BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Kilas Balik 2022 : Ini Kinerja Ekonomi, Pasar Modal dan Reksadana

Abdul Malik08 Desember 2022
Tags:
Kilas Balik 2022 : Ini Kinerja Ekonomi, Pasar Modal dan Reksadana
Ilustrasi kilas balik kinerja ekonomi dan pasar modal termasuk IHSG, SBN dan reksadana di 2022. (Shutterstock)

Membaiknya kondisi ekonomi Indonesia tahun ini mampu menopang kinerja pasar saham dan obligasi dalam negeri

Bareksa.com - Risiko global pada 2022 seperti ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, lockdown Covid di China yang berkepanjangan, hingga kenaikan agresif suku bunga acuan mayoritas negara di dunia cukup mengguncang pergerakan instrumen pasar modal.

Namun membaiknya kondisi ekonomi Indonesia tahun ini, menurut Tim Analis Bareksa, mampu menopang kinerja pasar saham dan obligasi dalam negeri, serta membatasi efek risiko global.

Data Ekonomi Indonesia Membaik

Data Ekonomi

Desember 2021

November 2022

Inflasi (% YoY)

1,87

5,42

BI 7DRR Rate (%)

3,5

5,25

Kurs Tengah BI (Rp/USD)

14.269

15.742

Cadangan Devisa (USD/miliar)

144,9

130,2

Indeks Keyakinan Konsumen

118,3

120,3

PDB Indonesia (%)

5,02

5,72

Yield Acuan Obligasi (%)

6,37

6,95

Sumber : Bank Indonesia, PHEI, Tim Analis Bareksa

Promo Terbaru di Bareksa

Seperti terlihat dalam tabel tersebut, kenaikan inflasi terbilang moderat karena masih di bawah target Bank Indonesia sekitar 6% secara tahunan. Sementara, cadangan devisa juga dibutuhkan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sehingga nilainya turun per November 2022, dibandingkan Desember 2021.

Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

Pasar Saham dan Obligasi Catat Kinerja Positif

Membaiknya data ekonomi Tanah Air, juga membuat kinerja pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja positif. Sepanjang 2022 (per 30 November), pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 7,59% dan investor asing mencatat pembelian di pasar reguler sekitar Rp60 triliun untuk periode yang sama.

Indeks Pasar Modal

Return YTD (%)

IHSG

7,59

LQ45

8,25

Composite Bond Index

2,73

Gov. Bonds Index

2,53

Corp. Bonds Index

5,74

Sumber : BEI, PHEI, Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022

Tim Analis Bareksa menilai saham berkapitalisasi besar (big caps) yang memiliki fundamental baik, terutama sektor perbankan dan sektor energi yang masuk ke dalam indeks LQ45 menjadi penopang terbesar kenaikan IHSG.

Sebab di saat risiko global menghantui, kestabilan kinerja keuangan emiten tentu menjadi hal yang penting, agar nilai saham perusahaan tidak mudah jatuh signifikan. Indonesia sebagai salah satu eskportir komoditas juga akan diuntungkan dari kenaikan harga energi global.

Di sisi lain, pasar obligasi sepanjang 2022 mencatat kinerja yang lebih rendah karena terdampak dari kenaikan suku bunga acuan AS dan Bank Indonesia. Hal ini menyebabkan kenaikan yield (imbal hasil) acuan obligasi hingga sempat ke level 7,6% dan membuat kinerja indeks Obligasi Pemerintah, lebih rendah dibandingkan indeks obligasi korporasi.

Ingin Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Imbal Hasil Reksadana Ikut Terdongkrak

Positifnya indeks saham dan indeks obligasi juga berdampak positif terhadap imbal hasil top 10 reksadana di Bareksa yang sudah dikurasi berdasarkan barometer hingga November 2022. Reksadana saham dan reksadana campuran berhasil mengungguli kinerja indeks. Sebab mayoritas reksadana tersebut berbasis saham big caps dan sektor energi.

Top 10 Reksadana Bareksa

Return YTD (%)

Reksadana Saham

11,93

Reksadana Campuran

8,53

Reksadana Pendapatan Tetap

2,54

Reksadana Pasar Uang

3,62

Sumber : Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022

Sementara kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap di Bareksa turut dipengaruhi pergerakan yield acuan yang memang tahun ini berfluktuasi signifikan. Namun ada beberapa reksadana jenis ini yang mampu mengungguli kinerja indeks obligasi korporasi karena pergerakan produknya cukup stabil.

Berikut Top 10 Reksadana Saham dan Reksadana Pendapatan Tetap di Bareksa yang dapat dicermati Smart Investor :

No.

Reksadana Saham

Kinerja YTD (%)

1

Sucorinvest Equity Fund

14,51

2

Avrist Ada Saham Blue Safir

14,08

3

Reksa Dana Bahana Primavera Plus

13,15

4

Sucorinvest Maxi Fund

9,71

5

Schroder Dana Prestasi Plus

16,44

6

Schroder Dana Prestasi

14,01

7

BNP Paribas Ekuitas

10,82

8

TRIM Kapital

9,42

9

TRIM Kapital Plus

8,63

10

Batavia Dana Saham Syariah

8,55

Sumber : Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022

Sumber : Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(Sigma Kinasih/AM)

Investasi di Reksadana Sekarang

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua