Harga Saham BBCA Turun di Bawah Rp10.000, Masih Mahal atau Sudah Murah?
Investor disarankan wait and see terlebih dahulu untuk bersiap akumulasi bertahap saham BBCA jika bertahan di atas level support
Investor disarankan wait and see terlebih dahulu untuk bersiap akumulasi bertahap saham BBCA jika bertahan di atas level support
Bareksa.com - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada sesi I perdagangan Selasa (19/11) melemah 0,25% atau berkurang 25 poin menjadi Rp9.975. Ini melanjutkan tren penurunan sepekan terakhir yang turun 2,44% dan sebulan terakhir merosot 6,56%. Meski begitu, sejak awal 2024 (YTD), saham BBCA naik 5,84%. Penurunan saham bank swasta nasional terbesar itu utamanya akibat tekanan aksi jual asing.
Pada perdagangan Senin (18/11), net sell asing di saham bank milik Grup Djarum itu mencapai Rp293,39 miliar di seluruh pasar. Sepekan terakhir asing melego saham BBCA Rp390,9 miliar dan sebulan terakhir net sell Rp2,98 triliun di seluruh pasar. Meski begitu, sejak awal 2024 (YTD), asing tercatat masih net buy Rp4,93 triliun di seluruh pasar.
Menurut Tim Analis Bareksa, valuasi saham BBCA berdasarkan rasio price to book value (PBV) tergolong premium karena berada di 4,8 kali, atau mendekati batas atas pergerakan PBV 5 tahun terakhir, yang berfluktuasi antara 3,9 kali hingga 5,4 kali. Tim Analis Bareksa menilai, rasio PBV BBCA itu tergolong wajar, sebab kinerja perseroan di kuartal III 2024 cukup bagus.
Promo Terbaru di Bareksa
Catatan kinerja BBCA tersebut di antaranya:
1. Pertumbuhan kredit 14,5% per September 2024, melebihi pertumbuhan industri perbankan 10,4%
2. Pertumbuhan laba bersih 12,8%, lebih baik daripada bank besar lain yang membukukan pertumbuhan di bawah 10% berkat segmen korporasi yang tumbuh pesat 15,9%
3. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di level 2,1%
4. Return on Equity (ROE) meningkat dari 23,5% menjadi 24,7% per September 2024.
Sumber : investing.com
PBV adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku.
Adapun ROE adalah imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk pemegang saham. ROE ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas atau margin keuntungan, produktivitas aset untuk menghasilkan pendapatan, serta pengelolaan penggunaan utang secara optimal oleh perusahaan.
Analisis Teknikal Saham BBCA
Pergerakan Saham BBCA
Sumber: Investing, Tim Analis Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, per Senin (18/11), saham BBCA ditutup di level penutupan harga terendah sejak Agustus 2024 di Rp10.000 dan telah menembus garis MA200. Penurunan harga saham BBCA sekitar dua bulan terakhir, juga diikuti oleh pelemahan indikator tren MACD (moving average convergence/divergence) dan indikator momentum RSI (relative strength index).
Meskipun menunjukkan oversold, namun terlihat belum ada tanda/indikasi pembalikan arah saham BBCA. Dengan menggunakan teknik Fibonacci retracement, berikut level support & resistance BBCA:
- Support 1 (S1) : Rp9.800
- Support 2 (S2): Rp9.500
- Resistance 1 (R1): Rp10.200
- Resistance 2 (R2): Rp10.525
Mempertimbangkan tren harga yang masih cenderung turun, menurut Tim Analis Bareksa, ada baiknya investor wait and see saham BBCA dalam 1-2 pekan ke depan. Jika kuat berada di atas level support 1 (S1) dan mulai mengalami rebound dengan volume transaksi yang signifikan, maka investor bisa mulai untuk akumulasi beli secara bertahap saham bank swasta nomor wahid itu.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Christian Halim/Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.