Cuan Menarik, Investor Nantikan Penerbitan ORI021
Berinvestasi di ORI021 akan jadi peluang menarik bagi investor, yang ingin mencari instrumen investasi aman karena 100 persen dijamin negara, namun menawarkan cuan atau imbal hasil lebih menarik dari deposito
Berinvestasi di ORI021 akan jadi peluang menarik bagi investor, yang ingin mencari instrumen investasi aman karena 100 persen dijamin negara, namun menawarkan cuan atau imbal hasil lebih menarik dari deposito
Bareksa.com - Pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) seri perdana di 2022 yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021 pada 24 Jan – 17 Feb 2022.
Menurut analisis Bareksa, berinvestasi di ORI021 akan jadi peluang menarik bagi investor, yang ingin mencari instrumen investasi aman karena 100 persen dijamin negara, namun menawarkan cuan atau imbal hasil lebih menarik dari deposito.
Melihat ORI seri sebelumnya, yakni ORI020 yang kuponnya mencapai 4.95 persen, analisis Bareksa memproyeksikan kupon ORI021 akan berada di kisaran level tersebut. Imbal hasil tersebut lebih besar dibandingkan suku bunga acuan BI saat ini di level 3,5 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : SBN Ritel Pertama 2022, Ini Jadwal Penetapan Kupon hingga Masa Penawaran ORI021
Di sisi lain, menjelang pengumuman rilis data ekonomi pekan depan seperti neraca perdagangan serta suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), pasar obligasi bergerak cenderung mendatar. Hal ini turut mempengaruhi kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap yang stagnan.
Analisis Bareksa melihat, BI masih akan mengambil kebijakan ekonomi longgar dengan mempertahankan BI 7 days Reverse Repo Rate di 3.5 persen bulan ini guna menopang pemulihan ekonomi.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 13/01/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,4 persen pada 13 Januari 2022.
Batu bara yang menjadi salah satu komoditas ekspor terbesar Indonesia, mencatat kenaikan tertinggi dalam 2 bulan terakhir, yakni mencapai US$203 per ton. Analisis Bareksa memprediksi kenaikan harga batu bara masih akan menopang surplus neraca perdagangan Indonesia pada awal tahun 2022.
Hal tersebut juga menjadi sentimen positif untuk pasar saham yang kemarin mencatat penguatan 0,17 persen pada 13 Januari 2022 ke level 6.658,36, serta mendorong penguatan sejumlah reksadana saham maupun reksadana indeks.
Baca : Ini Alasan ORI021 Bakal Laris Manis Diserbu Investor
Di tengah prospek pasar saham dan obligasi yang dibayangi sentimen data ekonomi dalam negeri maupun global, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana indeks berkinerja ciamik berikut ini :
Imbal Hasil Hasil 3 Tahun (per 13 Januari 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
RHB Fixed Income Fund 2 : 29,78 persen
TRAM Strategic Plus : 27,79 persen
Imbal Hasil 6 Bulan (per 13 Januari 2022)
Reksadana Saham
BNI-AM Inspiring Equity Fund : 11,86 persen
TRIM Kapital : 9,37 persen
Reksadana Indeks
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 19,79 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 17,88 persen
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
***
Bareksa's Investor Navigator
- Reksadana
Menurut analisis Bareksa, pada sesi perdagangan hari ini reksadana berbasis saham akan cenderung bergerak melemah dengan mengikuti pergerakan bursa regional Asia yang menunggu data impor dan ekspor yang akan diumumkan Pemerintah China. IHSG berpeluang bergerak ke area 6,600 - 6,620 pada hari ini.
- Emas
Adapun untuk emas, analisis Bareksa melihat harga logam mulia masih akan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini mengingat inflasi yang dicatatkan Amerika Serikat (AS) yang mencapai 7 persen bisa mendorong permintaan emas cenderung meningkat.
Harga emas diprediksikan akan cenderung stabil pada tahun ini dengan harga Rp840.000 hingga Rp890 ribu per gram mengingat masih yakinnya investor terhadap emas sebagai alat lindung nilai dari inflasi.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online.
Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori
Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN ritel
seri berikutnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.