Bareksa.com - Kinerja reksadana saham dan reksadana indeks diproyeksikan mendatar hari ini (17/11) karena pelaku pasar tengah menanti keputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan dalam negeri. BI melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama 2 hari ini, atau pada Rabu-Kamis (16-17 November). Pada RDG Agustus-Oktober 2022, BI telah menaikkan suku bunga acuan 3 kali beruntun secara total 1,25% dari sebelumnya 3,5% jadi 4,75%.
Meskipun hasil Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada 15-16 November 2022 cukup positif, salah satunya seperti pembentukan Dana Pandemi (Pandemic Fund), namun hal ini dinilai belum mampu mengangkat kinerja positif di pasar saham maupun obligasi. Perhatian pelaku pasar masih tertuju pada kebijakan yang akan diambil BI dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) berikutnya.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (16/11/2022) melemah 0,3% ke level 7.014,38.
Baca juga : Bareksa Insight : Perbaikan Data Ekonomi RI Berlanjut, Cuan Reksadana Ini Terbang hingga 17%
Sejalan dengan reksadana berbasis saham, Tim Analis Bareksa memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap juga akan cenderung mendatar, setelah kemarin imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara kembali mencatat penguatan tipis di level 7%.
Jika BI kembali menaikkan suku bunga acuan sesuai konsensus pasar yakni 25 basis poin (0,25%) jadi 5%, maka pasar obligasi diperkirakan berpotensi melemah terbatas dengan yield dapat kembali naik ke kisaran 7,4% untuk beberapa waktu ke depan.
Lihat juga : Bareksa Insight : Harga SBN Menguat Sepekan Terakhir, Reksadana Ini Cuan Hingga 16%
Menjelang rilis suku bunga acuan BI, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati 2 hal berikut ini agar kinerja investasinya maksimal :
1. Tim Analis Bareksa menilai pelemahan IHSG di bawah level 7.000, merupakan titik yang cukup baik untuk dipertimbangkan oleh Smart Investor untuk akumulasi investasi di reksadana saham dan reksadana indeks.
2. Mengingat ada potensi pelemahan terbatas di pasar obligasi, apabila terjadi kenaikan suku bunga acuan, maka Smart Investor juga dapat mendiversifikasi investasinya di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan reksadana pasar uang. Langkah ini hingga yield acuan Obligasi Negara kembali naik di level yang lebih atraktif untuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN (Surat Berharga Negara).
Simak juga : Bareksa Insight : Imbal Hasil Green Sukuk Ritel ST009 Berpotensi Naik Hingga Tahun Depan
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, konservatif dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 16 November 2022)
Sucorinvest Bond Fund : 23,7%
TRIM Dana Tetap 2 : 15,91%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 16,6%
Syailendra Dana Kas : 14,74%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 16 November 2022)
Danareksa Indeks Syariah : 9,45%
Avrist Indeks LQ45 : 9,27%
Avrist Ada Saham Blue Safir : 12,08%
Sucorinvest Maxi Fund : 10,07%
Baca juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Rendah, Ini 2 Jurus Investasi Agar Cuan Maksimal
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.