BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Bareksa Insight : Jurus Agar Investasi Cuan Terus, Saat Tekanan Pasar Global Makin Berat

Abdul Malik28 September 2022
Tags:
Bareksa Insight : Jurus Agar Investasi Cuan Terus, Saat Tekanan Pasar Global Makin Berat
Ilustrasi isu ancaman resesi ekonomi yang membuat cemas investor, sehingga investor perlu menerapkan strategi agar investasinya di reksadana, SBN hingga emas tetap aman dan cuan. (Shutterstock)

Pelaku pasar saat ini menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi AS

Bareksa.com - Mayoritas investor global saat ini masih mencari titik keseimbangan baru di dalam portofolio investasi mereka dengan berbagai sentimen yang masih terus membayangi pasar. Sentimen tersebut di antaranya potensi resesi dan tingginya biaya hidup akibat kenaikan harga energi dan pangan.

Menurut Tim Analis Bareksa, pelaku pasar saat ini juga menunggu rilis data penting yakni pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada Kamis waktu setempat yang diproyeksikan terkontraksi 0,6% pada kuartal II 2022. Kemudian angka klaim pengangguran Negara Paman Sam juga diproyeksikan masih di level cukup rendah. Hal itu menunjukan masih ada pembukaan lapangan kerja yang baik di Negara Adidaya.

Sedangkan dari dalam negeri, pelaku pasar masih wait and see (menanti) untuk masuk berinvestasi ke pasar saham dengan memperhatikan rilis angka inflasi dan inflasi inti pada awal pekan depan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (27/9/2022) turun 0,21% ke level 7.112,45.

Promo Terbaru di Bareksa

Baca juga : Bareksa Insight : Ancaman Resesi Global Bayangi Pasar Modal, ORI022 dan Reksadana Ini Bisa Dipilih

Senada, dari pasar obligasi, investor global juga masih mencari harga wajar baru bagi instrumen investasi ini, terutama Obligasi Negara AS yang terus melemah dengan imbal hasil (yield) terus naik ke level 3,9%.

Tingginya ekspektasi pasar terhadap Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) dalam menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi lagi tahun ini, membuat investor lebih tertarik untuk menyimpan dananya dalam deposito perbankan. Yield acuan Obligasi Negara Indonesia pun perdagangan kemarin juga naik menembus 7,4%.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 27/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 7,5% pada 27 September 2022.

Lihat juga : Bareksa Insight : Kupon Tinggi, ORI022 Investasi Tepat Saat Era Kenaikan Suku Bunga

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Di tengah sentimen ekonomi global yang semakin berat membebani pasar modal, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 3 jurus ini agar kinerja investasinya tetap berpeluang membukukan cuan :

1. Tim Analis Bareksa masih merekomendasikan agar Smart Investor untuk masuk berinvestasi ke reksadana saham dan reksadana indeks, apabila IHSG turun menyentuh level 7.000 dan berfokus pada reksadana saham dan reksadana indeks yang memiliki portofolio di sektor keuangan dan energi terbarukan.

2. Tim Analis Bareksa memperkirakan obligasi pemerintah masih berpotensi mengalami fluktuasi cukup tinggi saat ini, akibat dibayangi sentimen kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif ke depan. Smart Investor disarankan untuk kembali masuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap saat yield Obligasi Negara di level 7,45-7,5% dan berfokus pada investasi jangka pendek.

3. Smart Investor juga bisa mengalihkan sementara investasinya (switching) dari reksadana saham dan pendapatan tetap ke reksadana pasar uang untuk mengamankan keuntungan portofolio investasinya.

Simak juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Hijau Pasca BI Rate Naik 0,5%, Reksadana Ini Cuan hingga 23%

Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :

Imbal Hasil 3 Tahun (per 27 September 2022)

Reksadana Pasar Uang

Capital Money Market Fund : 17,22%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,25%

Imbal Hasil 1 Tahun (per 27 September 2022)

Reksadana Indeks

BNP Paribas Sri Kehati : 29,16%
Avrist Indeks LQ45 : 19,83%

Reksadana Saham

Avrist Ada Saham Blue Safir : 23,36%
Batavia Dana Saham Syariah : 16,45%

Imbal Hasil Tahun Berjalan (YTD per 27 September 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 6,3%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 5,03%

Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Baca juga : Bareksa Insight : Asing Masuk ke Obligasi Rp8 Triliun, Cuan Reksadana Ini Meroket

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua