BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bursa Saham Anjlok Parah, Coba Alternatif Investasi Ini

27 Februari 2020
Tags:
Bursa Saham Anjlok Parah, Coba Alternatif Investasi Ini
Ilustrasi investor trader pialang fund manager pria pemuda duduk di depan laptop gadget bingung serius memikirkan keuntungan dari hasil investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk surat utang pemerintah korporasi

Sukuk Ritel adalah jenis Surat Berharga Syariah Negara yang dijamin pemerintah

Bareksa.com - Bursa saham Tanah Air kembali harus terkapar pada perdagangan kemarin, hingga menyentuh level terendah sejak 1,5 tahun. Namun, masih ada alternatif investasi yang bisa dipilih masyarakat investor di tengah gejolak pasar ini.

Pada penutupan Rabu (26/02/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok 1,69 persen dengan berakhir di level 5.688,92, sekaligus yang terlemah sejak 25 Oktober 2018. Pelemahan yang terjadi kemarin menjadikan bursa saham kecintaan Indonesia tersebut telah melemah selama 4 hari beruntun sehingga mengakumulasi penurunan mencapai 4,27 persen.

Wabah virus corona masih menjadi penekan utama pasar finansial, tidak hanya di dalam negeri tapi secara global. Bursa saham AS (Wall Street) sebagai acuan utama bursa saham global kembali mengalami aksi jual yang mengkhawatirkan pada perdagangan Selasa.

Promo Terbaru di Bareksa

Kemudian, Indeks Dow Jones dan S&P 300 kembali anjlok lebih dari 3 persen, sementara Nasdaq sedikit lebih baik 2,77 persen. Di hari sebelumnya, ketiga indeks utama bursa saham Negeri Paman Sam tersebut juga anjlok lebih dari 3 persen.

Jebloknya Wall Street mengirim sentimen negatif ke pasar Asia. Bursa saham utama Asia juga berguguran pada perdagangan kemarin. Indeks Nikkei 225 (Jepang) melemah 0,79 persen, indeks Shanghai Composite (China) negatif 0,83 persen, dan indeks Kospi (Korea Selatan) anjlok 1,28 persen.

Mengutip CNBC Indonesia, wabah virus corona yang menyebar dengan cepat di luar China, khususnya di Korea Selatan, Italia dan Iran, membuat sentimen pelaku pasar memburuk.

Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, jumlah kasus Covid-19 di Korsel kini mencapai 1.146 orang, dengan 10 orang meninggal dunia. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi pusat wabah tersebut.

Korban meninggal di Italia juga sebanyak 10 orang, dengan 322 orang yang terjangkit, sementara Iran melaporkan 16 orang meninggal dan menjangkiti 95 orang. Italia kini menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak ketiga, sementara Iran kelima.

Tetapi yang paling ditakutkan adalah "produk turunan" wabah virus corona yakni pelambatan ekonomi global. Lembaga riset global, Moody's Analytics, memprediksi virus corona Wuhan (Covid-19) dapat menekan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 menjadi tinggal 5,4 persen dari angka pertumbuhan tahun lalu 6 persen.

Selain berdampak pada ekonomi China, ekonomi AS juga akan diprediksi akan melambat 0,6 ppt (persentase poin) dan hanya dapat tumbuh 1,3 persen pada kuartal I-2020. Tahun ini, ekonomi AS diprediksi melambat 0,2 ppt dari prediksi awal 2 persen atau artinya hanya tumbuh 1,7 persen.

Dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di China dan AS itu, maka dampaknya diprediksi dapat membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi 2,4 persen tahun ini dari prediksi awal 2,8 persen.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Economic Outlook 2020 CNBC Indonesia menyatakan jika perekonomian China melambat 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terpangkas 0,3-0,6 persen. Itu baru China saja, belum lagi negara-negara lainnya, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan.

Alternatif Investasi di Tengah Pelemahan Bursa Saham

Di tengah pelemahan bursa saham yang terus menghantui bursa saham Tanah Air, investor tentu mulai berpikir untuk mencari alternatif investasi untuk menempatkan dananya yang lebih aman.

Salah satu yang bisa dipilih adalah Surat Berharga Negara (SBN), yang aman dan nyaris bebas risiko. SBN terbilang aman karena pembayaran pokok dan kupon (imbal hasil) dijamin oleh pemerintah melalui Undang-Undang dan dananya disediakan oleh APBN setiap tahunnya.

Teranyar, Pemerintah sedang menawarkan instrumen surat utang syariah yang khusus untuk investor ritel berjenis Sukuk Ritel (SR) seri SR012. Tidak hanya untuk memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2020, SR012 juga ditujukan untuk menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

SR012 menawarkan sembilan keuntungan, yakni:

1. Pembayaran imbalan/kupon dan nilai nominal SR012 telah dijamin oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang SBSN dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahunnya, sehingga SR012 hampir tidak mempunyai risiko gagal bayar.
2. Imbalan/kupon dengan jumlah tetap (fixed coupon) sampai pada Tanggal Jatuh Tempo.
3. Imbalan/kupon dibayar setiap bulan.
4. Kemudahan akses untuk melakukan pemesanan pembelian melalui sistem elektronik.
5. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme transaksi di Bursa Efek dan transaksi di luar Bursa Efek (over the counter).
6. Berpotensi memperoleh capital gain dalam hal Sukuk Negara Ritel Seri SR012 dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar sekunder.
7. Dapat dipinjamkan atau digadaikan kepada pihak lain, termasuk jaminan dalam rangka transaksi efek, sesuai kebijakan dan mengikuti ketentuan serta persyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak.
8. Berpartisipasi dalam aktivitas pasar keuangan dengan cara dan metode yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
9. Turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

Kementerian Keuangan menetapkan tingkat imbal hasil tetap (fixed coupon) sebesar 6,3 persen per tahun, yang dibayar secara bulanan. SR seri terbaru ini adalah instrumen investasi syariah yang aman karena dijamin pemerintah, serta dikhususkan untuk masyarakat ritel yang bisa dibeli secara online.

SR012 diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat dan dapat diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder sampai dengan jatuh temponya yakni 3 tahun, tepatnya pada 10 Maret 2023. Minimum holding period sebelum bisa diperdagangkan adalah tiga kali pembayaran kupon, atau mulai 11 Juni 2020.

Karena dijamin oleh pemerintah, instrumen investasi ini cocok untuk investor yang memiliki profil risiko rendah atau penghindar risiko (risk averse) dan pemula. Selain itu, modal awal untuk membeli sukuk ini sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp1 juta (1 unit) dengan kelipatan Rp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar (3000 unit).

Pembelian produk investasi syariah yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran 24 Februari hingga 18 Maret 2020.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Pemerintah telah resmi membuka masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020. Masa penawaran investasi syariah itu hingga 18 Maret 2020.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

(KA01/hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua