Bareksa Insight : Ekonomi RI Q4 2022 Diprediksi Rendah, Ini Jurus Agar Investasi Tetap Cuan Tinggi
Pasar memprediksi ekonomi RI di kuartal IV 2022 tumbuh 4,84% secara tahunan, atau lebih rendah dari kuartal III yang meningkat 5,72%
Pasar memprediksi ekonomi RI di kuartal IV 2022 tumbuh 4,84% secara tahunan, atau lebih rendah dari kuartal III yang meningkat 5,72%
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan dua jurus ini agar investasi berpotensi tetap cuan tinggi di tengah prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah :
1. Smart Investor disarankan untuk masuk berinvestasi di reksadana berbasis saham, yakni reksadana indeks di tengah potensi pelemahan pasar saham hari ini. Sebab Smart Investor berpeluang meraih harga nilai aktiva bersih (NAB) di level atraktif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah menyusul rilis data tenaga kerja Amerika Amerika Serikat (AS) yang sangat baik melebihi ekspektasi pasar. Hal itu membuat pelaku pasar khawatir Bank Sentral Negara Paman Sam akan menaikkan suku bunga acuan di luar perkiraan pada rapat Maret 2023.
Promo Terbaru di Bareksa
Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada rapat 1 Februari 2023 menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin atau 0,25% jadi 4,5-4,75%. Sejak Maret 2022 hingga Februari 2023, suku bunga AS telah naik 8 kali yang secara kumulatif 450 basis poin atau 4,5% dari sebelumnya di level 0-0,25%.
Pada Jumat (4/2/2023) AS merilis data penggajian non pertanian (non-farm payroll/NFP) dan angka pengangguran Januari 2023. Jumlah tenaga kerja non pertanian AS Januari 2023 tercatat 517.000, atau melonjak dari 260.000 di Desember 2022. Angka ini lebih tinggi dari prediksi pasar dalam polling Dow Jones yang memperkirakan turun jadi 187.000.
Tingkat pengangguran AS pada Januari 2023 juga turun jadi 3,4% dari sebelumnya 3,5% di Desember 2022. Laporan terbaru soal data tenaga kerja dan pengangguran ini diperkirakan bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 0,25-0,5% jadi 5-5,25% pada Maret mendatang.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja IHSG pada Jumat (3/2/2023) menguat 0,31% di level 6.911,73. Sepekan terakhir IHSG naik 0,14%.
Baca juga : Bareksa Insight: Suku Bunga AS Naik Sesuai Prediksi, Reksadana Ini Punya Potensi
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
2. Smart Investor juga bisa mempertimbangkan investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia hari ini (6/2/2023). Pasar memprediksi ekonomi RI di kuartal IV 2022 tumbuh 4,84% secara tahunan, atau lebih rendah dari kuartal III yang meningkat 5,72%.
Sepanjang 2022, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,29% dibandingkan 2021 yang naik 3,69%. Ekonomi RI di 2022 diperkirakan masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kontribusinya mencapai 55% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), melesatnya investasi, surplus neraca dagang, hingga belanja pemerintah yang meningkat.
Menurut data CNBC Indonesia, imbal hasil yang diharapkan (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada Jumat (3/2/2023) pukul 17.04 WIB di level 6.568% atau melemah 0,061 poin.
Lihat juga : Bareksa Insight Flash : Inflasi Januari Sesuai Prediksi, Potensi Cuan 2 Jenis Reksadana Ini
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 3/2/2023)
Top Picks :
Reksadana Pendapatan Tetap
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,8%
- Trimegah Fixed Income Plan : 6,58%
Reksadana Indeks
- BNP Paribas IDX Growth30 : 8,54%
- Allianz Sri Kehati Index Fund : 12,4%
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Investasi Asing di RI Meroket 44% di 2022, Ini Dampaknya ke Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.