Di Usia 50 Tahun, Keuangan Kamu akan Seperti Apa? Ini Cara Menyiapkannya
Pada 2045, diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia mencapai Rp320 juta per tahun
Pada 2045, diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia mencapai Rp320 juta per tahun
Bareksa.com - Usia 50 tahun sering disebut dengan masa paruh baya (midlife). Memasuki masa ini, banyak perubahan yang dihadapi sehingga muncul yang disebut sebagai krisis paruh baya.
Dari segi mental, mereka yang sudah masuk siklus ini sudah tidak tergiur lagi dengan benda-benda material, seperti gadget baru, atau tren fesyen terkini. Hal yang paling dikhawatirkan oleh kalangan ini adalah bagaimana hidup di masa senja, hubungan dengan anak yang sudah mulai dewasa, hingga ketakutan mendekati ajal.
Sementara itu, dari segi fisik, kesehatan biasanya sudah mulai menurun. Meski ada juga orang di usia 50 memiliki badan masih fit, seperti aktris-penyanyi Jennifer Lopez yang sempat jadi pembicaraan ketika tampil memukau di pertunjukkan Super Bowl Amerika.
Promo Terbaru di Bareksa
Kalau berbicara tentang keuangan (finansial), mereka yang berusia kepala 5 biasanya sudah mapan. Bahkan, ada yang sudah memasuki masa pensiun dan menikmati kebebasan finansial tanpa harus bekerja lagi.
Akan tetapi, ada juga kasus orang lanjut usia (lansia) yang malah memberatkan anak cucunya karena tidak memiliki keuangan yang cukup, bahkan untuk hidup sehari-hari saja. Jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan lansia merana seperti ini ya.
Buat kamu yang berusia masih di 20an, sepertinya angka 50 tahun itu masih lama dan menganggap tidak perlu terburu-buru untuk menyiapkannya. Jangan salah, apa yang kita tanam hari ini akan kita tuai di masa depan.
Perlu diingat, begitu kita pensiun, penghasilan dari gaji bulanan tentu tidak sebesar ketika kita masih produktif. Apalagi, kalau kita ingin liburan terus saat pensiun seperti dengan berjalan-jalan ke luar negeri.
Kalau kita ingin menikmati masa pensiun tanpa perlu kerja keras lagi di usia 50, kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Katakanlah harapan hidup kita sekitar 20 tahun setelah pensiun, sehingga kita harus mulai menyimpan uang untuk masa itu.
Dalam 25 tahun lagi (pada 2045), menurut perkiraan Presiden Joko Widodo, pendapatan per kapita Indonesia mencapai Rp320 juta per tahun, atau sekitar Rp27 juta per bulan, yang bisa kita asumsikan menjadi pengeluaran kita semasa pensiun nanti. Kalau harapan hidup kita setelah pensiun itu adalah 20 tahun, maka kita harus menyiapkan dana Rp320 juta dikalikan 20, yang setara Rp6,4 miliar!
Wow, dengan gaji bulanan yang kita terima saat ini, mungkin tidak terbayangkan bagaimana mengumpulkan uang untuk memiliki jumlah segitu banyak. Namun jangan khawatir, kita bisa mulai berinvestasi di reksadana untuk mencapai tujuan pensiun yang tenang.
Reksadana adalah kumpulan dana masyarakat investor yang dikelola manajer investasi untuk dimasukkan dalam berbagai aset, seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Dari berbagai jenis reksadana yang ada, reksadana campuran bisa digunakan untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Menurut data marketplace Bareksa, top 10 reksadana campuran di Bareksa dalam 10 tahun terakhir (per 3 Februari 2020), bisa memberikan imbal hasil (return) 94,63 persen hingga 226,96 persen.
Tabel Top 10 Reksadana Bareksa
Sumber: Bareksa.com, 3 Februari 2020
Artinya, rata-rata reksadana ini mencatat return 123,75 persen dalam 10 tahun terakhir, atau sekitar 12,37 persen per tahun. Kita bisa gunakan asumsi rata-rata return ini untuk menghitung perkiraaan investasi kita dengan Kalkulator Investasi Bareksa.
Menggunakan kalkulasi perencanaan, bila kita mengharapkan hasil investasi Rp6,4 miliar dalam jangka waktu 300 bulan (25 tahun) dengan return sekitar 12,37 per tahun, maka kita perlu menyisihkan investasi sekitar Rp3,4 juta per bulan. Artinya, pada Februari 2045 kita bisa menuai sekitar Rp6,4 miliar dari modal investasi sekitar Rp1 miliar.
Grafik Kalkulator Hasil Investasi
Sumber: Bareksa.com
Angka tersebut hanya sebagai gambaran karena menggunakan kinerja masa lalu. Sementara itu, kinerja reksadana di masa depan masih bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari asumsi tersebut.
Kalau kita merasa dana per bulan masih terlalu besar, kita bisa memperpanjang jangka waktu investasinya. Atau kalau kita mampu menambah (top up) investasi reksadana lebih besar per bulan, tentu kita bisa mencapai tujuan dalam waktu lebih singkat.
Nah, apakah kamu mau punya keuangan yang fit di usia 50 tahun? Jangan tunda lagi, mulai investasi dari sekarang.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.