Tiga Jenis Reaksi Investor Saat Hadapi Krisis, Kamu yang Mana?
Investor disarankan untuk tetap tenang dan tetap berinvestasi sesuai rencana
Investor disarankan untuk tetap tenang dan tetap berinvestasi sesuai rencana
Bareksa.com - Pandemi virus corona Covid-19 membuat masyarakat harus mengubah pola hidupnya demi mencegah penyebaran virus dengan menjaga jarang antarmanusia. Sudah sebulan berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk menerapkan physical distancing dengan bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja.
Perubahan ini membuat sebagian orang khawatir, termasuk para investor yang memiliki dana dalam portofolio investasi seperti reksadana. Sebagai informasi, kinerja reksadana yang berbasis saham dan obligasi tertekan sejak pandemi virus corona Covid-19.
Menurut data Bareksa, sejak awal tahun hingga 15 April 2020, Indeks Reksadana Saham mencatat penurunan 26,69 persen, terdalam di antara jenis lainnya. Kemudian Indeks Reksadana Campuran secara year to date (YTD) anjlok 15,08 persen dan Indeks Reksadana Pendapatan Tetap turun 1,53 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Sepanjang tahun berjalan ini, hanya Indeks Reksadana Pasar Uang yang masih stabil dengan memberikan imbal hasil (return) 0,37 persen secara YTD.
Menghadapi kondisi ini, setiap investor memiliki respon yang berbeda. Ada yang panik, tetapi ada yang tetap tenang saja.
Gresia Ariastuty Kusyanto, Direktur PT Majoris Asset Management, mengatakan dalam kondisi yang terbilang sebagai krisis ini ada tiga jenis investor berdasarkan respon yang ditunjukkan ketika menghadapi krisis.
"Cara orang berinvestasi macam-macam. Ada yang memberi reaksi negatif atau pesimis, ada yang netral dan ada yang positif," ujarnya dalam video conference bersama Bareksa, 14 April 2020.
Berikut ulasan masing-masing jenis investor menurut reaksinya terhadap krisis.
1. Negatif
Orang dengan pandangan negatif atau pesimis menganggap keadaan tidak akan berubah baik, atau kembali normal. Mereka merasa takut bahwa kondisi pasar akan turun semakin dalam.
Bila mereka membeli reksadana pada tahun lalu, dan nilai portofolio mereka sedang negatif, tindakan yang mereka lakukan adalah langsung menjualnya. "Mereka takut tambah rugi, sehingga investasinya langsung dijual," kata Gresia.
Tindakan menjual di saat nilai minus atau turun ini sama saja dengan merealisasikan kerugian. Artinya, mereka menjual asetnya dengan harga atau nilai lebih rendah dibandingkan nilai dengan ketika mereka membelinya.
2. Netral
Orang yang netral percaya bahwa kejadian ini hanyalah sementara sehingga mereka tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi di pasar dan masih terus melakukan investasi seperti biasa.
Contohnya, ada investor yang terbiasa berinvestasi rutin dengan membeli reksadana tiap tanggal 1 per bulan. Meski ada pandemi Covid-19, investor ini tetap membeli (top up) reksadana setiap tanggal 1, tidak ada yang berubah.
3. Positif
Orang yang positif atau optimis melihat bahwa krisis karena pandemi ini justru merupakan sebuah kesempatan untuk investasi, atau menambah portofolio reksadana. Sebab, mereka melihat bahwa momen ini seperti sedang ada diskon besar di harga reksadana.
"Sekarang kondisi turun, waktunya investasi. Sebab, orang positif yakin kondisi akan kembali naik," ucap Gresia.
Pandangan positif ini tentu ada dasarnya, yaitu kinerja historis pasar saham ketika krisis. Contohnya, krisis keuangan global pada 2008 dipicu oleh kejatuhan pasar subprime mortgage, yakni KPR dengan debitur peringkat buruk yang mengalami gagal bayar, di Amerika Serikat dan kemudian menular ke perbankan di seluruh dunia hingga menjadi perlambatan ekonomi global.
Pada tahun 2008, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 50,64 persen. Namun, setahun sesudahnya, IHSG bisa menguat hingga 86,98 persen. Kemudian, pada 2010, pertumbuhan IHSG mencapai 46,13 persen dan bisa melampaui level lebih tinggi daripada sebelum krisis.
Grafik Return IHSG Pada 2008-2010
Sumber: Bareksa.com
"Saya pernah alami kondisi 2008, dan bahkan 1998 yang lebih parah dari sekarang. Kondisi ini waktu untuk investasi karena pasar pasti balik lagi seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Gresia.
Bagaimanapun pandangan investor, investasi harus tetap jalan. Gresia menyarankan investor untuk tetap berinvestasi secara bertahap. Sebab, tidak ada yang tahu bagaimana kondisi pasar keuangan yang bisa naik turun dalam waktu dekat sehingga investasi bertahap, rutin dan disiplin bisa menjadi strategi terbaik untuk berinvestasi.
Dia pun memberikan saran bagi investor yang sudah memiliki portofolio agar tetap tenang dan melanjutkan investasi. "Kembali fokus ke tujuan investasi kita. Bila sejak sebelum wabah Covid-19 ini kita mau tujuan itu, ya fokus saja agar bisa tercapai," tutupnya.
Sebagai informasi, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.