Bareksa Insight : Risalah The Fed Ungkap Suku Bunga Tinggi di 2023, Ini Jurus Investasi Reksadana
Risalah menyebutkan tidak ada anggota rapat The Fed yang mengharapkan penurunan suku bunga pada 2023
Risalah menyebutkan tidak ada anggota rapat The Fed yang mengharapkan penurunan suku bunga pada 2023
Bareksa.com - Para pelaku pasar hari ini (5/1/2023) akan mencermati risalah rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2022 yang dirilis Rabu (4/1/2022) waktu AS. Risalah itu mengungkap soal komitmen para pejabat The Fed dalam memerangi inflasi dan mengharapkan suku bunga lebih tinggi tetap berlaku, sampai ada lebih banyak kemajuan.
Risalah menyebutkan tidak ada anggota rapat The Fed yang mengharapkan penurunan suku bunga pada 2023. Mereka juga menekankan pentingnya kebijakan ketat saat inflasi AS bertahan sangat tinggi, hingga inflasi bisa turun ke 2%. Pemangkasan suku bunga akan dilakukan The Fed setelah beberapa indikator benar-benar dalam kondisi yang melemah secara keseluruhan.
Baca juga : Bareksa Insight : Defisit APBN 2022 Terjaga di Bawah 3%, Cuan Reksadana Ini Bisa Melambung
Promo Terbaru di Bareksa
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Untuk diketahui, The Fed pada rapat Desember 2022 menaikkan suku bunga acuan 0,5% jadi 4,25%-4,5%, yang merupakan level tertingginya dalam 41 tahun terakhir. Sepanjang 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 7 kali, yang secara kumulatif sepanjang Maret - Desember 2022 suku bunga The Fed telah naik 425 bps atau 4,25% dari sebelumnya di level 0-0,25%.
Kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (4/1/2023) ditutup melemah 1,1% di level 6.813,24. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat turun ke level 7,025% pada kamis (05/01/2023) pukul 07.45 WIB.
Lihat juga : Bareksa Insight : Inflasi RI di 2022 Capai 5,51%, Cuan Reksadana Ini Bisa Kalahkan Inflasi
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan risalah hasil rapat The Fed yang mengungkap suku bunga tetap tinggi sepanjang 2023, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati 4 hal ini agar investasinya tetap cuan :
1. Tim Analis Bareksa menilai suku bunga acuan AS yang dipertahankan tetap tinggi atau bahkan naik lebih tinggi di 2023, bisa mengakibatkan ekonomi Negara Paman Sam melambat signifikan hingga semester I tahun ini.
2. Tim Analis Bareksa cukup optimistis pada tahun ini kenaikan suku bunga acuan AS lebih minim dibandingkan 2022, dengan proyeksi kenaikan 0,5% secara keseluruhan di 2023 dari level saat ini 4,25%-4,5%.
3. Di tengah kondisi saat ini, reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi bisa jadi pilihan terbaik yang bisa dipertimbangkan Smart Investor. Mengingat suku bunga acuan akan tetap tinggi ke depannya.
4. Kinerja reksadana saham dan reksadana indeks diprediksi akan kembali rebound atau menguat pada semester II tahun ini seiring proyeksi IHSG yang bisa menembus 7.700-7.900 di 2023. Karena itu Smart Investor tetap perlu mempertimbangkan reksadana ini.
Simak juga : Bareksa Insight: Potensi January Effect 2023 dan Kinerja Reksadana Paling Cuan 2022
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif dan moderat ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 4 Januari 2023)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 10,77%
Reksadana Saham
Schroder Dana Prestasi Plus : 10,07%
Reksadana Pendapatan Tetap
Trimegah Fixed Income Plan (Termasuk Dividen) : 6,66%
Baca juga : Bareksa Insight : Potensi January Effect 2023, Cuan Reksadana Saham Bisa Meroket
Raih Financial Freedom dengan Investasi Reksadana, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Pasar Turun Jelang Akhir Tahun
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.