak saat tua nanti," kata Pandji.
Untuk memutus rantai generasi sandwich, seseorang yang merasa sebagai generasi sandwich harus mulai menata persiapan pensiun. Persiapan dimaksud antara lain dengan mengikuti asuransi misalnya asuransi kesehatan dan program dana pensiun, untuk mengurangi beban di masa-masa pensiun.
Investasi Reksadana
Selain itu, hal yang wajib dilakukan setiap orang yang merasa jadi bagian dari generasi sandwich seperti dikatakan Pandji adalah berinvestasi. Adapun bentuk investasi yang dapat dipilih beragam mulai dari membeli tanah atau properti, emas batangan, maupun berinvestasi pada beberapa instrumen investasi seperti reksadana.
Jika kamu bagian dari generasi sandwich, ingin memutuskan rantai tersebut kepada anak-anak serta cucu-cucumu. Nah, kamu berkomitmen mempersiapkan bekal masa tuamu dengan mulai mengumpulkan uang dengan cara investasi di reksadana melalui marketplace Bareksa.
Investasi di reksadana berpotensi meraih keuntungan optimal, serta imbal hasilnya juga bebas pajak karena bukan objek pajak. Salah satu jenis reksadana yang bisa dipertimbangkan adalah reksadana campuran.
Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, top 5 reksadana campuran return tertinggi mampu memberikan imbal hasil 137,46 persen hingga 246,96 persen dalam 10 tahun terakhir (per 26 Desember 2019). Artinya, secara rata-rata top 5 reksadana tersebut memberikan imbal hasil 174,21 persen dalam 10 tahun atau 17,42 persen per tahun.
Perlu diingat, nilai imbal hasil itu berdasarkan kinerja historikal, sehingga tidak menjamin kinerja imbal hasilnya akan serupa di masa mendatang, bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung kondisi pasar.
Top 5 Reksadana Campuran Return Tertinggi 10 Tahun (per 26 Desember 2019)
Sumber : Bareksa
Katakanlah kamu mulai berinvestasi dengan investasi awal Rp500 ribu dan investasi reguler setiap bulannya Rp700.000 selama 10 tahun. Untuk mengetahui proyeksi nilai investasi setelah 10 tahun, kamu bisa gunakan tools Kalkulator Investasi Bareksa.
Dalam kolom Kalkulator Investasi Bareksa, kita nilai investasi awal, investasi reguler tiap bulan, jangka waktu, dan return atau imbal hasil per tahun yang diharapkan. Kemudian klik tombol hitung.
Sumber : Bareksa
Jika kamu konsisten berinvestasi di reksadana campuran Rp700.000 per bulan dan ditambah investasi awal Rp500.000, maka setelah 10 tahun diketahui kamu bisa mengumpulkan dana pokok investasi Rp84.500.000.
Sumber : Bareksa
Nilai itu masih berpotensi bertambah karena berpeluang memperoleh imbal hasil investasi hingga Rp136.024.982 dari investasi di reksadana. Sehingga, total dana pokok dan imbal hasil investasi yang bisa kamu peroleh bisa mencapai Rp220.524.982.
Tertarik untuk mencoba mengumpulkan dana dengan cara di atas dan mendapatkan imbal hasil optimal sebagai bekal memutus rantai generasi sandwich?
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana campuran menurut situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah investasi yang menanamkan dananya di berbagai macam efek, antara lain ekuitas (saham), surat utang (obligasi), dan pasar uang (deposito).
Reksadana campuran sering juga disebut sebagai hybrid funds. Reksadana campuran terdiri dari gabungan antara ekuitas (saham), surat utang (obligasi), dan pasar uang (deposito). Masing-masing alokasinya merupakan kombinasi antara efek ekuitas (saham), surat utang (obligasi), dan pasar uang (deposito) yang tidak melebihi 79 persen.
Dapat disimpulkan bahwa dalam satu reksadana campuran harus ada investasi sahamnya dan ada obligasinya. Reksadana ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat-tinggi dan disarankan untuk jangka waktu di atas 3 tahun.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.