Apa Tujuan Investasi Kamu? Ini Saran Produk yang Cocok
Menurut teorinya, ada empat jenis tujuan investasi berdasarkan cara meraih imbal hasil
Menurut teorinya, ada empat jenis tujuan investasi berdasarkan cara meraih imbal hasil
Bareksa - Kita sudah tahu bahwa investasi itu penting untuk memenuhi kebutuhan finansial kita di masa depan. Kita juga tahu kalau investasi bisa berpotensi memberikan untung lebih besar daripada hanya menabung biasa.
Namun, masih banyak orang yang belum paham langkah awal berinvestasi sehingga kita sering mendengar, "Mau investasi, tapi masih bingung." Biar tidak bingung, langkah pertama dan paling penting adalah menentukan tujuan investasi kita.
Tujuan atau harapan dari menanamkan modal ini juga ditanyakan saat kita mendaftar atau membuka akun di marketplace investasi Bareksa. Tujuan investasi ini bisa menentukan produk atau instrumen investasi yang cocok untuk kita.
Promo Terbaru di Bareksa
Misal, tujuan itu bisa membeli rumah, melanjutkan pendidikan, biaya menikah, hingga dana pensiun. Bagaimana cara kita memeroleh hasil dari modal yang ditanamkan juga bisa menjadi tujuan investasi.
Menurut teorinya, ada empat jenis tujuan investasi berdasarkan cara meraih imbal hasil (return), yakni: keuntungan dari selisih harga, investasi, spekulasi, dan memperoleh pendapatan atau penghasilan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Keuntungan dari selisih harga (gain from price margin)
Dengan membeli produk investasi, kita berharap ada keuntungan dari selisih harga ketika membeli dan ketika kita menjualnya. Tujuan investasi ini seperti ini layaknya sifat seorang trader/pedagang.
Misalnya kita membeli barang di harga Rp100, lalu kita menjualnya di pasar seharga Rp150. Dari sini kita mendapatkan untung Rp50 atau 50 persen dari selisih harga dalam perdagangan tersebut.
Orang yang biasanya melakukan ini adalah trader/pialang saham. Diperlukan keahlian dan waktu khusus untuk terus memantau harga saham agar mendapatkan keuntungan maksimal. Jangka waktunya bisa harian, mingguan atau bulanan.
Meski menguntungkan, bagi orang awam, hal ini sangat berisiko karena harga saham bisa berfluktuasi atau naik dan turun cepat dalam waktu dekat.
2. Investasi (investment)
Seperti kita tahu, investasi layaknya menanam benih dan merawatnya hingga menjadi pohon besar dan berbuah manis. Proses investasi ini membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa bertahun-tahun.
Orang yang melakukan investasi seperti ini biasa disebut sebagai investor. Dibutuhkan kesabaran dan kedisiplinan agar investasi bisa berkembang dan menghasilkan keuntungan maksimal.
Contoh produk investasi yang cocok adalah saham dan reksadana. Kedua produk ini bisa disimpan hingga waktu yang lama. Khusus untuk reksadana, ada jenis campuran dan saham yang cocok untuk investasi jangka panjang (di atas 5 tahun). Selain itu ada reksadana pasar uang (untuk investasi sekitar 1 tahun) dan reksadana pendapatan tetap (untuk jangka waktu 1-3 tahun).
Investor, berbeda dengan trader, tidak perlu memantau portofolio setiap hari karena sudah memiliki tujuan jangka panjang. Biasanya, investor dengan modal terbatas bisa berinvestasi rutin dengan melakukan (top up) setiap bulan.
3. Spekulasi (speculation)
Spekulasi itu layaknya judi, karena kita hanya menebak bagaimana arah nilai investasi kita dan kita tidak tahu atau yakin betul alasannya. Dengan spekulasi, orang bisa mendapatkan untung besar dalam waktu sangat singkat, tetapi risiko rugi juga sangat tinggi.
Orang yang suka berspekulasi bisa dibilang sebagai spekulan. Mereka hadir di mana saja, bisa di pasar saham, valuta asing (forex), hingga cryptocurrency macam bitcoin.
Jangka waktu spekulasi ini sangat singkat, bisa hitungan menit atau bahkan detik. Maka dari itu, spekulasi sangat berbeda dengan investasi.
Untuk awam, spekulasi sebaiknya tidak dilakukan karena membawa risiko besar. Bahkan, banyak kejadian modalnya hilang atau sampai berutang akibat kerugian tersebut.
4. Memeroleh pendapatan atau penghasilan (obtain revenue or income)
Pendapatan atau penghasilan ini diharapkan bisa diterima secara rutin, layaknya gaji bulanan. Produk investasi yang bisa memberikan penghasilan rutin adalah obligasi, surat utang, surat berharga negara, dan sukuk.
Produk yang memberikan penghasilan rutin biasa disebut fixed income atau pendapatan tetap. Ada juga reksadana yang berjenis pendapatan tetap karena isi dalam portofolionya adalah obligasi, surat utang, surat berharga negara, atau sukuk.
Produk obligasi ada yang diterbitkan oleh korporasi dan oleh pemerintah (surat berharga negara), dan ada juga yang berjenis syariah (sukuk). Jangka waktu investasinya bisa mulai dari setahun hingga dua puluh tahun tergantung instrumennya.
Bagi investor ritel atau masyarakat awam, tersedia surat berharga negara (SBN) yang modal investasinya sangat terjangkau, seperti Savings Bond Ritel dan Sukuk Tabungan. Modal Rp1 juta bisa mulai investasi dan jangka waktunya hanya 2 tahun saja.
Itulah empat jenis tujuan investasi berdasarkan cara meraih imbal hasil. Kamu termasuk yang mana?
* * *
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Dalam waktu dekat ini, pemerintah akan kembali menawarkan Sukuk Tabungan seri ST005. Sukuk Tabungan seri ST005 hanya bisa dibeli selama masa penawaran 8-21 Agustus 2019.
Meski masa penawaran belum dibuka, kita sudah bisa mendaftar terlebih dahulu untuk memesan ST005 di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi ST005? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan ST005.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli ST005? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.